Selasa, 02 Juni 2009
Lari Dari Kuwait
DARI CELAH-CELAH KRISIS TELUK :
LARI DARI KUWAIT SETELAH 37 TAHUN
* Menyaksikan dengan mata kepala sendiri kekejaman tentara Irak
* Semua harta miliknya dirampas dan mobilnya diangkut ke Baghdad
Oleh : Zulharbi Salim, Wartawan Haluan di Timur Tengah
Dengan semakin meningkatnya situasi krisis Teluk, dan dalam beberapa hari lagi limit waktu yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB akan berakhir, kita masih bertanya-tanya apakah perang di Teluk Persia akan meledak ataukah masih dapat diselesaikan dengan jalan damai. Hal demikian tergantung kepada pihak-pihak terkait dalam sengketa krisis Teluk.
Betapapun keadaannya, selama 6 bulan yang lalu yaitu sejak tanggal 2 Agustus 1991 rakyat Kuwait telah dibuat menderita dan kucar-kacir oleh pasukan Irak. Semua harta benda, kekayaan, dan apa saja yang namanya barang berharga diangkut Irak sebagai apa yang mereka sebut dengan "pampasan perang".
Kuwait sebuah negara kecil yang terletak di Teluk Persia (Arab) luasnya hanya 16.050 km persegi, berpenduduk 1.975.465 juta jiwa (sensus 1988) dan amat kaya dengan minyak. In-come per-capita US $ 14.000 atau sekitar Rp 26.516.000. Suatu hal yang sudah lama diincar Irak dan mengklaim sebagai bagian dari wilayah Irak.
Kuwait merupakan negara merdeka yang dipimpin oleh Emir (Raja) yang monarkhi yaitu Sheikh Jabir Ahmad Al-Sabah dan Perdana Menterinya, Saad Abdullah Al-Sabah. Kini pemerintahan Kuwait melarikan diri dan untuk sementara waktu berkedudukan di Taif, Arab Saudi.
Hampir 25% penduduk Kuwait berhasil melarikan diri ke luar negeri sejak negera kaya itu diduduki Irak termasuk keluarga Emir Kuwait yang selamat dari sergapan pasukan Irak, kecuali Pangeran Ahmad Al-Sabah, Putra Emir Kuwait yang menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga, meninggal sebagai pahlawan ketika mempertahankan Istananya dari serbuan Irak.
Dari balik peristiwa itu wartawan HALUAN di Timur Tengah yang mengadakan pemantauan dan berkunjung keperbatasan Arab Saudi-Kuwait, bertemu-wicara dengan warga Kuwait yang menyeberang ke wilayah Arab Saudi, berikut ini liputannya :
1. GERAKAN PEMBEBASAN KUWAIT
Meskipun Presiden Amerika Serikat George Bush menolak memberikan keterangan mengenai rincian bantuan Amerika kepada "Gerakan Pembebasan Kuwait", sumber Gedung Putih memberikan petunjuk bahwa bantuan Amerika kepada Kuwait berupa fotografi spionase satelit AS di atas wilayah Kuwait.
Satelit mata-mata ini dapat memonitor detail jalan-jalan raya di Kuwait, tempat amunisi Irak, posisi lapisan baja, kekuatan personil tentara Irak dan kegiatannya sehari-hari. Bahkan dapat memonitor pembicaraan dan kontak-kontak yang dilakukan pasukan Irak dengan Markas Besarnya di Baghdad.
Sejak pendudukan Irak terhadap Kuwait tanggal 2 Agustus 1990, hubungan antara Kuwait dan dunia luar terputus dan diputus oleh Irak, kecuali hubungan ke Baghdad, namun atas bantuan satelit mata-mata tadi hubungan antara Kuwait dan dunia luar sangat lancar. Kontak-kontak ini sama sekali tidak akan dapat disabotase oleh Irak di Kuwait apalagi untuk mengganggu hubungan komunakasi Radio.
Selain itu, AS juga memberikan bantuan senjata beken kepada pejuang-pejuang Kuwait berupa rudal "Stenger" yang dapat dibawa dengan mudah oleh siapa saja. Senjata ini diberikan pertamakali kepada pejuang-pejuang Afghanistan yang sudah terbukti kecanggihannya. Rudal ini dapat merontokan pesawat tempur dalam cuaca bagaimanapun. Di Afghanistan para mujahidin dapat menembak jatuh puluhan pesawat tempur Soviet yang mengakibatkan Soviet terpaksa menarik pasukannya dari Afghanistan.
Presiden Bush ketika ditanyakan wartawan mengenai perincian bantuan tersebut menyatakan "saya tidak dapat menjawab rincian keterangan. Yang dapat saya kemukakan sekarang ini adalah bantuan bagaimana dapat membebaskan Kuwait dari penguasa Irak dan memulihkan pemerintahan Kuwait yang sah. Adapun yang menyangkut bantuan militer saya minta maaf tidak dapat menjelaskannya.
2. PENGUSAHA ASAL OMAN LARI DARI KUWAIT
Setelah 37 tahun lamanya bermukim di Kuwait, seorang Arab keturunan Kesultanan Oman berhijrah mengadu nasibnya tahun 1953 ke Kuwait. Disana dia dengan susah payah memulai karirnya sebagai pedagang kelontong di sebuah sudut kota Kuwait yang mulai bangkit dan membangun negaranya setelah minyak ditemukan dilepas pantai Kuwait.
37 tahun kemudian dia terpaksa mengungsi dari Kuwait setelah menjadi milyader dengan meninggalkan semua harta kekayaannya berupa 1800 mobil yang bergerak dalam pelayanan keperluan pemerintah, sejumlah rumah dan toko swalayan. Mobil-mobilnya diambil penguasa Irak didepan matanya sendiri tanpa daya dan dibawa ke Baghdad tanpa dia sanggup membelanya, demikian pula semua isi toko swalayannya dikuras habis.
Demikian kisah yang dikemukakan Mas'ud Mahad Amiri, seorang warga Kuwait keturunan Oman yang tiba di Muskat, ibukota Oman beberapa minggu setelah serbuan Irak ke Kuwait, dengan hanya membawa mobilnya, seperangkat pakaian yang dikenakannya dan sebuah tas kecil bersisi sisa dinar yang disembunyikan dibalik pakaian anak-anaknya dan lolos dari pemeriksaan pengusa Irak.
Semula, 37 tahun lalu, dia bercita-cita hendak berangkat ke Mekkah melalui Kuwait. Sebelum sampai di Mekkah dia mengadu nasibnya berdagang di Kuwait dan semakin hari semakin meningkat sehingga dalam beberapa tahunn dia telah sukses dalam bisnisnya. Keberhasilan ini ditunjang oleh istrinya warga negara Kuwait yang kemudian memberinya 4 orang putra-putri.
Minggu pertama invasi Irak ke Kuwait dengan mata kepalanya menyaksikan betapa kekejaman dan kebrutalan tentara Irak menyeret wanita-wanita Kuwait dan memperkosanya tidak jauh dari rumahnya sendiri. Siapa saja yang melawan keinginan prajurit Irak ini langsung di tembak ditempat. Suatu pemandangan yang mengerikan yang pernah dilihatnya sendiri bagaimana seorang Arab membunuh saudaranya yang serumpun dan sebangsa dengan begitu sadis dan kejam. Ketika rumahnya di geledah dan harta bendanya diambil prajurit Irak, dia berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan memohon keselamtan bagi keluarganya dan membiarkan semua harta kekayaannya diambil tentara Irak. Rupanya dewi fortuna masih bersamanya dan masih ada tentara Irak yang berhati lembut dan ramah. "Kami hanya diperintahkan untuk mengumpulkan mobil-mobil ini dan anda segeralah berangkat dengan salah satu mobil GMC milik anda", ucap komandan pasukan Irak yang memimpin perampokan itu.
Dengan berasa syukur jam 01.00 dinihari waktu setempat Mas'ud Amiri dan keluarganya yang masih kecil-kecil melarikan mobilnya ke luar kota. "Tidak berapa lama kami dicegat dan disuruh kembali", tuturnya kepada HALUAN. Dengan rasa cemas dan penuh ketakutan saya membawa anak gadis berusia remaja, jangan-jangan menjadi korban kebrutalan tentara Irak. Dengan perbekalan yang tersedia kami mencoba menerobos padang pasir sahara menuju arah selatan. Menjelang subuh kami tiba disebuah perkampungan Baduin di gurun sahara Kuwait dan mengira kami adalah tentara Irak. Mereka bersembunyi dibalik batu dan onggokan pasir siap menyambut kami dengan tembakan. Ketika saya mengucapkan salam dan berseru bahwa kami adalah orang Kuwait, (aksen Kuwait sudah dikenal diantara sesama) mereka menyambut kami sekeluarga dengan ramah dan penuh rasa persahabatan. Setelah beristirahat sejenak dengan memberikan kami bekal air dan sejumlah roti keras, kami diajak kesuatu lembah (oase) dimana sudah ada beberapa mobil lain yang juga bermaksud sama, melarikan diri ke selatan, Arab Saudi. Atas petunjuk putra Baduin itulah kami melalui jalan setapak merayap dalam kegelapan malam (lampu mobil tidak boleh dihidupkan, karena akan kelihatan dari jauh dimalam hari). Sekitar jam 5 pagi kami telah mendekati perbatasan Arab Saudi dan seterusnya kami selamat sampai di garis perbatasan Kuwait-Saudi. tidak jauh Hafar Al-Batin. Kami disambut dengan ramah-tamah dan diberikan penampungan sementara meskipun di dalam kemah darurat. Kami diberi ransum dan setelah penyelesaian surat-menyurat kami diperkenankan berangkat menuju kota Dammam.
Pelayanan yang diberikan pejabat Arab Saudi sangat baik dan kami bersyukur dapat bebas dan selamat dari maut yang sudah membayangi kami sejak Irak menduduki Kuwait.
Menurut Amiri, para pemuda Kuwait yang mencoba melawan tentara Irak diborgol dengan tali diangkut dengan truck ke arah utara, dan begitu pula setiap lelaki warga Kuwait diangkut entah kemana dan tidak diketahui nasibnya.
Sekarang Mas'ud Amiri dan keluarganya sudah berada di Muskat, ibukota Oman dan memulai kembali kehidupan baru di negara asalnya.
3. KEHABISAN BENSIN DI KUWAIT
Sebagaiaman kita ketahui, Kuwait adalah negara kecil yang kaya minyak. Sejak pendudukan Irak, bensin sulit di dapat. Bahan bakar yang menumpuk dalam pesediaan tanker-tanker Kuwait dikuras habis dan dibawa ke Baghdad sebagai persediaan dalam negeri Irak. Di Irak sendiri bensin harus di jatah, demikian pula di Kuwait. Beberapa minggu setelah Irak mengumumkan anektasi Kuwait sebagai propinsi ke-19, penduduk Kuwait diharuskan mendaftarkan diri ke kantor komando militer setempat untuk diberikan KTP Irak. Nomor-nomor mobil Kuwait dicopoti dan diganti dengan plat Irak dengan resiko harus membayar pajak mobil yang tinggi sesuai peraturan yang berlaku di Irak. Padahal selama ini warga Kuwait sama sekali bebas pajak mobil. Tidak heran banyak warga Kuwait yang menyeberang ke Arab Saudi pakai plat mobil Irak yang dicopot di perbatasan. Polantas Arab Saudi memberinya nomor khusus dan baru diperkenankan memasuki wilayah Arab Saudi.
Siapa saja yang melawan keinginan penguasa Irak disiksa dan dimasukan kedalam tahanan. Dan yang lebih parah dibawaa ke Basrah dan Baghdad untuk dijadikan milisi Irak. Jika membangkang langsung diamankan.
Di Kuwait sendiri bahan makanan sulit didapat. Toko swalayan (super market) kosong dari bahan-bahan makanan yang sebelum tanggal 2 Agsustus 1990 penuh. Irak menyita semua barang-barang dagangan yang terdapat di pasar dan toko-toko, begitu juga obat-obatan di apotik-apotik dan rumah-rumah sakit diangkut ke Baghdad. "Tidak tega hati saya menyaksikan betapa seorang anak kecil yang sedang diinfus di RS Umum Pusat Kuwait, di cabut begitu saja tabung infusnya, sehingga anak itu menggelepar dan meninggal.." kata seorang warga Kuwait yang ditanyai wartawan HALUAN di Al-Khafji.
Menurut seorang teknisi Kuwait, Ir Ahmad Abbar (bukan nama sebenarnya) mengisahkan kepada HALUAN ketika bertemu di check-point Arab Saudi-Kuwait 10 km dari kota Al-Khafji bahwa "penguasa Irak mengambil alih instalasi kilang minyak di Kuwait dan melarang para pekerja Kuwait dan asing melaksanakan tugas rutin. Beberapa orang insinyur Kuwait dikumpulkan dan diharuskan memberikan petunjuk dan bimbingan kepada teknisi Irak untuk mengetahui sistem kerja kilang minyak tersebut. Saya termasuk salah seorang yang diminta berpartisipasi. Jika menolak akibatnya sangat fatal. Untuk itu saya dengan terpaksa mengikuti perintah-perintah mereka sampai pada suatu ketika saya dapat meloloskan diri lari dari pekerjaan dan tiba di Dhahran, Saudi Timur. Apa yang terjadi setelah itu saya tidak mengetahui lagi".
Menurut Ir Ahmad Abbar penguasa Irak kemudian diketahui mencuri semua peralatan kilang minyak Kuwait dan mengangkutnya ke Irak. (ZS)
LARI DARI KUWAIT SETELAH 37 TAHUN
* Menyaksikan dengan mata kepala sendiri kekejaman tentara Irak
* Semua harta miliknya dirampas dan mobilnya diangkut ke Baghdad
Oleh : Zulharbi Salim, Wartawan Haluan di Timur Tengah
Dengan semakin meningkatnya situasi krisis Teluk, dan dalam beberapa hari lagi limit waktu yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB akan berakhir, kita masih bertanya-tanya apakah perang di Teluk Persia akan meledak ataukah masih dapat diselesaikan dengan jalan damai. Hal demikian tergantung kepada pihak-pihak terkait dalam sengketa krisis Teluk.
Betapapun keadaannya, selama 6 bulan yang lalu yaitu sejak tanggal 2 Agustus 1991 rakyat Kuwait telah dibuat menderita dan kucar-kacir oleh pasukan Irak. Semua harta benda, kekayaan, dan apa saja yang namanya barang berharga diangkut Irak sebagai apa yang mereka sebut dengan "pampasan perang".
Kuwait sebuah negara kecil yang terletak di Teluk Persia (Arab) luasnya hanya 16.050 km persegi, berpenduduk 1.975.465 juta jiwa (sensus 1988) dan amat kaya dengan minyak. In-come per-capita US $ 14.000 atau sekitar Rp 26.516.000. Suatu hal yang sudah lama diincar Irak dan mengklaim sebagai bagian dari wilayah Irak.
Kuwait merupakan negara merdeka yang dipimpin oleh Emir (Raja) yang monarkhi yaitu Sheikh Jabir Ahmad Al-Sabah dan Perdana Menterinya, Saad Abdullah Al-Sabah. Kini pemerintahan Kuwait melarikan diri dan untuk sementara waktu berkedudukan di Taif, Arab Saudi.
Hampir 25% penduduk Kuwait berhasil melarikan diri ke luar negeri sejak negera kaya itu diduduki Irak termasuk keluarga Emir Kuwait yang selamat dari sergapan pasukan Irak, kecuali Pangeran Ahmad Al-Sabah, Putra Emir Kuwait yang menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga, meninggal sebagai pahlawan ketika mempertahankan Istananya dari serbuan Irak.
Dari balik peristiwa itu wartawan HALUAN di Timur Tengah yang mengadakan pemantauan dan berkunjung keperbatasan Arab Saudi-Kuwait, bertemu-wicara dengan warga Kuwait yang menyeberang ke wilayah Arab Saudi, berikut ini liputannya :
1. GERAKAN PEMBEBASAN KUWAIT
Meskipun Presiden Amerika Serikat George Bush menolak memberikan keterangan mengenai rincian bantuan Amerika kepada "Gerakan Pembebasan Kuwait", sumber Gedung Putih memberikan petunjuk bahwa bantuan Amerika kepada Kuwait berupa fotografi spionase satelit AS di atas wilayah Kuwait.
Satelit mata-mata ini dapat memonitor detail jalan-jalan raya di Kuwait, tempat amunisi Irak, posisi lapisan baja, kekuatan personil tentara Irak dan kegiatannya sehari-hari. Bahkan dapat memonitor pembicaraan dan kontak-kontak yang dilakukan pasukan Irak dengan Markas Besarnya di Baghdad.
Sejak pendudukan Irak terhadap Kuwait tanggal 2 Agustus 1990, hubungan antara Kuwait dan dunia luar terputus dan diputus oleh Irak, kecuali hubungan ke Baghdad, namun atas bantuan satelit mata-mata tadi hubungan antara Kuwait dan dunia luar sangat lancar. Kontak-kontak ini sama sekali tidak akan dapat disabotase oleh Irak di Kuwait apalagi untuk mengganggu hubungan komunakasi Radio.
Selain itu, AS juga memberikan bantuan senjata beken kepada pejuang-pejuang Kuwait berupa rudal "Stenger" yang dapat dibawa dengan mudah oleh siapa saja. Senjata ini diberikan pertamakali kepada pejuang-pejuang Afghanistan yang sudah terbukti kecanggihannya. Rudal ini dapat merontokan pesawat tempur dalam cuaca bagaimanapun. Di Afghanistan para mujahidin dapat menembak jatuh puluhan pesawat tempur Soviet yang mengakibatkan Soviet terpaksa menarik pasukannya dari Afghanistan.
Presiden Bush ketika ditanyakan wartawan mengenai perincian bantuan tersebut menyatakan "saya tidak dapat menjawab rincian keterangan. Yang dapat saya kemukakan sekarang ini adalah bantuan bagaimana dapat membebaskan Kuwait dari penguasa Irak dan memulihkan pemerintahan Kuwait yang sah. Adapun yang menyangkut bantuan militer saya minta maaf tidak dapat menjelaskannya.
2. PENGUSAHA ASAL OMAN LARI DARI KUWAIT
Setelah 37 tahun lamanya bermukim di Kuwait, seorang Arab keturunan Kesultanan Oman berhijrah mengadu nasibnya tahun 1953 ke Kuwait. Disana dia dengan susah payah memulai karirnya sebagai pedagang kelontong di sebuah sudut kota Kuwait yang mulai bangkit dan membangun negaranya setelah minyak ditemukan dilepas pantai Kuwait.
37 tahun kemudian dia terpaksa mengungsi dari Kuwait setelah menjadi milyader dengan meninggalkan semua harta kekayaannya berupa 1800 mobil yang bergerak dalam pelayanan keperluan pemerintah, sejumlah rumah dan toko swalayan. Mobil-mobilnya diambil penguasa Irak didepan matanya sendiri tanpa daya dan dibawa ke Baghdad tanpa dia sanggup membelanya, demikian pula semua isi toko swalayannya dikuras habis.
Demikian kisah yang dikemukakan Mas'ud Mahad Amiri, seorang warga Kuwait keturunan Oman yang tiba di Muskat, ibukota Oman beberapa minggu setelah serbuan Irak ke Kuwait, dengan hanya membawa mobilnya, seperangkat pakaian yang dikenakannya dan sebuah tas kecil bersisi sisa dinar yang disembunyikan dibalik pakaian anak-anaknya dan lolos dari pemeriksaan pengusa Irak.
Semula, 37 tahun lalu, dia bercita-cita hendak berangkat ke Mekkah melalui Kuwait. Sebelum sampai di Mekkah dia mengadu nasibnya berdagang di Kuwait dan semakin hari semakin meningkat sehingga dalam beberapa tahunn dia telah sukses dalam bisnisnya. Keberhasilan ini ditunjang oleh istrinya warga negara Kuwait yang kemudian memberinya 4 orang putra-putri.
Minggu pertama invasi Irak ke Kuwait dengan mata kepalanya menyaksikan betapa kekejaman dan kebrutalan tentara Irak menyeret wanita-wanita Kuwait dan memperkosanya tidak jauh dari rumahnya sendiri. Siapa saja yang melawan keinginan prajurit Irak ini langsung di tembak ditempat. Suatu pemandangan yang mengerikan yang pernah dilihatnya sendiri bagaimana seorang Arab membunuh saudaranya yang serumpun dan sebangsa dengan begitu sadis dan kejam. Ketika rumahnya di geledah dan harta bendanya diambil prajurit Irak, dia berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan memohon keselamtan bagi keluarganya dan membiarkan semua harta kekayaannya diambil tentara Irak. Rupanya dewi fortuna masih bersamanya dan masih ada tentara Irak yang berhati lembut dan ramah. "Kami hanya diperintahkan untuk mengumpulkan mobil-mobil ini dan anda segeralah berangkat dengan salah satu mobil GMC milik anda", ucap komandan pasukan Irak yang memimpin perampokan itu.
Dengan berasa syukur jam 01.00 dinihari waktu setempat Mas'ud Amiri dan keluarganya yang masih kecil-kecil melarikan mobilnya ke luar kota. "Tidak berapa lama kami dicegat dan disuruh kembali", tuturnya kepada HALUAN. Dengan rasa cemas dan penuh ketakutan saya membawa anak gadis berusia remaja, jangan-jangan menjadi korban kebrutalan tentara Irak. Dengan perbekalan yang tersedia kami mencoba menerobos padang pasir sahara menuju arah selatan. Menjelang subuh kami tiba disebuah perkampungan Baduin di gurun sahara Kuwait dan mengira kami adalah tentara Irak. Mereka bersembunyi dibalik batu dan onggokan pasir siap menyambut kami dengan tembakan. Ketika saya mengucapkan salam dan berseru bahwa kami adalah orang Kuwait, (aksen Kuwait sudah dikenal diantara sesama) mereka menyambut kami sekeluarga dengan ramah dan penuh rasa persahabatan. Setelah beristirahat sejenak dengan memberikan kami bekal air dan sejumlah roti keras, kami diajak kesuatu lembah (oase) dimana sudah ada beberapa mobil lain yang juga bermaksud sama, melarikan diri ke selatan, Arab Saudi. Atas petunjuk putra Baduin itulah kami melalui jalan setapak merayap dalam kegelapan malam (lampu mobil tidak boleh dihidupkan, karena akan kelihatan dari jauh dimalam hari). Sekitar jam 5 pagi kami telah mendekati perbatasan Arab Saudi dan seterusnya kami selamat sampai di garis perbatasan Kuwait-Saudi. tidak jauh Hafar Al-Batin. Kami disambut dengan ramah-tamah dan diberikan penampungan sementara meskipun di dalam kemah darurat. Kami diberi ransum dan setelah penyelesaian surat-menyurat kami diperkenankan berangkat menuju kota Dammam.
Pelayanan yang diberikan pejabat Arab Saudi sangat baik dan kami bersyukur dapat bebas dan selamat dari maut yang sudah membayangi kami sejak Irak menduduki Kuwait.
Menurut Amiri, para pemuda Kuwait yang mencoba melawan tentara Irak diborgol dengan tali diangkut dengan truck ke arah utara, dan begitu pula setiap lelaki warga Kuwait diangkut entah kemana dan tidak diketahui nasibnya.
Sekarang Mas'ud Amiri dan keluarganya sudah berada di Muskat, ibukota Oman dan memulai kembali kehidupan baru di negara asalnya.
3. KEHABISAN BENSIN DI KUWAIT
Sebagaiaman kita ketahui, Kuwait adalah negara kecil yang kaya minyak. Sejak pendudukan Irak, bensin sulit di dapat. Bahan bakar yang menumpuk dalam pesediaan tanker-tanker Kuwait dikuras habis dan dibawa ke Baghdad sebagai persediaan dalam negeri Irak. Di Irak sendiri bensin harus di jatah, demikian pula di Kuwait. Beberapa minggu setelah Irak mengumumkan anektasi Kuwait sebagai propinsi ke-19, penduduk Kuwait diharuskan mendaftarkan diri ke kantor komando militer setempat untuk diberikan KTP Irak. Nomor-nomor mobil Kuwait dicopoti dan diganti dengan plat Irak dengan resiko harus membayar pajak mobil yang tinggi sesuai peraturan yang berlaku di Irak. Padahal selama ini warga Kuwait sama sekali bebas pajak mobil. Tidak heran banyak warga Kuwait yang menyeberang ke Arab Saudi pakai plat mobil Irak yang dicopot di perbatasan. Polantas Arab Saudi memberinya nomor khusus dan baru diperkenankan memasuki wilayah Arab Saudi.
Siapa saja yang melawan keinginan penguasa Irak disiksa dan dimasukan kedalam tahanan. Dan yang lebih parah dibawaa ke Basrah dan Baghdad untuk dijadikan milisi Irak. Jika membangkang langsung diamankan.
Di Kuwait sendiri bahan makanan sulit didapat. Toko swalayan (super market) kosong dari bahan-bahan makanan yang sebelum tanggal 2 Agsustus 1990 penuh. Irak menyita semua barang-barang dagangan yang terdapat di pasar dan toko-toko, begitu juga obat-obatan di apotik-apotik dan rumah-rumah sakit diangkut ke Baghdad. "Tidak tega hati saya menyaksikan betapa seorang anak kecil yang sedang diinfus di RS Umum Pusat Kuwait, di cabut begitu saja tabung infusnya, sehingga anak itu menggelepar dan meninggal.." kata seorang warga Kuwait yang ditanyai wartawan HALUAN di Al-Khafji.
Menurut seorang teknisi Kuwait, Ir Ahmad Abbar (bukan nama sebenarnya) mengisahkan kepada HALUAN ketika bertemu di check-point Arab Saudi-Kuwait 10 km dari kota Al-Khafji bahwa "penguasa Irak mengambil alih instalasi kilang minyak di Kuwait dan melarang para pekerja Kuwait dan asing melaksanakan tugas rutin. Beberapa orang insinyur Kuwait dikumpulkan dan diharuskan memberikan petunjuk dan bimbingan kepada teknisi Irak untuk mengetahui sistem kerja kilang minyak tersebut. Saya termasuk salah seorang yang diminta berpartisipasi. Jika menolak akibatnya sangat fatal. Untuk itu saya dengan terpaksa mengikuti perintah-perintah mereka sampai pada suatu ketika saya dapat meloloskan diri lari dari pekerjaan dan tiba di Dhahran, Saudi Timur. Apa yang terjadi setelah itu saya tidak mengetahui lagi".
Menurut Ir Ahmad Abbar penguasa Irak kemudian diketahui mencuri semua peralatan kilang minyak Kuwait dan mengangkutnya ke Irak. (ZS)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar