ROKOK

SORGA ATAU SIKSA PEROKOK

Oleh : Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,

tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,

di pabrik pekerja merokok,

di kantor pegawai merokok,

di kabinet menteri merokok,

di reses parlemen anggota DPR merokok,

di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,

hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,

di perkebunan pemetik buah kopi merokok,

di perahu nelayan penjaring ikan merokok,

di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,

di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi perokok,

tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,

di ruang kepala sekolah ada guru merokok,

di kampus mahasiswa merokok,

di ruang kuliah dosen merokok,

di rapat POMG orang tua murid merokok,

di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,

di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,

di loket penjualan karcis orang merokok,

di kereta api penuh sesak orang festival merokok,

di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,

di andong Yogya kusirnya merokok,

sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,

tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,

di warung Tegal pengunjung merokok,

di restoran di toko buku orang merokok,

di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,

bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika ada orang menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya.

Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,

dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,

Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,

di apotik yang antri obat merokok,

di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,

di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,

di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok,

di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,

di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi orang perokok,

tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.

Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.

Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.

Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.

Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.

Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i. Kalau tak tahan, Di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.

15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.

4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.

Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.

Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.

Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba, Panjang rokok sekitar 9 cm.

PROSESI IBADAH HAJI

Dari Mimbar Islam منبر الإسلام



BACA AL QUR'AN SURAH AL BAQARAH AYAT 197

Musim Haji ialah beberapa bulan yang dimaklumi. Siapa yang telah menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (mencampuri ister, tidak boleh membuat maksiat, dan tidak boleh bertengkar, dalam masa mengerjakan ibadat Haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan adalah diketahui oleh Allah; dan hendaklah kamu membawa bekal dengan dan sesungguhnya sebaik-baik bekal itu ialah taqwa memelihara diri dan bertaqwalah kepadaKu wahai orang-orang yang berakal. (QS Al Baqarah 197)



H

aji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.

Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Dzulhijjah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.

Definisi

Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.

Latar belakang ibadah haji

Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syari’at yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ibadah thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.

Jenis ibadah haji

Ibadah haji, rukun Islam yang terakhir.

Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut, artinya:

Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada’. Diantara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengerjakan secara bersamaan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar. (HR Muttafak Alih)

Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.

· Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.

· Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

· Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau mengerjakan haji dan umrah secara bersamaan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.

Kegiatan ibadah haji

Padang Arafah pada musim haji

Rute yang dilalui oleh jamaah dalam ibadah haji

Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu:

· Sebelum 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.

· 8 Dzulhijjah, jamaah haji harus bermalam di Mina. Sebelumnyanya pada pagi 8 Dzulhijjah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Pagi hari tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah menuju Mina. Malam harinya, semua jamaah haji harus bermalam di Mina.

· 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.

· 10 Dzulhijjah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).

· 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

· 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

· Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf perpisahan).

Lokasi utama dalam ibadah haji

Makkah Al Mukaromah

Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.

Arafah

Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.

Mina

Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Dimasing-maising tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap satu malam.

Muzdalifah

Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.

Madinah

Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 km melalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi.

Tempat Bersejarah

Jabal Nur dan Gua Hira

Jabal Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara Masjidil Haram. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.

Jabal Tsur

Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung inilah Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi dari kepungan orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.

Jabal Rahmah

Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam as dan Hawa setelah keduanya terpisah saat turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyu yang terakhir pada Nabi Muhammad saw, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.


Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS Al Maaidah 3)

Jabal Uhud

Letaknya kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.

Makam Baqi'

Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan ra, para istri Nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan.

Masjid Qiblatain

Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan shalat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerussalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan Rajab pada saat Nabi Muhammad saw melakukan shalat Zuhur di masjid ini, tiba-tiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat shalat diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.


Sungguh Kami melihat mukamu menengadah kelangit, maka sungguh Kami akan memalingkankan kamu ke kiblat yang kami sukai, palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram..! (QS Al Baqarah 144)

Rekaman tragedi ibadah haji

· Desember 1975: 200 jamaah tewas di dekat kota Makkah setelah sebuah pipa gas meledak dan membakar sepuluh tenda.

· 4 Desember 1979: 153 jamaah tewas dan 560 lainnya terluka setelah petugas keamanan Arab Saudi yang dibantu tentara Perancis mencoba membebaskan Masjidil Haram yang disandera sekelompok militan selama dua minggu.

· 31 Juli 1987: 402 jamaah tewas, 275 diantaranya dari Iran, setelah ribuan jamaah Iran yang melakukan demonstrasi mendapat perlawanan fisik dari keamanan Arab Saudi. Akibat dari insiden itu Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, yang akhirnya tidak mengirimkan jamaahnya ke Makkah hingga tahun 1991.

· 10 Juli 1989: satu jamaah tewas dan 16 terluka akibat penembakan didalam Masjidil Haram. Akibatnya 16 orang Kuwait yang melakukan penyerangan dihukum tembak mati.

· 15 Juli 1989: lima jamaah asal Pakistan tewas dan 34 lainnya terluka akibat insiden penembakan oleh sekelompok orang bersenjata di perumahan mereka di Makkah.

· 2 Juli 1990: 1.426 jamaah tewas kebanyakan dari Asia akibat terperangkap didalam terowongan Mina.

· 24 Mei 1994: 270 jamaah tewas akibat saling dorong dan injak di Mina.

· 7 Mei 1995: tiga jamaah tewas akibat kebakaran di Mina.

· 15 April 1997: 343 jamaah tewas dan 1.500 lainnya terluka karena kehabisan nafas karena terjebak didalam kebakaran tenda di Mina.

· 9 April 1998: 118 jamaah tewas karena berdesak–desakkan saat pelaksanaan lontar jumroh.

· 5 Maret 2001: 35 jamaah tewas serta puluhan lainnya luka – luka karena berdesak – desakan di Jammarat.

· 11 Februari 2003: 14 jamaah tewas di Jumrotul Mina – enam diantaranya wanita.

· 1 Februari 2004: Sebanyak 251 jamaah tewas selama pelaksanaan lontar jumrah.

· 23 Januari 2005: 29 jamaah tewas akibat banjir terburuk dalam 20 tahun terakhir di Madinah.

· 5 Januari 2006: Sebanyak 76 tewas akibat runtuhnya sebuah penginapan al-Rayahin di jalan Gaza, sekitar 200 meter sebelah barat Masjidil Haram.

· 12 Jan 2006: Sedikitnya 345 jamaah tewas di Jammarat selama pelaksanaan lontar jumrah. Insiden ini terjadi pada pukul 15.30 waktu setempat usai shalat dzuhur, setelah jutaan jamaah saling berdesak–desakkan di pintu masuk sebelah utara lantai dua Jammarat. (Abu Hamdi Al Maghribi/sumber Wikimedia)



Al -Harbi Foundation Ó 2008

JANGAN DIBACA SAAT KHATIB SEDANG KHUTBAH

SIMPAN BAIK-BAIK KARENA ADA AYAT-AYAT AL QUR'AN DIDALAMNYA

Bulletin Dakwah: Mimbar Islam

Penerbit : Lembaga Dakwah Yayasan Wakaf Pondok Pesantren AL-HARBI

Akta Notaris No. 95 Aflinda SH

Bank: BNI Syariah BukittinggiI

Rekno: 0114402339

Alamat : Jl. Raya Batusangkar–Ombilin Km 4, Sawah Jauh, Pabalutan, Rambatan, Batusangkar 27271

Telp. (0752) 7575 092

www.alharbi.or.id

http://pontren-alharbi.blogspot.com

http://mimbar-islam.blogspot.com

Email : pabalutan@telkom.net

Berinfaq Untuk MIMBAR ISLAM berarti ikut mendukung Pendidikan  Pondok Pesantren Modern AL-HARBI - Pabalutan - Batusangkar



Sabtu, 06 Juni 2009

Krisis Teluk Antara Pro dan Kontra

KRISIS TELUK ANTARA PRO DAN KONTRA

Oleh : Zulharbi Salim

DARI krisis Teluk dapat diambil kesimpulan bahwa bangsa Arab telah menjadi bangsa terpecah belah dan tidak bersatu. Solidaritas Arab yang selama ini berkumandang dan diagung-agungkan sebagai simbol pemersatu menjadi ompong dan tercampak dari identitasnya. Apa yang disebut Qaumiyah (nasionalisme) Arab sudah tidak dapat membawakan perannya dan sudah kehilangan bentuk.

Baghdad sempat menjadi tuan rumah Sidang KTT Arab Istimewa pada tanggal 30 Mei 1990 lalu dan mendapat kesempatan mengorbitkan Saddam Hussein sebagai pemimpin Arab yang dianggap berhasil mengadakan negosiasi dengan Iran. Dia berhasil menciptakan status-quo dengan Iran setelah 8 tahun bertempur habis-habisan. Saddam mengumandangkan apa yang disebutqaumiyah Arab yang mesti dibina dan dijunjung tinggi.

KTT Istimewa tersebut, membahas masalah Palestina atas permintaan Presiden Palestina/Ketua PLO, Yassir Arafat, dihadiri oleh 19 negara Arab, Syria dan Libanon absen. Hasil KTT antara lain mengutuk pengungsi Yahudi Uni Soviet secara besar-besaran ke wilayah Palestina yang diduduki Israel, membantu perjuangan bangsa Palestina dan intifadah (revolusi batu). Menyerukan konvesi Taif bagi penyelesaian dalam negeri Libanon. Mempersatukan gerak dan langkah dalam rangka membina solidaritas Arab dan membentuk pertahanan bersama Pan Arabian.

Dalam pidato pembukaan KTT tersebut, Saddam Hussein dengan gaya seorang orator menyatakan ancaman serius yang dialamatkannya kepada Israel dan Amerika Serikat, yang disebutnya sebagai imperalis modern dengan mengatakan "jika Israel berani menyerang Irak dengan senjata nuklir, Irak akan membalas dengan serangan lebih dahsyat dan kami sanggup menghancurkan Israel, bangsa Arab tidak perlu takut" .

Belum lagi keputusan KTT Baghdad itu direalisir, khususnya mengenai pembinaan solidaritas Arab dan pertahanan keamanan bersama, dalam tenggang waktu hanya 2 bulan, pada tanggal 2 Agustus lalu secara mengejutkan Irak melakukan invasi ke Kuwait. Agaknya bagi pemimpin Irak antara pesatuan dan solidaritas Arab dengan penyerbuan ke Kuwait seperti tidak ada kaitan. Sebenarnya Saddam Hussein sudah mendapat kesempatan mengambil alih kepemimpinan bangsa Arab, ibaratnya " Karena nila setitik rusak susu sebelanga".

Akibatnya bukan saja merugikan perjuangan bangsa Palestina dan PLO, tetapi juga dunia Arab sendiri, bahkan menguntungkan Israel disatu pihak dan Iran dipihak lain. Iran yang selama 8 tahun menjadi musuh Irak, dapat mengambil manfaat dengan timbulnya krisis Teluk. Iran dapat menetralisir pertentangannya dengan Irak. Iran dalam hal ini seperti mendapatkandurian runtuh.. Saddam Hussein secara tidak diduga dan mengejutkan menarik pasukannya disepenjang perbatasan Shatt Al-Arab yang selama 8 tahun menjadi ajang sengketa dan pertempuran.

Bukan itu saja, Irak mengembalikan tawanan perang Iran dengan imbalan agar Iran menyerahkan sekitar 40.000 lebih tawanan Irak di Iran. Tawanan-tawanan ini begitu tiba di Irak, langsung ditempatkan di Kuwait dan disepanjang perbatasan Irak-Saudi.

SOLIDARITAS ATAU BENCANA

Masa depan negara-negara Arab di kawasan Timur Tengah mendapatkan dampak lebih berat, akibat krisis Teluk Persia. Dampak tersebut dirasakan di sektor ekonomi dan kegoncangan perdagangan di dalam negeri. Tidak semua negara Arab penghasil tambang minyak. Yordania misalnya, sebuah negara terletak diutara Arab Saudi dan di Barat Irak, 60% menggantungkan minyaknya dari Irak yang dibeli Yordania dengan harga miring. Kini, negara yang luasnya 90.089 km persegi itu. (lebih luas sedikit dari propinsi Riau) berpenduduk sekitar 7 juta orang dengan ibukota Amman, adalah negara yang paling miskin tambang minyak, tetapi negara terbesar dalam hal penampungan pengungsi. Orang-orang Palestina mengungsi ke Yodania dan kini harus pula menambah dilemmanya dengan ribuan pengungsi dari Irak dan Kuwait.

Embargo ekonomi terhadap Irak yang ditetapkan DK PBB dengan terpaksa harus dilaksanakan Yordania, akibatnya 80% hasil pertanian dan industri Yordania yang selama ini di ekspor ke Irak menjadi terhenti. Harga tidak terkendali. Para pengungsi menyebabkan Yordania harus mencari dana tambahan. Arab Saudi tampil segera mensupply Yordania dengan minyak sebagai pengganti minyak Irak, dengan harga dibawah harga pasar. AS, Jepang dan MEE menyediakan dana buat menunjang ekonomi Yordania.

Adapun sikap Raja Hussein sendiri dalam krisis Teluk lebih condong ke Irak, meskipun tetap menyesalkan pencaplokan Kuwait. Raja Hussein absen dalam KTT Liga Arab di Cairo disebabkan Yordania adalah anggota Dewan Kerjasama Arab bersama Irak, Mesir dan Yaman. Mesir setelah krisis Teluk menyatakan menarik diri. Raja Hussein biasanya muncul sebagai figur yang menonjol dan selalu bersikap netral, tidak dapat mempertahankan sikap tersebut terhadap Irak. Sebabnya, selain anggota Dewan Kerjasama Arab juga karena faktor tekanan dari dalam negeri. Pendukung Saddam cukup potensiil di Yordania, ditambah dengan warga Palestina yang mencapai 35% penduduk Yordania. Negara ini banyak mendapatkan bantuan dari Amerika dan Inggris.

Untuk mempertahankan identitas, Raja Hussein berusaha bersikap agresif dengan mengadakan kunjungan ke Amerika dan Inggris menjelaskan situasi krisis Teluk. Sebelumnya, Raja Hussein berangkat dulu ke Baghdad. Tampaknya usaha-usaha tersebut berhasil juga menjadikan status quo di kawasan Teluk, selain itu Raja Hussein tanggal 20 September 1990 mengadakan KTT terbatas di Rabat dengan Raja Hassan II dan Presiden Chadli Benjedid. KTT terbatas tersebut mencoba menetralisir situasi dengan mengemukan berbagai pendapat untuk dapat membantu penyelesaian krisis dengan negosiasi dan menjauhi global disaster (bencana dunia). Ketiga pemimpin Arab tersebut mencoba mengajukan semboyan solidaritas Arab harus dijunjung tinggi.

ANTARA PRO DAN KONTRA

5 Negara Arab yang berada disepanjang Laut Merah, Mesir, Sudan,Yaman, Djibouti, dan Arab Saudi memiliki potensi arus lalu lintas laut, ditambah dengan Arab Saudi memiliki pula pelabuhan dan pantai di Teluk Persia. Arab Saudi khususnya memang menimbulkan iri hati Irak yang sama sekali tidak mempunyai pantai, selain yang terletak dimulut kota Basra, muara sungai Efrat dan Tigris. Keinginan memiliki pelabuhan bebas inilah yang menjadi salah satu sebab pendudukan Irak di Kuwait, memenuhi ambisi Presiden Saddam.

Menanggapi terjadinya krisis Teluk akibat penyerbuan Irak ke Kuwait, tampaknya tidak semua negara Arab menentangnya, ada yang terang-terangan mendukung, ada pula bersikap menahan diri dan absen disamping ada yang mengutuknya. Antara pro dan kontra ini agaknya termasuk ciri-ciri khas bangsa Arab. Berikut ini beberapa negara yang mendukung Irak.

Menjadi pertanyaan bagi pengamat masalah Timur Tengah, kenapa Sudan bersikap apatis dibawah kepemimpinan Jenderal Omar Basyir? Basyir lebih condong mengikuti pola-pola pemikiran Saddam dan Gaddafi dan karena itu pula mendukung tindakan Saddam dan memboikot Sidang KTM dan KTT Liga Arab membicarakan krisis Teluk. Persoalannya menyangkut jasa baik Presiden Irak yang memberikan bantuan senjata dan amunisi kepada Sudan dalam menghadapi pemberontakan John Garang di Sudan Selatan.

Kolumnis harian Asharq Al-Awsat , Sir Sidehmed, edisi 15 September 1990 menulis mengenai sikap Sudan, tidak hadirnya Sudan dalam Sidang KTM Liga Arab di Cairo membuat posisi negara ini terjepit antara dua kepentingan. Hubungannya dengan Irak dan hubungannya dengan Arab Saudi. Ketika Raja Fahd meminta Sudan mengirimkan bantuan pasukan bergabung dengan pasukan multinasional di wilayah Saudi, ditampik dengan alasan adanya pasukan Amerika dan sekutunya (asing) di Arab Saudi. Sudan selama ini mengalami berbagai goncangan di dalam negeri diantara pemberontakan di Selatan dan percobaan penggulingan kekuasaan. Usaha kup ini gagal dan 28 perwira menengah Sudan dihukum mati. Kemelut lain adalah akibat banjir besar tahun lalu menyebabkan ribuan rakyat Sudan mati kelaparan. Disaat itu, muncullah bantuan sandang dan pangan dari Raja Fahd. Keadaan ini mestinya dipikirkan oleh pemimpin Sudan.

Sudan yang terletak di Selatan Mesir dan berhadapan langsung dengan Saudi di Timur (hanya dipisahkan Laut Merah), mempunyai area seluas 2.504.530 km persegi, terluas di Afrika dan termasuk negara ke-9 terluas didunia, berpenduduk sekitar 24. 500. 000 jiwa , ibukotanya Khartoum.

Sudan berpenduduk berlainan suku, di utara Arab dan di selatan Negro perbedaan suku sering menimbulkan kerusuhan rasial telah memporak-porandakan negara itu, berbagai pemberontakan timbul, guling-menggulingkan kekuasan berjalan terus dan ekonomi semakin parah. Presiden Jaafar Numeiri yang menjadi Presiden tahun 1971 dapat memperbaiki ekonomi dalam negeri secara bertahap tetapi menjalankan kekuasaan tangan besi. Korupsi dimana-mana. Dia digulingkan Jenderal Abdurrahman Siwareddahab tanggal 6 April 1971, Numeiri lari ke Mesir. Pemerintahan Siwareddahab dapat menetralisir keadaan dalam negeri dan mengembalikan kehidupan politik dengan memunculkan kembali parpol-parpol.

Kemudian menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih Sadiq Al-Mahdi tahun 1986. Tampaknya kehidupan partai di Sudan tidak membawa perobahan, muncullah Jenderal Omar Basyir menggulingkan Mahdi tahun 1989.

Sikap pemerintah Sudan terhadap krisis Teluk tampaknya lebih condong memihak Irak, karena ada unsur-unsur kesamaan pemikiran antara Jenderal Basyir dengan Presiden Saddam Hussein. Salah satu pers Barat mengungkapkan adanya Radar dan Rudal Irak ditempatkan di wilayah Sudan menghadap ke Timur (Arab Saudi), cukup membuat Raja Fahd berang.

YAMAN
Yaman dahulunya terdiri dari Yaman Utara dengan ibukota Sanaa dan Yaman Selatan dengan ibukota Aden. Peta Yaman berobah sejak Nopember 1989 dengan pernyataan kedua pemimpin negara itu, menjadikan Yaman negara kesatuan. Keanggotaan Yaman di Liga Arab dan di PBB serta lembaga internasional lainnya hanya membawa nama satu Yaman, tanpa Utara dan Selatan. Presidennya adalah Kolonel (sekarang Jenderal) Ali Abdullah Saleh, sedangkan wakilnya mantan Presiden Yaman Selatan, Ali Al-Baidh.

Luas Yaman (setelah digabung) 481.740 km persegi, berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, berpenghasilan katun dan hasil pertanian. Semula di Yaman tidak ditemukan tambang minyak, namun 1984 perusahaan Hunt Oil dari Dallas, Amerika menemukana sumber minyak di Yaman Utara, tetapi belum memadai.

Berbicara mengenai Yaman, meskipun telah bergabung dibawah satu bendera Yaman, harus diklasifikasikan karena adanya pandangan politik berbeda sebelumnya. Andaikata Yaman belum berfusi, barangkali sikap Yaman Utara lebih banyak condong mendukung blok Arab Saudi ketimbang Yaman Selatan yang sempat diwarnai dengan faham sosialis pro Soviet. (Vide artikel penulis dalam majalah Panji Masyarakat No. 246, tahun ke XIX, tanggal 1 Mei 1978).

Mengenai sikap Yaman terhadap krisis Teluk, kiranya dapat dimengerti kenapa lebih condong berpihak mendukung Irak. Selain Yaman menjadi anggota Dewan Kerjasama Arab, pengaruh kepemimpinan Saddam cukup besar bagi Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh. Bantuan minyak Irak bagi Yaman (baca: Selatan) cukup potensil, ditambah bantuan penasehat militer dan senjata. Konon, di Yaman juga ada pangkalan rudal Irak, dan praduga ini harus dibuktikan lebih jauh, sebelum mengklaimnya. Mana tahu hanya sekedar isu menakuti-nakuti saja.

Hubungan Yaman dengan Arab Saudi selama ini cukup akrab, khususnya sikap serba toleransi Arab Saudi kepada Yaman (baca: Utara). Pekerja-pekerja Yaman mendapatkan kemudahan di Arab Saudi dan dapat tinggal tanpa batas. Bantuan di sektor ekonomi, jalan raya, pembangunan irigasi dan pertanian di Yaman cukup besar. Arab Saudi membiayai beberapa proyek di Sanaa. Bukan saja Arab Saudi, negara-negara Teluk (termasuk Kuwait) juga banyak memberikan bantuan keuangan memperbaiki ekonomi Yaman.

Negara Arab lain yang bersikap mendukung adalah Meuritania, sebuah negara di pantai Barat Arfika, seluas 1.085.210 km persegi, berpenduduk sekitar 2,2 juta jiwa, ibukotanya Nouakchoot. Meuritania bertetangga dengan Maroko dan Aljazair, sebuah negara berpadang pasir. Penduduknya kebanyakan bangsa Arab Berber yang suka hidup mengembara dan berpindah-pindah sebagai pengembala ternak dari suatu tempat ketempat lain. Negera ini terkenal dengan sengketanya dengan Maroko mengenai Sahara Barat dibawah Front Polisario. Meskipun negara ini tidak banyak muncul dalam percaturan politik dunia Arab, tetapi diperhitungkan juga sebagai anggota Liga Arab.

Palestina dibawah pimpinan Yasser Arafat jelas-jelas mendukung sikap Irak dalam menghadapi krisis Teluk. Yasser Arafat adalah teman baik Saddam Hussein, bahkan agak dekat. Dalam konteks ini pula Yasser Arafat terus terang menyatakan bahwa kepentingan bangsa Palestina tersangkut kepada bantuan Irak, Diatas sudah dikemukakan bahwa Baghdad menjadi tuan rumah KTT Arab khusus membahas masalah Palestina. Sikap Arafat ini memperkuat posisi Saddam Hussein dalam meneruskan invasinya di Kuwait.

Dengan sikap Yasser Arafat yang pro Irak, hubungannya dengan negara Arab lain dikecam pedas, andil dunia Arab bagi manifestasi perjuangan bangsa dan rakyat Palestina cukup besar, termasuk andil Kuwait. Di Kuwait sebenarnya banyak pengungsi Palestina bermukim, ada juga yang sudah menjadi warga negara Kuwait bahkan mendapat posisi penting dalam pemerintahan. Sayangnya, Kuwait secara umum memperlakukan warga Palestina penduduk kelas II yang dianggap tidak lebih dari seorang pelarian yang meminta suaka politik. Dapat juga dimengerti, kenapa beberapa hari setelah serbuan Irak ke Kuwait, sejumlah rakyat Palestina dimana-mana unjuk rasa memberikan dukungan kepada Irak.

Yassir Arafat pernah mengusulkan supaya Kuwait dijadikan Monaco kedua di Teluk Persia dibawah koordinator Irak. Usul ini membuat dunia Arab semakin berang kepada Arafat dan membuat kewibawaan, kepemimpinan, dan pamornya merosot pudar.

Tunisia, sebuah negara Arab lain di pantai laut Tengah, sejak semula bersikap absen. PLO dan pemerintahan sementara Palestina berpusat disana. Presiden Zainal Abidin Ali, ketika diundang Presiden Mubarak menghadiri KTT Istimewa tanggal 10 Agustus lalu di Cairo, ditampiknya dengan alasan tidak cukup waktu bagi mempersiapkan pembahasan krisis Teluk, untuk itu Presiden Tunisia meminta jadwal Sidang ditunda beberapa hari, yang akhirnya ditolak. Tunisia sama sekali absen dalam KTT tersebut, Buntutnya Sekjen Liga Arab asal Tunisia, Chadli Klibi diminta mengundurkan diri dari Liga Arab setelah 11 tahun dijabatnya. Luas wilayah 164.206 km persegi, berpenduduk sekitar 10 juta jiwa.

Semula Aljazair dan Lybia bersikap kontra terhadap invasi Irak ke Kuwait, tetapi kemudian tampaknya kedua negara itu bersikap lebih netral dan sangat hati-hati. Gaddafi berusaha menetralisir keadaan dengan mengemukakan usul supaya Irak dan Kuwait berunding langsung, kalau perlu untuk mengembalikan kedaulatan Kuwait yang sah harus mengorbankan dua pulau kecil kaya minyak yaitu Bubyan dan Warba kepada Irak atau mengabulkan permintaan hak sewa Irak.

Aljazair dan Lybia tampaknya begitu hati-hati mengambil sikap, karena berdasarkan kepada pengalaman perjuangan kedua negara tersbut.

KONTROVERSIAL

Dengan kehadiran pasukan Amerika dan sekutunya (bukan pasukan Arab dan beberapa negara Asia), di Arab Saudi menimbulkan masalah yang kontroversial. Praduga semula tentang kehadiran pasukan AS erat sangkut pautnya dengan mempertahankan kepentingan minyak di kawasan Teluk dari sekedar hanya menghadapi invasi Irak ke wilayah Arab Saudi. Dan ini pula yang menjadi alasan kuat bagi Presiden Saddam Hussein untuk tidak melepaskan Kuwait. Jangankan bersedia menarik pasukannya dari Kuwait, berundingpun brlum bersedia. Sikap Irak tetap tegar menolak semua tuntutan Arab dan PBB buat meninggalkan Kuwait tanpa syarat.

Arab Saudi terus mempesiapkan segala sesuatu untuk mempertahankan kedaulatannya dari ancaman Irak. Teluk Arab kini ramai dengan pasukan asing dan multinasional yang belum dapat dipastikan sampai kapan keberadaannya di kawasan.

Status-quo sekarang ini menjadikan pihak-pihak terkait berusaha mengkonsolidasikan diri menghadapi setiap kemungkinan. Keadaan ini tampaknya memang disengaja atau dengan kata lain sudah ada dalam skenario.

Negara-negara Arab yang mengecam invasi Irak Kuwait adalah semua negara Teluk Persia yang terdiri dari Arab Saudi, Bahrain, Uni Persatuan Emirat, Oman, Qatar dan Kuwait sendiri. Keenam negara ini adalah anggota Dewan Kerjasama Teluk semacam ASEAN. Berikutnya, Mesir, Suriah, Libanon, Somalia, Djibouti, Somalia dan Maroko.

Yang mengirim pasukan multinasional ke Arab Saudi adalah Mesir, Maroko dan Suriah.

Perpecahan dikalangan pemimpin Arab tampaknya semakin terus meruncing dan entah kapan selesainya, hanya waktulah yang menentukan dan Tuhan Yang Maha Tahu.***

Riyadh, 22 September 1990.

Note : Artikel ini dimuat Harian :
ANGKATAN BERSENJATA, edisi No. 8527, Thn XXVI, tgl 8 Oktober 1990.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar