Selasa, 02 Juni 2009
Darah Mengalir di Masjidil Haram
DARAH MENGALIR DI MESJIDIL HARAM
Oleh : Zulharbi Salim
Berbarengan dengan pangilan “Allahu Akbar” dipengujung tahun 1399 Hijriyah dan dipermulaan tahun baru, abad ke XV Hijriyah, ummat Islam di seluruh dunia dikejutkan oleh peristiwa berdarah yang sama sekali diluar dugaan dan terjadi tiba-tiba.
Mesjidil Haram, tempat suci ummat Islam diserang, dikotori dan dilumuri dengan darah oleh sekelompok orang-orang yang tidak bertanggungjawab, dimana umat Islam diseluruh dunia dari Barat sampai ke Timur sedang disibukkan dengan peringatan masuknya abad baru hijriyah.
Tanpa memikirkan segala akibat, di pagi buta, di saat fajar menyingsing menggantikan malam dengan siang, di saat itu pula sekelompok teroris melepaskan peluru-peluru hangat kearah orang yang sedang khidmat melaksanakan ibadah sembahyang Subuh dan tawaf disekeliling Ka’bah.
Ummat Islam yang tidak berdosa menghembuskan nafasnya yang terakhir di bawah lindungan Ka’bah dan suatu kejadian yang perlu mendapat kutukan dari Allah SWT kepada manusia-manusia jahiliyah abad ke-XV Hijriyah yang haus akan darah.
Memusuhi Mesjidil Haram, pertempuran di bawah lindungan ka’bah dan di bulan Muharam pula, sungguh-sungguh perbuatan yang sangat di “haram”kan yang mesti mendapat imbalan yang setimpal sesuai dengan ayat suci Al-Qur’an artinya: “…dan janganlah membunuh di Mesjidil Haram sampai ada yang membunuh kamu, jika kamu dibunuh, bunuh pulalah mereka. Hal demikian adalah balasan bagi orang-orang yang kafif” (Al-Baqarah ayat 191).
Musuh Islam
Dari seluruh penjuru dunia baik resmi, perorangan, Islam atau bukan menyampaikan penyesalan atas peristiwa beradarah yang terjadi di Mesjidil Haram, tempat suci ummat Islam dimana terdapat Qiblat ummat Islam, lima kali sehari semalam menghadapnya.
Penyerangan terhadap rumah Allah tidak seorangpun akan menduga, karena rumah Allah adalah tempat yang paling aman, “siapa yang berada di dalam Mesjidil Haram adalah dijamin keamanannya”.
Oleh karena itu, pengawal dan penjaga Mesjidil Haram di Mekkah tidak diperkenankan memakai senjata, dikhawarirkan terjadi penembakkan. Setiap penjaga keamanan hanya diperkenankan memakai rotan untuk mengamankan jemaah haji yang berdesak-desak mencium Hajrul Aswad (Batu Hitam).
Serangan mendadak yang mengejutkan sama sekali tidak disangka oleh Arab Saudi ataupun siapa saja.
Sudah berabad-abad lamanya ummat islam melaksanakan ibadahnya dengan tenang dan damai, tanpa ada yang mengganggu. Justru disaat situasi politik memuncak di Iran, disaat Konperensi Tingkat Tinggi Arab berlangsung di Tunis, disaat kemelut hubungan Amerika Serikat dengan Iran berlangsung dan disaat ummat Islam menyambut abad ke XV Hijriyah, disitu pula ada sekelompk kecil manusia yang menamakan dirinya “Imam Mahdi” yang ditunggu mengadakan aksi terror di Mesjidil Haram.
Di depan ribuan sorotan mata, kelompok teroris yang tidak bertanggung-jawab itu mengangkut senjata otomatis ke dalam Mesjidil Haram dengan mempergunakan berbagai cara, diantaranya dengan pengusung peti mayat yang tidak mencurigakan. Biasa terjadi sehabis halat Subuh menyembahyangkan jenazah, tetapi bukan jenazah yang dibawa, malah senjata yang mengakibatkan mayat-mayat bergelimpangan. Ada pula dengan membawa karung korma dan roti yang didalamnya disembunyikan senjata-senjata. Dengan cara demikian mereka berhasil menerobos masuk kedalam Mesjid dan mengumumkan diri mereka sebagai “Imam Mahdi” telah datang.
Menurut pengumuman resmi pemerintah Arab Saudi, gerakan Syi’ah dari sekte Imam Mahdi, memang telah lama mencurigakan pihak penguasa Arab Saudi, mereka umumnya pemuda-pemuda usia (15-23 tahun). Tetapi kecurigaan itu tidak beralasan karena mereka juga orang-orang Islam yang baik. Ribuan pelajar Iran sedang menuntut pelajaran Islam di Arab Saudi, tetapi kebanyakan bukan dari sekte Syi’ah. Jadi dari mana mereka datang? Di-issuekan merka dari Lebanon, Irak dan Syria disamping ada dari Kuwait, Yaman Selatan bahkan dari Lybia?
Dari interogasi tahap permulaan ternyata senjata-senjata yang dipergunakan adalah made-in Rusia. Pihak Arab Saudi tidak membantah terlibatnya beberapa negara diluar Arab Saudi dalam operasi teror itu, disamping kabilah Otaiba yang memang sudah anti kepada raja Khalid sejak setengah abad yang lalu.
Penyerangan ini adalah yang kedua dilakukan oleh kelompok Syi’ah terhadap Mesjidil Haram dan penyerangan yang kelima dalam sejarah memusuhi Ka’bah. Sebelumnya sudah empat kali Ka’bah diserang, dua kali sebelum Islam dan dua kali sesudah Islam. Justru kali ini dimana Allah mengharamkan (melarang) melakukan pembunuhan di bulan Muharam baik binatang atau burung apalagi manusia.
Semua kita tahu, “Rumah Allah ada yang memeliharanya”, sudah banyak bukti sejarah menunjukkannya. Di zaman Rasulullah SAW pernah terjadi dua kali Mesjid Haram di Mekkah diserang oleh Raja Habsyi (Ethiopia sekarang) dengan pasukan gajah yang terkenal, akhirnya Raja Habsyi bernama Abrahah hancur dilempari burung-burung yang membawa bara api (abaa-bil).
Seluruh ulama Islam di Arab Saudi bahkan dimana saja mengeluarkan pernyataan bahwa kelompok teroris yang menyerang Mesjid Haram tanggal 20 Nopember 1979 yang lalu adalah kaum “Khawarij”, keluar dari Islam dan menjadi musuh Islam. Berdasarkan perintah Allah, darah mereka adalah “halal”. Keluarlah perintah Raja Khalid bin Abdul Azis untuk melakukan serangan balasan terhadap teroris, dan mengalirlah darah dibawah lindungan Ka’bah seperti mengalirnya air zamzam, sungguh sebuah tragedi yang menyedihkan!
Kepada mereka pemerintah Arab Saudi akan melakukan berlakunya hukum Islam yaitu hukum “qishash” bagi setiap teroris setelah melalui proses pemeriksaan, pengadilan dan dilakukan di depan umum.
Dendam dan pembalasan
Dari balik peristiwa Mesjidil Haram terdapat berbagai tafsiran dan analisa. Saat ummat Islam sedunia habis melaksanakan rukun Islam kelima, menghadapi tahun baru dan abad baru Hijriyah, disaat itu pula datang sebuah cobaan kepada ummat Islam, tangan-tangan jahil mengotori Mesjidil Haram.
Dengan mendakwakan diri sebagai “Imam Mahdi” yang di tunggu, mereka mempunyai latar belakang dari gerakan yang dicap sebagai teroris yang mengaku sebagai mujahid Islam tetapi kenyataannya memusuhi Islam.
Di Beirut ada sekelompok anak-anak muda mengumumkan dirinya “Gerakan Revolusi Pembaruan di Semenanjung Arabia” bertanggung jawab atas penyerangan ke Mesjidil Haram.
Organisasi ini menurut sinyalemen sementara terdapat di berbagai negara di Teluk Arab, yang menyebabkan Raja Khalid mengadakan pertemuan dengan Pangeran Kuwait dan Qatar untuk menganalisa keamanan di seluruh Jazirah Arab.
Pihak Arab Saudi menyatakan, kelompok Anti Raja telah menyerang Masjidil Haram, karena dendam sejak 50 tahun lebih adalah kabilah (suku) Muhaimin yang bertanggung jawab terhadap serangan itu.
Ka’bah diserang yang kelima kali
Peristiwa penyerangan yang terjadi hari Selasa subuh (20 Nopember 1979) terhadap Mesjidil Haram di Mekkah Al-Mukarramah adalah peristiwa yang kelima kalinya terjadi sejak Ka’bah didirikan.
Ka’bah diserang sebelumnya, 2 kali sebelum Islam dan 2 kali sesudah Islam :
1.Awal serangan terhadap Ka’bah dilakukan oleh Raja Yaman sekitar tahun 300 Masehi.
2.Yang kedua, 571 Masehi, pasukan Gajah dari Habsyi (Ethiopia) datang menyerang Mekkah dan Ka’bah di bawah pimpinan Abrahah yang akhirnya hancur.
Keduanya tejadi sebelum Islam dan sesudah Islam adalah :
3.Ketiga, Ka’bah diserang oleh tentara Hujaj Ibnu Yusuf melawan Abullah Ibnu Zubair yang berlindung di dalam Mesjidil Haram.
4.Keempat, ketika Syi’ah Bani Al-Karamitha menyerang Mekkah dan menghancurkan Ka’bah. Kejadian ini dipermulaan Kerajaan Abbasiah.
5.Kelima adalah serangan teroris hari Selasa, 20 Nopember 1979 bertepatan dengan akhir abad ke XIV Hijriyah. (Anspek)
Cairo, 25 Nopember 1979
Oleh : Zulharbi Salim
Berbarengan dengan pangilan “Allahu Akbar” dipengujung tahun 1399 Hijriyah dan dipermulaan tahun baru, abad ke XV Hijriyah, ummat Islam di seluruh dunia dikejutkan oleh peristiwa berdarah yang sama sekali diluar dugaan dan terjadi tiba-tiba.
Mesjidil Haram, tempat suci ummat Islam diserang, dikotori dan dilumuri dengan darah oleh sekelompok orang-orang yang tidak bertanggungjawab, dimana umat Islam diseluruh dunia dari Barat sampai ke Timur sedang disibukkan dengan peringatan masuknya abad baru hijriyah.
Tanpa memikirkan segala akibat, di pagi buta, di saat fajar menyingsing menggantikan malam dengan siang, di saat itu pula sekelompok teroris melepaskan peluru-peluru hangat kearah orang yang sedang khidmat melaksanakan ibadah sembahyang Subuh dan tawaf disekeliling Ka’bah.
Ummat Islam yang tidak berdosa menghembuskan nafasnya yang terakhir di bawah lindungan Ka’bah dan suatu kejadian yang perlu mendapat kutukan dari Allah SWT kepada manusia-manusia jahiliyah abad ke-XV Hijriyah yang haus akan darah.
Memusuhi Mesjidil Haram, pertempuran di bawah lindungan ka’bah dan di bulan Muharam pula, sungguh-sungguh perbuatan yang sangat di “haram”kan yang mesti mendapat imbalan yang setimpal sesuai dengan ayat suci Al-Qur’an artinya: “…dan janganlah membunuh di Mesjidil Haram sampai ada yang membunuh kamu, jika kamu dibunuh, bunuh pulalah mereka. Hal demikian adalah balasan bagi orang-orang yang kafif” (Al-Baqarah ayat 191).
Musuh Islam
Dari seluruh penjuru dunia baik resmi, perorangan, Islam atau bukan menyampaikan penyesalan atas peristiwa beradarah yang terjadi di Mesjidil Haram, tempat suci ummat Islam dimana terdapat Qiblat ummat Islam, lima kali sehari semalam menghadapnya.
Penyerangan terhadap rumah Allah tidak seorangpun akan menduga, karena rumah Allah adalah tempat yang paling aman, “siapa yang berada di dalam Mesjidil Haram adalah dijamin keamanannya”.
Oleh karena itu, pengawal dan penjaga Mesjidil Haram di Mekkah tidak diperkenankan memakai senjata, dikhawarirkan terjadi penembakkan. Setiap penjaga keamanan hanya diperkenankan memakai rotan untuk mengamankan jemaah haji yang berdesak-desak mencium Hajrul Aswad (Batu Hitam).
Serangan mendadak yang mengejutkan sama sekali tidak disangka oleh Arab Saudi ataupun siapa saja.
Sudah berabad-abad lamanya ummat islam melaksanakan ibadahnya dengan tenang dan damai, tanpa ada yang mengganggu. Justru disaat situasi politik memuncak di Iran, disaat Konperensi Tingkat Tinggi Arab berlangsung di Tunis, disaat kemelut hubungan Amerika Serikat dengan Iran berlangsung dan disaat ummat Islam menyambut abad ke XV Hijriyah, disitu pula ada sekelompk kecil manusia yang menamakan dirinya “Imam Mahdi” yang ditunggu mengadakan aksi terror di Mesjidil Haram.
Di depan ribuan sorotan mata, kelompok teroris yang tidak bertanggung-jawab itu mengangkut senjata otomatis ke dalam Mesjidil Haram dengan mempergunakan berbagai cara, diantaranya dengan pengusung peti mayat yang tidak mencurigakan. Biasa terjadi sehabis halat Subuh menyembahyangkan jenazah, tetapi bukan jenazah yang dibawa, malah senjata yang mengakibatkan mayat-mayat bergelimpangan. Ada pula dengan membawa karung korma dan roti yang didalamnya disembunyikan senjata-senjata. Dengan cara demikian mereka berhasil menerobos masuk kedalam Mesjid dan mengumumkan diri mereka sebagai “Imam Mahdi” telah datang.
Menurut pengumuman resmi pemerintah Arab Saudi, gerakan Syi’ah dari sekte Imam Mahdi, memang telah lama mencurigakan pihak penguasa Arab Saudi, mereka umumnya pemuda-pemuda usia (15-23 tahun). Tetapi kecurigaan itu tidak beralasan karena mereka juga orang-orang Islam yang baik. Ribuan pelajar Iran sedang menuntut pelajaran Islam di Arab Saudi, tetapi kebanyakan bukan dari sekte Syi’ah. Jadi dari mana mereka datang? Di-issuekan merka dari Lebanon, Irak dan Syria disamping ada dari Kuwait, Yaman Selatan bahkan dari Lybia?
Dari interogasi tahap permulaan ternyata senjata-senjata yang dipergunakan adalah made-in Rusia. Pihak Arab Saudi tidak membantah terlibatnya beberapa negara diluar Arab Saudi dalam operasi teror itu, disamping kabilah Otaiba yang memang sudah anti kepada raja Khalid sejak setengah abad yang lalu.
Penyerangan ini adalah yang kedua dilakukan oleh kelompok Syi’ah terhadap Mesjidil Haram dan penyerangan yang kelima dalam sejarah memusuhi Ka’bah. Sebelumnya sudah empat kali Ka’bah diserang, dua kali sebelum Islam dan dua kali sesudah Islam. Justru kali ini dimana Allah mengharamkan (melarang) melakukan pembunuhan di bulan Muharam baik binatang atau burung apalagi manusia.
Semua kita tahu, “Rumah Allah ada yang memeliharanya”, sudah banyak bukti sejarah menunjukkannya. Di zaman Rasulullah SAW pernah terjadi dua kali Mesjid Haram di Mekkah diserang oleh Raja Habsyi (Ethiopia sekarang) dengan pasukan gajah yang terkenal, akhirnya Raja Habsyi bernama Abrahah hancur dilempari burung-burung yang membawa bara api (abaa-bil).
Seluruh ulama Islam di Arab Saudi bahkan dimana saja mengeluarkan pernyataan bahwa kelompok teroris yang menyerang Mesjid Haram tanggal 20 Nopember 1979 yang lalu adalah kaum “Khawarij”, keluar dari Islam dan menjadi musuh Islam. Berdasarkan perintah Allah, darah mereka adalah “halal”. Keluarlah perintah Raja Khalid bin Abdul Azis untuk melakukan serangan balasan terhadap teroris, dan mengalirlah darah dibawah lindungan Ka’bah seperti mengalirnya air zamzam, sungguh sebuah tragedi yang menyedihkan!
Kepada mereka pemerintah Arab Saudi akan melakukan berlakunya hukum Islam yaitu hukum “qishash” bagi setiap teroris setelah melalui proses pemeriksaan, pengadilan dan dilakukan di depan umum.
Dendam dan pembalasan
Dari balik peristiwa Mesjidil Haram terdapat berbagai tafsiran dan analisa. Saat ummat Islam sedunia habis melaksanakan rukun Islam kelima, menghadapi tahun baru dan abad baru Hijriyah, disaat itu pula datang sebuah cobaan kepada ummat Islam, tangan-tangan jahil mengotori Mesjidil Haram.
Dengan mendakwakan diri sebagai “Imam Mahdi” yang di tunggu, mereka mempunyai latar belakang dari gerakan yang dicap sebagai teroris yang mengaku sebagai mujahid Islam tetapi kenyataannya memusuhi Islam.
Di Beirut ada sekelompok anak-anak muda mengumumkan dirinya “Gerakan Revolusi Pembaruan di Semenanjung Arabia” bertanggung jawab atas penyerangan ke Mesjidil Haram.
Organisasi ini menurut sinyalemen sementara terdapat di berbagai negara di Teluk Arab, yang menyebabkan Raja Khalid mengadakan pertemuan dengan Pangeran Kuwait dan Qatar untuk menganalisa keamanan di seluruh Jazirah Arab.
Pihak Arab Saudi menyatakan, kelompok Anti Raja telah menyerang Masjidil Haram, karena dendam sejak 50 tahun lebih adalah kabilah (suku) Muhaimin yang bertanggung jawab terhadap serangan itu.
Ka’bah diserang yang kelima kali
Peristiwa penyerangan yang terjadi hari Selasa subuh (20 Nopember 1979) terhadap Mesjidil Haram di Mekkah Al-Mukarramah adalah peristiwa yang kelima kalinya terjadi sejak Ka’bah didirikan.
Ka’bah diserang sebelumnya, 2 kali sebelum Islam dan 2 kali sesudah Islam :
1.Awal serangan terhadap Ka’bah dilakukan oleh Raja Yaman sekitar tahun 300 Masehi.
2.Yang kedua, 571 Masehi, pasukan Gajah dari Habsyi (Ethiopia) datang menyerang Mekkah dan Ka’bah di bawah pimpinan Abrahah yang akhirnya hancur.
Keduanya tejadi sebelum Islam dan sesudah Islam adalah :
3.Ketiga, Ka’bah diserang oleh tentara Hujaj Ibnu Yusuf melawan Abullah Ibnu Zubair yang berlindung di dalam Mesjidil Haram.
4.Keempat, ketika Syi’ah Bani Al-Karamitha menyerang Mekkah dan menghancurkan Ka’bah. Kejadian ini dipermulaan Kerajaan Abbasiah.
5.Kelima adalah serangan teroris hari Selasa, 20 Nopember 1979 bertepatan dengan akhir abad ke XIV Hijriyah. (Anspek)
Cairo, 25 Nopember 1979
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar