Selasa, 02 Juni 2009
Arab Saudi Semakin Gawat
ARAB SAUDI SEMAKIN GAWAT
Dalam situasi kemungkinan pecahnya perang di Teluk Persia, banyak warga negara asing di bagian Timur Arab Saudi, Riyadh, Tabuk dan Jeddah serta kota-kota lainnya sudah banyak meninggalkan kawasan tersebut kembali ke negara-negara masing-masing.
Dengan situasi tidak menentu membikin warga negara asing disana menjadi cemas, kalau sekiranya pecah perang mereka khawatir tidak bisa pulang kenegara masing-masing. Karenanya orang-orang asing seperti dari Amerika, Inggris, Perancis, Australia dan sejumlah warganegara Barat lainnya cepat-cepat pulang kenegara mereka.
Hal ini juga meliputi keluarga-keluarga Indonesia di Kedutaan Besar RI di Riyadh dan Konjen RI di Jeddah. Anak-anak dan istri telah dievakuasikan dan dipulangkan ke Indonesia. Namun staf dan pegawai serta Duta Besar RI tetap bertugas di tempat masing-masing sesuai dengan instruksi Departemen Luar Negeri. Para keluarga telah mulai dievakuasikan sejak tanggal 28 Desember 1990 dan dijadwalkan berakhir 13 Januari 1991. 2 hari menjelang batas waktu 15 Januari 1991 yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB, agar Irak menarik diri dari Kuwait. Begitupun warga asing di negara Teluk lainnya seperti Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar dan Oman telah banyak pulang, sementara negara-negara Teluk ini telah meningkatkan kewaspadaan yang tinggi menghadapi kemungkinan pecahnya perang Teluk.
BERBELANJA
Warga negara asing di kawasan Timur Arab Saudi menjelang keberangkatan mereka kelihatan banyak berbelanja untuk barang bawaan seperti barang elektronika, pakaian dan barang-barang souvenir lainnya. Sedemikian jauh harga pasar di Arab Saudi tetap stabil seolah-olah situasi tak akan terjadi perang.* (Zulharbi Salim)
(Haluan, Padang 30 Desember 1990)
Dalam situasi kemungkinan pecahnya perang di Teluk Persia, banyak warga negara asing di bagian Timur Arab Saudi, Riyadh, Tabuk dan Jeddah serta kota-kota lainnya sudah banyak meninggalkan kawasan tersebut kembali ke negara-negara masing-masing.
Dengan situasi tidak menentu membikin warga negara asing disana menjadi cemas, kalau sekiranya pecah perang mereka khawatir tidak bisa pulang kenegara masing-masing. Karenanya orang-orang asing seperti dari Amerika, Inggris, Perancis, Australia dan sejumlah warganegara Barat lainnya cepat-cepat pulang kenegara mereka.
Hal ini juga meliputi keluarga-keluarga Indonesia di Kedutaan Besar RI di Riyadh dan Konjen RI di Jeddah. Anak-anak dan istri telah dievakuasikan dan dipulangkan ke Indonesia. Namun staf dan pegawai serta Duta Besar RI tetap bertugas di tempat masing-masing sesuai dengan instruksi Departemen Luar Negeri. Para keluarga telah mulai dievakuasikan sejak tanggal 28 Desember 1990 dan dijadwalkan berakhir 13 Januari 1991. 2 hari menjelang batas waktu 15 Januari 1991 yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB, agar Irak menarik diri dari Kuwait. Begitupun warga asing di negara Teluk lainnya seperti Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar dan Oman telah banyak pulang, sementara negara-negara Teluk ini telah meningkatkan kewaspadaan yang tinggi menghadapi kemungkinan pecahnya perang Teluk.
BERBELANJA
Warga negara asing di kawasan Timur Arab Saudi menjelang keberangkatan mereka kelihatan banyak berbelanja untuk barang bawaan seperti barang elektronika, pakaian dan barang-barang souvenir lainnya. Sedemikian jauh harga pasar di Arab Saudi tetap stabil seolah-olah situasi tak akan terjadi perang.* (Zulharbi Salim)
(Haluan, Padang 30 Desember 1990)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar