Kamis, 04 Juni 2009
Irak Kembali Tembaki Riyadh
Laporan Monitoring Perang Teluk melalui Radio Berbahasa Arab :
IRAK KEMBALI MENEMBAKI RIYADH
Bukittinggi. Jan (Haluan).
Radio Abu Dhabi (27/1) memberitakan bahwa tumpahan besar minyak mentah di Teluk Persia sejak Minggu (27/1) dinihari diberitakan telah terbakar, gumpalan asap raksasa yang ditimbulkannya tertiup angin angin memasuki kawasan Iran.
Sebuah tim ahli penanggulangan tumpahan minyak itu sedang dalam perjalanan dari Amerika menuju kawasan Teluk, untuk membantu bagaimana mengatasi kebakaran besar itu.
Jurubicara Pentagon menyatakan Irak sampai sekarang masih terus menumpahkan minyak keperairan Teluk Persia dan sebagian diantaranya telah dibakar. Sumber minyak itu tidak diketahui, namun minyak tersebut berasal dari sebuah terminal minyak di Kuwait dan kapal-kapal tanker yang berlabuh dipesisir Kuwait.
Irak menyatakan bahwa tumpahan minyak itu disebabkan karena serangan AU Amerika yang telah menembak 2 kapal tanker Irak diperairan Teluk Persia.
Menurut Pentagon tumpahan minyak besar dan gumpalan asap raksasa di kawasan Teluk Persia itu tidak mempunyai arti penting dilihat dari segi militer. Diakui bahwa tumpahan minyak tersebut dapat mempengaruhi gerak cepat kapal-kapal perang AL yang akan digunakan dalam serangan ampibi terhadap Kuwait. Curahan minyak itu mencapai kurang lebih 750 km persegi dan dapat menimbulkan bencana alam bagi Teluk Persia.
Sementara itu, perang Teluk sudah memasuki hari ke-10 yang masih berlangsung terus. Diberitakan dari sumber pasukan multinasional bahwa Amerika dengan pesawat F-15 telah menembak jatuh 3 buah pesawat tempur jet Irak di atas wilayah Irak. Sejak perang berkobar pasukan multinasional sudah merontokan 22 buah dan menghancurkan 23 buah pesawat lagi di darat. Sedangkan pihak koalisi telah kehilangan 19 buah pesawat perang, 10 diantaranya milik Amerika.
Radio Baghdad yang dapat dipantau di Dubai memberikan gambaran yang berbeda dengan menyatakan bahwa Irak telah menembak jatuh 171 pesawat sekutu sejak Irak diserang tanggal 17 Januari lalu.
Satuan marinir koalisi sudah menerobos sejauh 10 km dalam wilayah Kuwait dan telah menempati posisi-posisi penting memukul mundur pasukan Irak. Dalam pertempuran yang terhebat pihak sekutu telah memblokade perbekalan Irak di wilayah Kuwait. Kapal Selam yang mengambil posisi tidak jauh dari pesisir Kuwait telah melepaskan tembakan 10 rudal ke Irak dan Kuwait.
IRAK TEMBAKI RIYADH DAN TEL AVIV
Untuk membalas serang pasukan koalisi pimpinan Amerika itu, Irak hari Minggu dinihari telah mengirimkan kembali rudalnya ke Israel dan Arab Saudi, 7 rudal Scud ditembakan ke Israel, 3 ke Tel Aviv dan 1 ke Haifa, sedangkan sisanya dapat ditembak jatuh dengan "Patriot". Serangan rudal Scud ini menelan korban setidaknya 1 orang meninggal dan menciderai 66 orang lainnya. Salah satu rudal Irak mengoncangkan perumahan kelas menengah di Tel Aviv. Tembakan rudal Irak membuat penduduk Israel kalang kabut dan panik sehingga mereka mengungsi ke tempat yang diapandang lebih aman.
Pihak Israel yang sekarang mendapat gempuran Irak sama sekali belum melakukan pembalasan karena mematuhi permintaan Amerika untuk tidak melakukan serangan belasan terhadap Irak. "Kesabaran ada batasnya dan pada suatu ketika Irak akan menerima pembalasan hebat Israel", kata Menhan Israel
Sistem penyerangan rudal Irak ke Israel menurut Radio Baghdad dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat untuk menghindari serangan sekutu.
Radio Riyadh Minggu (21/1) dinihari memberitakan bahwa sirene peringatan serangan udara terus menurus dibunyikan di kota Riyadh, sementara rudal Irak menuju sasarannya di kota Riyadh dan jatuh disebuah gedung berlantai 6.
Menurut laporan saksi mata sebuah rudal Irak meluncur menuju kota Riyadh dan jatuh didekat gedung berlantai 6 sehingga membuat penghuninya panik dan kemudian disusul rudal lainnya yang kemudian meledak di tanah. Rudal Scud Irak itu gagal dikejar oleh penangkis rudal "Patriot". Serangan rudal Irak ke Riyadh untuk keempat kalinya telah menghancurkan beberapa gedung dan banyak bangunan. Serangan semalam merenggut 1 jiwa dan 30 orang lainnya luka-luka.
Menurut Radio Cairo (27/1) memberitakan bahwa satuan-satuan tempur Angkatan Darat sekarang sudah mulai melakukan terobosan ke wilayah Kuwait dengan lindungan satuan AU sekutu. Konvoi besar sekutu bertujuan mematahkan pertahanan 500.000 tentara Irak yang didukung 4000 tank di Kuwait. Irak sengaja membakar tanker minyak guna menyulitkan serangan udara dan darat sekutu.
Konvoi pasukan multinasional dibawah pimpinan Amerika ini diperlengkapi dengan berbagai senjata mutakhir antara lain tank M1 A1 dan kendaraan tempur Breadley ikut serta dalam konvoi ribuan tentara sekutu. Satuan kekuatan ini diperkirakan akan mampu menyapu dan mengusir pasukan Irak di Kuwait dalam jangka waktu 1 bulan. Wajah cerah pasukan ini menandakan optimisme pasukan multinasional untuk memenangkan perang dengan secepatnya, namun mereka diperkirakan kalah gesit dan pengalaman menghadapi tentara Irak yang sudah banyak merasakan "asam garam" perang di padang pasir. Pasukan komando "Badai Padang Pasir" yang diduga bakal membebaskan Kuwait dari pendudukan Irak ini terhalang dengan turunnya hujan lebat dan kemudian melaju kembali setelah cuaca mulai membaik.
BERTAHAN SAMPAI TETES DARAH TERAKHIR
Menurut siaran Radio Baghdad, Presiden Saddam Hussein (26/1) telah mengadakan kunjungan mendadak ke Kuwait untuk memompa semangat juang pasukannya untuk tetap terus bertahan sampai "tetesan darah terakhir". Radio Baghdad terus menerus memutarkan lagu-lagu perjuangan dan kemenangan akan tetap berada di pihak Irak, karena pasukan sekutu harus menghadapi tentara Irak 2 berbanding 1, dengan artikata pasukan sekutu yang akan menyerbu Kuwait setidaknya 1 juta tentara. Irak bertekad akan mempertahankan Kuwait sebagai "tanah air" Irak dan dikatakannya bahwa Irak akan segera melakukan gerak cepat untuk menyerang balik dan akan menembak mati setiap tentara Amerika dan sekutunya yang berada di Arab Saudi.
Komandan devisis pasukan darat multinasional menyatakan bahwa pasukan darat sekutu sudah berada dalam jarak tembak altileri dengan pasukan Irak dan sudah mulai melakukan pengintaian dan mendeteksi kekuatan pasukan Irak di Kuwait. Hingga hari ke-10 perang Teluk lebih dari 17.000 missi serangan sekutu ke Irak dan Kuwait.
Dari Dubai pasukan AU multinasional sudah melancarkan serangan udara yang melindungi pasukan darat yang sudah mulai memasuki wilayah Kuwait dan melumpuhkan pasukan Irak.
Dilain pihak, warga negara Kuwait yang berada diluar negeri merasa gembira dengan serangan sekutu dan mengatakan "Inilah awal dari kemerdekaan Kuwait".
KB Irak, INA meliput pernyataan pemerintah Irak untuk tidak menayangkan lagi tawanan perang angkatan udara multinasional melalui televisi sebelum prosesnya selesai. Pernyataan itu dikeluarkan setelah sehari sebelumnya (Kamis) 3 tentara sekutu ditayangkan televisi Irak.
Pihak pasukan multinasional memprotes keras perlakuan Irak terhadap tawanan perang yang tidak boleh dipublikasikan secara terbuka dan bertentangan dengan konvesi Jenewa mengenai perlindungan terhadap tawanan perang. Amerika dan sekutunya menyerukan Irak untuk menghentikan penayangan tawanan perang yang tidak sessuai dengan kode etik tawanan perang yang disepakati bersama dalam perjanjian Jenewa (Zulharbi Salim)
IRAK KEMBALI MENEMBAKI RIYADH
Bukittinggi. Jan (Haluan).
Radio Abu Dhabi (27/1) memberitakan bahwa tumpahan besar minyak mentah di Teluk Persia sejak Minggu (27/1) dinihari diberitakan telah terbakar, gumpalan asap raksasa yang ditimbulkannya tertiup angin angin memasuki kawasan Iran.
Sebuah tim ahli penanggulangan tumpahan minyak itu sedang dalam perjalanan dari Amerika menuju kawasan Teluk, untuk membantu bagaimana mengatasi kebakaran besar itu.
Jurubicara Pentagon menyatakan Irak sampai sekarang masih terus menumpahkan minyak keperairan Teluk Persia dan sebagian diantaranya telah dibakar. Sumber minyak itu tidak diketahui, namun minyak tersebut berasal dari sebuah terminal minyak di Kuwait dan kapal-kapal tanker yang berlabuh dipesisir Kuwait.
Irak menyatakan bahwa tumpahan minyak itu disebabkan karena serangan AU Amerika yang telah menembak 2 kapal tanker Irak diperairan Teluk Persia.
Menurut Pentagon tumpahan minyak besar dan gumpalan asap raksasa di kawasan Teluk Persia itu tidak mempunyai arti penting dilihat dari segi militer. Diakui bahwa tumpahan minyak tersebut dapat mempengaruhi gerak cepat kapal-kapal perang AL yang akan digunakan dalam serangan ampibi terhadap Kuwait. Curahan minyak itu mencapai kurang lebih 750 km persegi dan dapat menimbulkan bencana alam bagi Teluk Persia.
Sementara itu, perang Teluk sudah memasuki hari ke-10 yang masih berlangsung terus. Diberitakan dari sumber pasukan multinasional bahwa Amerika dengan pesawat F-15 telah menembak jatuh 3 buah pesawat tempur jet Irak di atas wilayah Irak. Sejak perang berkobar pasukan multinasional sudah merontokan 22 buah dan menghancurkan 23 buah pesawat lagi di darat. Sedangkan pihak koalisi telah kehilangan 19 buah pesawat perang, 10 diantaranya milik Amerika.
Radio Baghdad yang dapat dipantau di Dubai memberikan gambaran yang berbeda dengan menyatakan bahwa Irak telah menembak jatuh 171 pesawat sekutu sejak Irak diserang tanggal 17 Januari lalu.
Satuan marinir koalisi sudah menerobos sejauh 10 km dalam wilayah Kuwait dan telah menempati posisi-posisi penting memukul mundur pasukan Irak. Dalam pertempuran yang terhebat pihak sekutu telah memblokade perbekalan Irak di wilayah Kuwait. Kapal Selam yang mengambil posisi tidak jauh dari pesisir Kuwait telah melepaskan tembakan 10 rudal ke Irak dan Kuwait.
IRAK TEMBAKI RIYADH DAN TEL AVIV
Untuk membalas serang pasukan koalisi pimpinan Amerika itu, Irak hari Minggu dinihari telah mengirimkan kembali rudalnya ke Israel dan Arab Saudi, 7 rudal Scud ditembakan ke Israel, 3 ke Tel Aviv dan 1 ke Haifa, sedangkan sisanya dapat ditembak jatuh dengan "Patriot". Serangan rudal Scud ini menelan korban setidaknya 1 orang meninggal dan menciderai 66 orang lainnya. Salah satu rudal Irak mengoncangkan perumahan kelas menengah di Tel Aviv. Tembakan rudal Irak membuat penduduk Israel kalang kabut dan panik sehingga mereka mengungsi ke tempat yang diapandang lebih aman.
Pihak Israel yang sekarang mendapat gempuran Irak sama sekali belum melakukan pembalasan karena mematuhi permintaan Amerika untuk tidak melakukan serangan belasan terhadap Irak. "Kesabaran ada batasnya dan pada suatu ketika Irak akan menerima pembalasan hebat Israel", kata Menhan Israel
Sistem penyerangan rudal Irak ke Israel menurut Radio Baghdad dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat untuk menghindari serangan sekutu.
Radio Riyadh Minggu (21/1) dinihari memberitakan bahwa sirene peringatan serangan udara terus menurus dibunyikan di kota Riyadh, sementara rudal Irak menuju sasarannya di kota Riyadh dan jatuh disebuah gedung berlantai 6.
Menurut laporan saksi mata sebuah rudal Irak meluncur menuju kota Riyadh dan jatuh didekat gedung berlantai 6 sehingga membuat penghuninya panik dan kemudian disusul rudal lainnya yang kemudian meledak di tanah. Rudal Scud Irak itu gagal dikejar oleh penangkis rudal "Patriot". Serangan rudal Irak ke Riyadh untuk keempat kalinya telah menghancurkan beberapa gedung dan banyak bangunan. Serangan semalam merenggut 1 jiwa dan 30 orang lainnya luka-luka.
Menurut Radio Cairo (27/1) memberitakan bahwa satuan-satuan tempur Angkatan Darat sekarang sudah mulai melakukan terobosan ke wilayah Kuwait dengan lindungan satuan AU sekutu. Konvoi besar sekutu bertujuan mematahkan pertahanan 500.000 tentara Irak yang didukung 4000 tank di Kuwait. Irak sengaja membakar tanker minyak guna menyulitkan serangan udara dan darat sekutu.
Konvoi pasukan multinasional dibawah pimpinan Amerika ini diperlengkapi dengan berbagai senjata mutakhir antara lain tank M1 A1 dan kendaraan tempur Breadley ikut serta dalam konvoi ribuan tentara sekutu. Satuan kekuatan ini diperkirakan akan mampu menyapu dan mengusir pasukan Irak di Kuwait dalam jangka waktu 1 bulan. Wajah cerah pasukan ini menandakan optimisme pasukan multinasional untuk memenangkan perang dengan secepatnya, namun mereka diperkirakan kalah gesit dan pengalaman menghadapi tentara Irak yang sudah banyak merasakan "asam garam" perang di padang pasir. Pasukan komando "Badai Padang Pasir" yang diduga bakal membebaskan Kuwait dari pendudukan Irak ini terhalang dengan turunnya hujan lebat dan kemudian melaju kembali setelah cuaca mulai membaik.
BERTAHAN SAMPAI TETES DARAH TERAKHIR
Menurut siaran Radio Baghdad, Presiden Saddam Hussein (26/1) telah mengadakan kunjungan mendadak ke Kuwait untuk memompa semangat juang pasukannya untuk tetap terus bertahan sampai "tetesan darah terakhir". Radio Baghdad terus menerus memutarkan lagu-lagu perjuangan dan kemenangan akan tetap berada di pihak Irak, karena pasukan sekutu harus menghadapi tentara Irak 2 berbanding 1, dengan artikata pasukan sekutu yang akan menyerbu Kuwait setidaknya 1 juta tentara. Irak bertekad akan mempertahankan Kuwait sebagai "tanah air" Irak dan dikatakannya bahwa Irak akan segera melakukan gerak cepat untuk menyerang balik dan akan menembak mati setiap tentara Amerika dan sekutunya yang berada di Arab Saudi.
Komandan devisis pasukan darat multinasional menyatakan bahwa pasukan darat sekutu sudah berada dalam jarak tembak altileri dengan pasukan Irak dan sudah mulai melakukan pengintaian dan mendeteksi kekuatan pasukan Irak di Kuwait. Hingga hari ke-10 perang Teluk lebih dari 17.000 missi serangan sekutu ke Irak dan Kuwait.
Dari Dubai pasukan AU multinasional sudah melancarkan serangan udara yang melindungi pasukan darat yang sudah mulai memasuki wilayah Kuwait dan melumpuhkan pasukan Irak.
Dilain pihak, warga negara Kuwait yang berada diluar negeri merasa gembira dengan serangan sekutu dan mengatakan "Inilah awal dari kemerdekaan Kuwait".
KB Irak, INA meliput pernyataan pemerintah Irak untuk tidak menayangkan lagi tawanan perang angkatan udara multinasional melalui televisi sebelum prosesnya selesai. Pernyataan itu dikeluarkan setelah sehari sebelumnya (Kamis) 3 tentara sekutu ditayangkan televisi Irak.
Pihak pasukan multinasional memprotes keras perlakuan Irak terhadap tawanan perang yang tidak boleh dipublikasikan secara terbuka dan bertentangan dengan konvesi Jenewa mengenai perlindungan terhadap tawanan perang. Amerika dan sekutunya menyerukan Irak untuk menghentikan penayangan tawanan perang yang tidak sessuai dengan kode etik tawanan perang yang disepakati bersama dalam perjanjian Jenewa (Zulharbi Salim)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar