ROKOK

SORGA ATAU SIKSA PEROKOK

Oleh : Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,

tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,

di pabrik pekerja merokok,

di kantor pegawai merokok,

di kabinet menteri merokok,

di reses parlemen anggota DPR merokok,

di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,

hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,

di perkebunan pemetik buah kopi merokok,

di perahu nelayan penjaring ikan merokok,

di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,

di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi perokok,

tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,

di ruang kepala sekolah ada guru merokok,

di kampus mahasiswa merokok,

di ruang kuliah dosen merokok,

di rapat POMG orang tua murid merokok,

di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,

di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,

di loket penjualan karcis orang merokok,

di kereta api penuh sesak orang festival merokok,

di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,

di andong Yogya kusirnya merokok,

sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,

tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,

di warung Tegal pengunjung merokok,

di restoran di toko buku orang merokok,

di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,

bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika ada orang menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya.

Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,

dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,

Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,

di apotik yang antri obat merokok,

di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,

di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,

di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok,

di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,

di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi orang perokok,

tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.

Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.

Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.

Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.

Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.

Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i. Kalau tak tahan, Di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.

15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.

4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.

Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.

Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.

Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba, Panjang rokok sekitar 9 cm.

PROSESI IBADAH HAJI

Dari Mimbar Islam منبر الإسلام



BACA AL QUR'AN SURAH AL BAQARAH AYAT 197

Musim Haji ialah beberapa bulan yang dimaklumi. Siapa yang telah menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (mencampuri ister, tidak boleh membuat maksiat, dan tidak boleh bertengkar, dalam masa mengerjakan ibadat Haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan adalah diketahui oleh Allah; dan hendaklah kamu membawa bekal dengan dan sesungguhnya sebaik-baik bekal itu ialah taqwa memelihara diri dan bertaqwalah kepadaKu wahai orang-orang yang berakal. (QS Al Baqarah 197)



H

aji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.

Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Dzulhijjah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.

Definisi

Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.

Latar belakang ibadah haji

Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syari’at yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ibadah thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.

Jenis ibadah haji

Ibadah haji, rukun Islam yang terakhir.

Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut, artinya:

Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada’. Diantara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengerjakan secara bersamaan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar. (HR Muttafak Alih)

Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.

· Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.

· Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

· Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau mengerjakan haji dan umrah secara bersamaan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.

Kegiatan ibadah haji

Padang Arafah pada musim haji

Rute yang dilalui oleh jamaah dalam ibadah haji

Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu:

· Sebelum 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.

· 8 Dzulhijjah, jamaah haji harus bermalam di Mina. Sebelumnyanya pada pagi 8 Dzulhijjah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Pagi hari tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah menuju Mina. Malam harinya, semua jamaah haji harus bermalam di Mina.

· 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.

· 10 Dzulhijjah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).

· 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

· 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

· Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf perpisahan).

Lokasi utama dalam ibadah haji

Makkah Al Mukaromah

Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.

Arafah

Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.

Mina

Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Dimasing-maising tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap satu malam.

Muzdalifah

Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.

Madinah

Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 km melalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi.

Tempat Bersejarah

Jabal Nur dan Gua Hira

Jabal Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara Masjidil Haram. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.

Jabal Tsur

Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung inilah Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi dari kepungan orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.

Jabal Rahmah

Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam as dan Hawa setelah keduanya terpisah saat turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyu yang terakhir pada Nabi Muhammad saw, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.


Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS Al Maaidah 3)

Jabal Uhud

Letaknya kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.

Makam Baqi'

Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan ra, para istri Nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan.

Masjid Qiblatain

Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan shalat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerussalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan Rajab pada saat Nabi Muhammad saw melakukan shalat Zuhur di masjid ini, tiba-tiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat shalat diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.


Sungguh Kami melihat mukamu menengadah kelangit, maka sungguh Kami akan memalingkankan kamu ke kiblat yang kami sukai, palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram..! (QS Al Baqarah 144)

Rekaman tragedi ibadah haji

· Desember 1975: 200 jamaah tewas di dekat kota Makkah setelah sebuah pipa gas meledak dan membakar sepuluh tenda.

· 4 Desember 1979: 153 jamaah tewas dan 560 lainnya terluka setelah petugas keamanan Arab Saudi yang dibantu tentara Perancis mencoba membebaskan Masjidil Haram yang disandera sekelompok militan selama dua minggu.

· 31 Juli 1987: 402 jamaah tewas, 275 diantaranya dari Iran, setelah ribuan jamaah Iran yang melakukan demonstrasi mendapat perlawanan fisik dari keamanan Arab Saudi. Akibat dari insiden itu Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, yang akhirnya tidak mengirimkan jamaahnya ke Makkah hingga tahun 1991.

· 10 Juli 1989: satu jamaah tewas dan 16 terluka akibat penembakan didalam Masjidil Haram. Akibatnya 16 orang Kuwait yang melakukan penyerangan dihukum tembak mati.

· 15 Juli 1989: lima jamaah asal Pakistan tewas dan 34 lainnya terluka akibat insiden penembakan oleh sekelompok orang bersenjata di perumahan mereka di Makkah.

· 2 Juli 1990: 1.426 jamaah tewas kebanyakan dari Asia akibat terperangkap didalam terowongan Mina.

· 24 Mei 1994: 270 jamaah tewas akibat saling dorong dan injak di Mina.

· 7 Mei 1995: tiga jamaah tewas akibat kebakaran di Mina.

· 15 April 1997: 343 jamaah tewas dan 1.500 lainnya terluka karena kehabisan nafas karena terjebak didalam kebakaran tenda di Mina.

· 9 April 1998: 118 jamaah tewas karena berdesak–desakkan saat pelaksanaan lontar jumroh.

· 5 Maret 2001: 35 jamaah tewas serta puluhan lainnya luka – luka karena berdesak – desakan di Jammarat.

· 11 Februari 2003: 14 jamaah tewas di Jumrotul Mina – enam diantaranya wanita.

· 1 Februari 2004: Sebanyak 251 jamaah tewas selama pelaksanaan lontar jumrah.

· 23 Januari 2005: 29 jamaah tewas akibat banjir terburuk dalam 20 tahun terakhir di Madinah.

· 5 Januari 2006: Sebanyak 76 tewas akibat runtuhnya sebuah penginapan al-Rayahin di jalan Gaza, sekitar 200 meter sebelah barat Masjidil Haram.

· 12 Jan 2006: Sedikitnya 345 jamaah tewas di Jammarat selama pelaksanaan lontar jumrah. Insiden ini terjadi pada pukul 15.30 waktu setempat usai shalat dzuhur, setelah jutaan jamaah saling berdesak–desakkan di pintu masuk sebelah utara lantai dua Jammarat. (Abu Hamdi Al Maghribi/sumber Wikimedia)



Al -Harbi Foundation Ó 2008

JANGAN DIBACA SAAT KHATIB SEDANG KHUTBAH

SIMPAN BAIK-BAIK KARENA ADA AYAT-AYAT AL QUR'AN DIDALAMNYA

Bulletin Dakwah: Mimbar Islam

Penerbit : Lembaga Dakwah Yayasan Wakaf Pondok Pesantren AL-HARBI

Akta Notaris No. 95 Aflinda SH

Bank: BNI Syariah BukittinggiI

Rekno: 0114402339

Alamat : Jl. Raya Batusangkar–Ombilin Km 4, Sawah Jauh, Pabalutan, Rambatan, Batusangkar 27271

Telp. (0752) 7575 092

www.alharbi.or.id

http://pontren-alharbi.blogspot.com

http://mimbar-islam.blogspot.com

Email : pabalutan@telkom.net

Berinfaq Untuk MIMBAR ISLAM berarti ikut mendukung Pendidikan  Pondok Pesantren Modern AL-HARBI - Pabalutan - Batusangkar



Selasa, 02 Juni 2009

Genderang Perang Teluk Siap Ditabuh

Genderang Perang Di Teluk Parsi Siap Ditabuh

Oleh : Zulharbi Salim

Presiden Irak, Saddam Hussein menolak menerima kunjungan Menlu AS, James Baker tanggal 3 Januari 1991 merupakan pertanda genderang perang di Teluk Persia bakal ditabuh. Inisiatif yang dilakukan Presiden George Bush untuk mengadakan kunjungan timbal balik antara Menlu Irak, Tarik Aziz dan Menlu AS, James Baker menjadi gagal karena tidak adanya kesepakatan mengenai tanggal pertemuan. Semula AS mengusulkan, Menlu Irak, Tarik Aziz akan diterima Presiden Bush di Washington 17 Desember 1990, kemudian Menlu AS, Baker akan berkunjung ke Baghdad pada tanggal 3 Januari 1991.

Sedangkan Presiden Saddam Hussein mengusulkan kunjungan Menlu James Baker ke Baghdad pada tanggal 12 Januari 1991. Waktu yang diusulkan Saddam ini tidak dapat diterima Presiden Bush dan menyatakan waktu tersebut sangat sempit dan berbahaya yaitu 3 hari sebelum limit waktu yang telah ditetapkan DK PBB untuk mengadakan aksi bersenjata. Kemudian Saddam Hussein berusaha memajukan waktu pertemuan menjadi tanggal 9 Januari 1991, bukan dengannya, tetapi dengan Menlunya di Swiss. Jika pertemuan tanggal 9 Januari 1991 ini gagal keadaan semakin rawan.

Dengan taktik ulur waktu Presiden Saddam Hussein dinilai banyak pengamat sebagai tidak mempunyai iktikad baik dalam mengupayakan jalan damai dan lebih suka memilih berkobarnya peperangan. Waktu 3 atau 5 hari menjelang tanggal 15 Januari 1991 sangat singkat bagi suatu kunjungan seorang Menlu ke Baghdad bahkan bisa pula menjadi sandera bergabung dengan sandera-sandera yang lain. Menlu James Baker menyatakan bahwa ia masih berharap akan dapat bertemu dengan Saddam Hussein di Baghdad sebelum tanggal 12 Januari 1991, kalau perlu siap terbang ke Baghdad sebelum tanggal 9 Januari 1991 bahkan jauh sebelumnya. Apabila tanggal 9 Januari 1991pertemuan Baker dengan Saddam Hussein tidak jadi berarti keadaannya semakin kritis. Sebaliknya jika pertemuan berjalan lancar sebagaimana dinyatakan Menlu Baker sebagai kesempatan terakhir merupakan sukses dan akan terhindar dari bahaya perang yang sudah digelar. Harapannya sangat tipis, tidak sebesar akhir tahun 1990 lalu.

Waktu berjalan terus dan ultimatum DK PBB tinggal beberapa hari lagi. Meletusnya perang sebelum atau sesudah tanggal 15 Januari 1991 menjadi pembicaraan hangat pakar politik dan militer di Timur Tengah. Jika inisiatif damai tidak memungkinkan lagi dalam rangka mencari penyelesaian mengingat sudah sempitnya waktu ancaman perang terbuka tidak dapat dihindarkan lagi.

Tekad Presiden Saddam Hussein untuk bertahan di Kuwait dikemukakannya ketika menyambut tahun baru 1991 di Kuwait, ketika mengunjungi pasukan Irak disana. Dibawah unggun api dimusim dingin, Saddam Hussein memberi semangat tempur kepada pasukannya untuk mengusir pasukan Amerika dan sekutunya di kawasan Teluk. "Irak sama sekali tidak akan mundur dari Kuwait dan akan bertahan sampai tetes darah terakhir", ucapnya kepada para prajurit Irak. Kunjungan Presiden Saddam Hussein ke Kuwait diawal tahun 1991 ini adalah yang ketiga setelah Kuwait didudukinya.

Sementara itu Saddam Hussein telah mengemukakan ancamanya akan menyerang Arab Saudi, jika pasukan multinasional dibawah Komando AS menyerang Irak atau Kuwait. Kemungkinan pecahnya perang meletus dibuktikan pula dengan ketegasan Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan beberapa negara Barat lainnya untuk mengungsiskan keluarga diplomatnya dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahraian dan Oman, bahkan juga yang sedang berada di Yaman. Negara-negara adikuasa itu juga meningkatkan jumlah pasukannya di Teluk.

Kehancuran buat Irak

Sebuah analisa yang diturunkan majalah mingguan Al-Majala yang terbit di London minggu terakhir tahun 1990 meliput perkiraan jika perang pecah. Apabila usaha merebut Irak dilakukan dan bentrokan bersenjata sudah tidak dapat lagi dihindarkan pihak Amerika Serikat jauh lebih unggul dari Irak di udara. Irak hanya mempunyai pesawat tempur 600 buah dengan mudah dapat dilumpuhkan jika duet di udara, mengingat pesawat tempur Irak kebanyakan sudah tidak prima lagi dan banyak yang sudah rusak. Ada beberapa pesawat tempur Irak seperti Mig pemburu buatan Perancis, tidak cukup untuk menangkis serangan AS dan sekutunya.

Bagaimanapun pilot-pilot pesawat tempur Irak yang sudah terlatih dalam perang 8 tahun dengan Iran, sulit untuk mengimbanagi kekuatan pesawat tempur AS yang jauh lebih canggih dan modern. Perang elektronika ini tidak akan memakan waktu lama, dan perkiraannya bisa selesai dalam waktu 6 jam. Atau bisa juga berlarut-larut sampai 6 bulan.

Dalam gerakan offensif pasukan Amerika menyerang Irak direncanakan dalam tiga sudut wawasan. Pertama serangan udara, laut dan rudal jarak jauh disamping menyerbu lewat darat. Kalau di darat kemampuan 60 divisi pasukan Irak sulit diterobos dengan pertahanan empat lapis yang dibuat sedemikian rupa di Kuwait. Irak telah membangun pertahanan kuat dengan menyebar ranjau darat, lobang yang dipasang tabung gas, pagar kawat berduri beraliran tenaga listrik tegangan tinggi dan lapisan tank yang disembunyikan dibalik onggokan pasir setinggi 12 meter. Irak dalam kesempatan memperkuat pertahanannya di Kuwait akan mengandalkan rudal kimia jarak jauh. Senjata kimia beracun inilah yang selalu menjadi momok dalam perang Teluk Persia. Tidak dapat dibayangkan betapa mengerikan akibatnya. Sejarah Saddam telah dinukilkan dalam buku hitam menyingkapkan tabir pembantaiannya terhadap suku Kurdi yang nota-bene adalah bangsa Irak sendiri di dalam peristiwa Halbaja tahun 1988, tidak lama sebelum gencatan senjata dengan Iran.

Kemampuan Helikopter AS yang dikenal dengan Apache akan dapat menghalau serangan lapisan baja Irak sebelum mencapai sasarannya. Kalau mengandalkan pasukan Angkatan Darat, pengalaman perang Irak jauh lebih unggul. Pasukan multinasional yang berada di gurun pasir di Arab Saudi bagian Utara dan dekat perbatasan Kuwait tidak tahan dalam menghadapi iklim yang sangat dingin.

Skenario yang telah disusun oleh para ahli strategi militer pasukan multinasional, terlebih dahulu harus membumi-hanguskan instalasi pabrik senjata kimia atau sumber nuklir Irak, yang konon sudah berada di tangan pasukan Amerika Serikat. Kalau serbuan ini jadi akibatnya kesengseraan rakyat Irak bertambah parah dan korban berjatuhan lebih banyak. Irak akan hancur dan dapat diperkirakan pecahnya perang terbuka secara besar-besaran.

Ancaman Irak untuk menyerang Israel apabila Irak diserbu menjadikan posisi Irak akan terjepit, dimana Israel merupakan suatu kekuatan yang harus diperhitungkan pula. PM Isreal Yishak Shamir dalam tangkisan terhadap ancaman Saddam Hussein menyatakan "jika masalah krisis Teluk Persia dikaitkan dengan Israel dan Palestina, Israel akan membalas setiap serangan Irak dengan yang lebih dahsyat lagi".

Menteri Pertahanan AS, Dick Cheney menyatakan bahwa kemungkinan terjadinya perang dengan Irak makin besar, karena Presiden Saddam Hussein nampaknya tidak memahami kebulatan tekad pasukan multinasional untuk mengusir pasukan Irak dari Kuwait. Didepan pasukan AS di Basecamp Arab Saudi, Cheney memompa semangat tempur pasukan AS dengan menyatakan "kalian datang kemari adalah untuk kepentingan bangsa Amerika. Nama kalian akan dicatat sebagai pahlawan dan untuk itu bersiap-siaplah".

Penyelesaian politik

Selama upaya penyelesaian melalui jalur diplomatik dapat dilakukan, ancam-mengancam meletusnya perang akan dapat dihindari. Sudah sejak pertemuan Helsinki antara Presiden Bush dan Presiden Gorbachev masalah penyelesaian krisis Teluk lewat jalur diplomatik dibicarakan sampai kepada inisiatif Presiden Bush mengirimkan Menlu Baker ke Baghdad, disamping inisiatif para pemimpin Arab secara pribadi dan sendiri-sendiri dilakukan. Dapat dilihat bagaimana kunjungan Presiden Aljazair. Chadli Benjedid ke beberapa negara Arab dan juga ke Irak, tidak membuahkan hasil. Raja Hassan dari Maroko pernah mengusulkan untuk mengadakan KTT Istimewa Liga Arab bagi mencari penyelesaian "masalah Arab oleh bangsa Arab sendiri".

Usaha ini juga gagal meyakinkan kehadiran Presiden Saddam Hussein. Tampaknya Liga Arab sudah kehilanagn pamor dan tidak berpengaruh lagi dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi dikalangan bangsa Arab sendiri, hal ini terbukti dengan penarikan diri Chadli Klibi sebagai Sekjen Liga Arab. Bangsa Arab memang sulit menyelesaikan pertikaiannya sendiri dan ini tampaknya sudah menjadi watak.

Presiden Husni Mubarak dari Mesir yang sebelumnya adalah teman dekat Presiden Saddam Hussein telah menghimbau beberapa kali dalam setiap kesempatan dengan seruan "perdamaian"nya. Saddam Hussein hendaknya berpikir seribu kali untuk memulai kembali perang. Cukup sudah dengan pengalaman perang dengan Iran yang sudah menelan ribuan korban.

Keperihatinan dalam mengupayakan penyelesaian krisis Teluk lewat jalur diplomatik sudah semakin memuncak dan tipis dengan dekatnya batas waktu yang diberikan DK PBB yaitu tanggal 15 Januari 1991. Meskipun dalam pelaksanaannya tidak mesti perang pecah sesudah tanggal 15 Januari 1991 ini, dimana nanti akan terjadi hal-hal yang luar biasa. Presiden Saddam segera menyatakan kesediaannya menarik pasukannya dari Kuwait sesaat sebelam tanggal 15 Januari 1991 mendatang.

Di Washington, seorang anggota partai Demokrat berpengaruh dalam Dewan Perwakilan, L. Aspin mendukung pendirian Presiden Bush bahwa sanksi-sanksi saja tidak akan memaksa Irak menarik diri dari Kuwait. Aspin, yakin Ketua Komisi Angkatan Bersenjata dalam Kongres menyatakan telah berkesimpulan bahwa menjanjikan diri pada sanksi bukanlah sarana penyelesaian yang tepat. Dikatakannya kalau Washington berharap bahwa dengan sanksi dan ancaman perang dapat memaksa Irak keluar dari Kuwait maka ancaman perang itu hendaknya ancaman perang yang dapat diandalkan.

Kebanyakan pemimpin Demokrat termasuk Ketua Komisi Angkatan Bersenjata dalam Senat, Senator Syam Nahn telah mengemukakan argumentasi bahwa sanksi-sanksi terhadap Irak akan membuahkan hasil kalau diberi waktu satu tahun sampai dengan 18 bulan.

Stabilitas di Teluk

Presiden Perancis, Francois Mitterand menegaskan kembali dukungannya terhadap Konperensi Internasional mengenai perdamaian di Timur Tengah.

Menurut Mitterand, konperensi semacam itu hendaknya diadakan pembahasan mendalam baik mengenai stabilitas di Teluk Persia maupun masalah Arab-Israel, meskipun tidak perlu dibicarakan dalam waktu yang bersamaan. Pada prinsipnya Presiden Perancis lebih menyukai inisiatif damai daripada perang, beliau senantiasa menganjurkan untuk menghindari aksi militer. Seperti diketahui Perancis juga bergabung dalam pasukan multinasional di kawasan Teluk.

Irak berulang kali berusaha mengaitkan krisis Teluk yang disebabkan invasinya ke Kuwait itu dengan masalah Palestina-Israel. Hal ini ditentang keras oleh Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Eropa Barat. Sementara itu Duta Besar Inggris untuk Irak menilai bahwa Presiden Saddam Husein seorang yang mampu dan cerdik, tidak dapat menduga apa yang akan dilakukannya. Irak tidak akan berpangku tangan sampai limit waktu tanggal 15 Januari 1991 yang ditetapkan DK PBB, tetapi akan berinisiatif, khususnya dalam meningkatkan kewaspadaan pasukannya di Kuwait atau akan menarik sama sekali pasukannya dari Kuwait baik secara keseluruhan ataupun bertahap.

Waktu yang ditetapkan DK PBB tinggal beberapa hari lagi, krisis semakin memuncak dan persiapan ke arah meletusnya perang semakin dekat. *

Bukittinggi, 4 Januari 1991.

Referensi :
1. Majalah Al-Majalla, London
2. Asharq Al-Awsat, 28 Desember 1990
3. Harian Al-Jazirah, 28 Desember 1990.
4. Radio BBC, London dan Radio Australia.

(Dari: Harian Suara Karya, tanggal 9 Januari 199

Tidak ada komentar:

Posting Komentar