Rabu, 10 Juni 2009
Korban Bom Kimia Irak
KORBAN BOM KIMIA IRAK
SUDAH BERJATUHAN
Apabila perang Teluk Persia benar-benar pecah, kita tidak dapat membayangkan betapa fatal akibatnya bagi kehidupan manusia. Apa yang disebut dengan "Chemical Weapon" yang kita kenal dengan "senjata kimia", benar-benar ada dan pernah dicoba bukan saja kepada tikus dan binatang, tetapi juga kepada manusia.
Bukti dan kenyataan berbicara , sama sekali tidak dapat dibantah, benar-benar telah dicoba oleh Presiden Saddam Hussein dan serdadunya kepada rakyat dan bangsanya sendiri suku Kurdi di Irak Utara.
Peristiwa ini dikenal dengan pembantaian Halbaja, sebuah kota kecil pemukiman suku Kurdi yang memberontak kepada Presiden Saddam Hussein pada pengujung tahun 1988. Ribuan rakyat Kurdi mati seketika.
Pejuang bangsa Kurdi ingin membebaskan diri dari kekuasaan Saddam Hussein dan mengumandangkan kalimat Tauhid, "La Ilahailallah, wa Muhammadan Rasulullah" , mengangkat senjata melawan kekejaman penguasa Baghdad yang sekuler, pada akhirnya menerima nasibnya yang amat drastis. Seluruh penduduk kota Halbaja, tua muda, perempuan dan anak-anak hancur lebur ditelan senjata kimia beracun.
Bom-bom kimia yang dilepaskan dari udara itu membuat pejuang-pejuang bangsa Kurdi bertekuk lutut, bukan saja manusia Kurdi yang hancur juga kemulian mesjid dan madrasah dihancur-leburkan betul-betul suatu peristiwa yang telah dicatat sebagai noda hitam rezim Saddam Hussein.
Senjata kimia itu pulalah yang amat ditakuti sekarang ini, andaikata perang Teluk meletus.. Saddam Hussein sering sesumbar akan melepaskan senjata kimianya lewat rudal Scud dan lewat pesawat tempur. Senjata kimia yang beracun ini akan dapat membumihanguskan Arab Saudi dan kawasan Teluk Persia dalam sekejap. Ancaman Irak itu membuat Amerika dan sekutunya menjadi kecut, namun ancaman dibalas pula dengan ancaman lebih dahsyat lagi. AS juga akan melepas bom kimianya untuk mnghancurkan instalasi pabrik senjata kimia Irak lebih cepat .
Dengan demikian akan terjadilah perang terbuka yang akan menjurus kepada perang dunia ke III.
Senjata kimia serupa juga digunakan Saddam Hussein ketika perang delapan tahun dengan Iran. Semula Irak membantah sama sekai tidak mempunyai pabrik senjata kimia, tetapi kemudian terbukti senjata kimia Irak telah memporak-porandakan rakyatnya sendiri.
Ketika SaddamHussein menutupi keganasannya itu, sebuah tim dari Palang Merah Internasional menemukan kenyataan amat mengerikan seperti dapat dilihat dalam foto-foto, suatu kejadian yang tidak dapat dibantah.
Selain senjata kimia, Irak kemungkinan besar juga mempunyai senjata nuklir. Pusat pembangkit senjata nuklir Irak pernag di bom oleh Irael sehingga Irak harus memindahkan pusat nuklirnya ketempat yang baru.
Instalasi itu kini sudah diketahui posisinya dan jika perang meletus, pusat-pusat nuklir Irak inilah yang akan dihancurkan lebih dulu.
Sebuah harapan menjelang "deadline" 15 Januari 1991 disampaikan kepada pihak terkait di kawasan Teluk untuk tidak akan melepaskan sebuah pelurupun dan akan kembali kepada keadaan normal. Semua pihak menginginkan perang tidak akan meletus seperti yang dikatakan Presiden AS, George Bush dalam pesan tahun barunya kepada pasukan AS di Teluk "Anda akan kembali ke Amerika tanpa sebutir pelurupun ditembakkan". mudah-mudahan. (ZS)
(Haluan Padang, 3 Januari 1991)
SUDAH BERJATUHAN
Apabila perang Teluk Persia benar-benar pecah, kita tidak dapat membayangkan betapa fatal akibatnya bagi kehidupan manusia. Apa yang disebut dengan "Chemical Weapon" yang kita kenal dengan "senjata kimia", benar-benar ada dan pernah dicoba bukan saja kepada tikus dan binatang, tetapi juga kepada manusia.
Bukti dan kenyataan berbicara , sama sekali tidak dapat dibantah, benar-benar telah dicoba oleh Presiden Saddam Hussein dan serdadunya kepada rakyat dan bangsanya sendiri suku Kurdi di Irak Utara.
Peristiwa ini dikenal dengan pembantaian Halbaja, sebuah kota kecil pemukiman suku Kurdi yang memberontak kepada Presiden Saddam Hussein pada pengujung tahun 1988. Ribuan rakyat Kurdi mati seketika.
Pejuang bangsa Kurdi ingin membebaskan diri dari kekuasaan Saddam Hussein dan mengumandangkan kalimat Tauhid, "La Ilahailallah, wa Muhammadan Rasulullah" , mengangkat senjata melawan kekejaman penguasa Baghdad yang sekuler, pada akhirnya menerima nasibnya yang amat drastis. Seluruh penduduk kota Halbaja, tua muda, perempuan dan anak-anak hancur lebur ditelan senjata kimia beracun.
Bom-bom kimia yang dilepaskan dari udara itu membuat pejuang-pejuang bangsa Kurdi bertekuk lutut, bukan saja manusia Kurdi yang hancur juga kemulian mesjid dan madrasah dihancur-leburkan betul-betul suatu peristiwa yang telah dicatat sebagai noda hitam rezim Saddam Hussein.
Senjata kimia itu pulalah yang amat ditakuti sekarang ini, andaikata perang Teluk meletus.. Saddam Hussein sering sesumbar akan melepaskan senjata kimianya lewat rudal Scud dan lewat pesawat tempur. Senjata kimia yang beracun ini akan dapat membumihanguskan Arab Saudi dan kawasan Teluk Persia dalam sekejap. Ancaman Irak itu membuat Amerika dan sekutunya menjadi kecut, namun ancaman dibalas pula dengan ancaman lebih dahsyat lagi. AS juga akan melepas bom kimianya untuk mnghancurkan instalasi pabrik senjata kimia Irak lebih cepat .
Dengan demikian akan terjadilah perang terbuka yang akan menjurus kepada perang dunia ke III.
Senjata kimia serupa juga digunakan Saddam Hussein ketika perang delapan tahun dengan Iran. Semula Irak membantah sama sekai tidak mempunyai pabrik senjata kimia, tetapi kemudian terbukti senjata kimia Irak telah memporak-porandakan rakyatnya sendiri.
Ketika SaddamHussein menutupi keganasannya itu, sebuah tim dari Palang Merah Internasional menemukan kenyataan amat mengerikan seperti dapat dilihat dalam foto-foto, suatu kejadian yang tidak dapat dibantah.
Selain senjata kimia, Irak kemungkinan besar juga mempunyai senjata nuklir. Pusat pembangkit senjata nuklir Irak pernag di bom oleh Irael sehingga Irak harus memindahkan pusat nuklirnya ketempat yang baru.
Instalasi itu kini sudah diketahui posisinya dan jika perang meletus, pusat-pusat nuklir Irak inilah yang akan dihancurkan lebih dulu.
Sebuah harapan menjelang "deadline" 15 Januari 1991 disampaikan kepada pihak terkait di kawasan Teluk untuk tidak akan melepaskan sebuah pelurupun dan akan kembali kepada keadaan normal. Semua pihak menginginkan perang tidak akan meletus seperti yang dikatakan Presiden AS, George Bush dalam pesan tahun barunya kepada pasukan AS di Teluk "Anda akan kembali ke Amerika tanpa sebutir pelurupun ditembakkan". mudah-mudahan. (ZS)
(Haluan Padang, 3 Januari 1991)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar