Kamis, 04 Juni 2009
KISWAH KA'BAH
KISWAH KA'BAH
Oleh : Zulharbi Salim
Kita mengetahui bahwa Kab'bah adalah Kiblat umat Islam di seluruh dunia, berada di Pusat Kota Suci Makkah Al-Mukarramah mempunyai sejarah yang panjang, sejak didirikan oleh Nabi Ibrahim Alaihis Salam dan Putranya Nabi Ismail AS.
Kesanalah umat Islam datang berkunjung melaksanakan Ibadah Haji, sebagai Rukun Islam ke-5 pada bulan Zulhijjah setiap tahun.
Berikut ini adalah selayang pandang tentang Kiswah (Kelambu) Ka'bah yang perlu anda ketahui.
Sumber sejarah menyebutkan bahwa orang pertama yang membuat dan memberikan Kelambu Ka'bah adalah Nabi Ismail bin Ibrahim AS. Kemudian diteruskan oleh Adnan bin Adam, kakek tertinggi Nabi Muhammad SAW.
Pada zaman sahabat diteruskan oleh para Khalifah. Ketika Raja Himyar berkuasa, dilanjutkan oleh Tubba' Al-Himyari dan digantikan oleh Al-Ma'ala dan Al-Washil.
Selain itu sejarah juga mencatat kaum wanita pertama membuat kelambu Ka'bah adalah Nabilah binti Hubab istri Abdul Muthalib dan Ibu Al-Abbas.
Pada tahun ke-X Hijrah, bertepatan dengan Hujatul Wada' (Haji Perpisahan) Rasulullah memasang Kiswah (Kelambu) Ka'bah sampai beliau wafat pada tahun ke-XI Hijrah.
Pada masa Khalifah Abu Bakar Al-Siddiq, Ka'bah dihias dengan kelambu Al-Qabathi (tenun). Masa Khalifah Umar bin Khatab dan masa Khalifah Usman bin Affan kelambu Ka'bah dibiayai dari Baitul Maal.
Khalifah Umar orang pertama yang menetapkan supaya Ka'bah diberi dua kelambu, satu terbuat dari sutera dipakai pada hari Tarwiyah (8 Zulhijjah) dan yang satu lagi dibuat dari Al-Qabathi (tenun) dan dipasang pada tanggal 27 Ramadhan.
Setelah berakhirnya masa pemerintahan para Khalifah, tiba masa Muawiyyah bin Abi Sofyan, dimana beliau memberi kelambu Ka'bah yang dibuat dari sutera 2 kali setahun. Hal yang sama diteruskan oleh Yazid bin Muawiyyah, Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Marwan.
Setelah itu Khalifah Al-Ma'mun memasang kelambu 3 kali setahun, dilanjutkan oleh Al-Nashir dari dinasti Abbasiyah yang memerintah pada masa Salahuddin Al-Ayubi, memberi kelambu Ka'bah dengan warna hijau dan hitam. Sejak saat itulah kedua warna ini terus dipakai.
Pada saat berakhirnya pemerintahan dinasti Abbasiyah datanglah Raja Zahir Baibar yang meneruskan tradisi memberi kelambu Ka'bah, kemudian pada tahun 659 H, Raja Yaman bernama Al-Mudhaffar melakukan penggantian kelambu Ka'bah secara bergiliran dengan Raja-raja Mesir.
Tidak hanya itu, pada tahun 710 H didepan pintu Ka'bah dipasang tabir berukir yang diberi nama Al-Burqu'.
Sejarah terus berjalan, pada tahun 751 H Raja Mesir, Ismail bin Muhammad bin Qawlun telah mewakafkan sebagian hartanya khusus untuk Kiswah Ka'bah dalam jangka yang cukup lama.
Sebelum Arab Saudi diperintah Raja Abdul Aziz Al-Saud, Kelambu Ka'bah ditenun di Mesir, bahkan beberapa tahun kemudian, Mesir masih mengirimkan setiap tahun secara kontinu. Setelah Kerajaan Arab Saudi mulai menemukan minyak dan ekonominya semakin melaju, Raja Faisal bin Abdul Aziz membangun pabrik Kiswah Ka'bah di Ummul Qura, Makkah.
Produksi pertama langsung dipasangkan sendiri oleh Raja Faisal, disaksikan oleh wakil-wakil pemrintah negara sahabat.
Perhatian pemerintah Arab Saudi terhadap Kiswah Ka'bah terus ditingkatkan, dengan mendatangkan tenaga ahli dari Mesir dan berbagai negara Islam lainnya dengan mempergunakan teknologi baru disamping tetap memakai sistem sulam yang harus dikerjakan dengan tangan.
Mengenai pabrik Kiswah Ka'bah dibangun diatas tanah seluas 100 meter pesegi yang terdiri beberapa bagian antara lain bagian sulam, suatu pekerjaan tangan yang memerlukan keahlian khusus. Benang katun tebal dengan ukuran berbeda-beda dipintal dan dilapisi benang emas. Bagian dalam dari Kiswah dibuat dari benang katun yang didatangkan dari Mesir.
Pada bagian dalam Kiswah itu disisipkan benang pemisah yang berfungsi sebagai pelipat. Kaligrafi disulam dengan benang emas yang bermutu tinggi, dan kaligrafi yang terdapat disetiap sudut
Kiswah dilapisi dengan perak murni.
Sebuah kelambu Ka'bah menghabiskan 670 kg sutera murni yang terdiri dari 47 gulung dan setiap gulung panjangnya 14 meter dan lebarnya 95 cm. Luas kelambu keseluruhan 2650 meter persegi.
Biaya kelambu Ka'bah sekitar 17 juta Rial atau sebesar 4.534.000 US Dollar, termasuk bahan baku, biaya operasionil dan gaji pegawai.(Abu Razi).***
Riyadh, 20 Juni 1990
Referensi :
1. Harian Al-Bilad, tanggal 17 Juni 1990, Jeddah.
2. Kantor Berita IINA, Jeddah.
Oleh : Zulharbi Salim
Kita mengetahui bahwa Kab'bah adalah Kiblat umat Islam di seluruh dunia, berada di Pusat Kota Suci Makkah Al-Mukarramah mempunyai sejarah yang panjang, sejak didirikan oleh Nabi Ibrahim Alaihis Salam dan Putranya Nabi Ismail AS.
Kesanalah umat Islam datang berkunjung melaksanakan Ibadah Haji, sebagai Rukun Islam ke-5 pada bulan Zulhijjah setiap tahun.
Berikut ini adalah selayang pandang tentang Kiswah (Kelambu) Ka'bah yang perlu anda ketahui.
Sumber sejarah menyebutkan bahwa orang pertama yang membuat dan memberikan Kelambu Ka'bah adalah Nabi Ismail bin Ibrahim AS. Kemudian diteruskan oleh Adnan bin Adam, kakek tertinggi Nabi Muhammad SAW.
Pada zaman sahabat diteruskan oleh para Khalifah. Ketika Raja Himyar berkuasa, dilanjutkan oleh Tubba' Al-Himyari dan digantikan oleh Al-Ma'ala dan Al-Washil.
Selain itu sejarah juga mencatat kaum wanita pertama membuat kelambu Ka'bah adalah Nabilah binti Hubab istri Abdul Muthalib dan Ibu Al-Abbas.
Pada tahun ke-X Hijrah, bertepatan dengan Hujatul Wada' (Haji Perpisahan) Rasulullah memasang Kiswah (Kelambu) Ka'bah sampai beliau wafat pada tahun ke-XI Hijrah.
Pada masa Khalifah Abu Bakar Al-Siddiq, Ka'bah dihias dengan kelambu Al-Qabathi (tenun). Masa Khalifah Umar bin Khatab dan masa Khalifah Usman bin Affan kelambu Ka'bah dibiayai dari Baitul Maal.
Khalifah Umar orang pertama yang menetapkan supaya Ka'bah diberi dua kelambu, satu terbuat dari sutera dipakai pada hari Tarwiyah (8 Zulhijjah) dan yang satu lagi dibuat dari Al-Qabathi (tenun) dan dipasang pada tanggal 27 Ramadhan.
Setelah berakhirnya masa pemerintahan para Khalifah, tiba masa Muawiyyah bin Abi Sofyan, dimana beliau memberi kelambu Ka'bah yang dibuat dari sutera 2 kali setahun. Hal yang sama diteruskan oleh Yazid bin Muawiyyah, Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Marwan.
Setelah itu Khalifah Al-Ma'mun memasang kelambu 3 kali setahun, dilanjutkan oleh Al-Nashir dari dinasti Abbasiyah yang memerintah pada masa Salahuddin Al-Ayubi, memberi kelambu Ka'bah dengan warna hijau dan hitam. Sejak saat itulah kedua warna ini terus dipakai.
Pada saat berakhirnya pemerintahan dinasti Abbasiyah datanglah Raja Zahir Baibar yang meneruskan tradisi memberi kelambu Ka'bah, kemudian pada tahun 659 H, Raja Yaman bernama Al-Mudhaffar melakukan penggantian kelambu Ka'bah secara bergiliran dengan Raja-raja Mesir.
Tidak hanya itu, pada tahun 710 H didepan pintu Ka'bah dipasang tabir berukir yang diberi nama Al-Burqu'.
Sejarah terus berjalan, pada tahun 751 H Raja Mesir, Ismail bin Muhammad bin Qawlun telah mewakafkan sebagian hartanya khusus untuk Kiswah Ka'bah dalam jangka yang cukup lama.
Sebelum Arab Saudi diperintah Raja Abdul Aziz Al-Saud, Kelambu Ka'bah ditenun di Mesir, bahkan beberapa tahun kemudian, Mesir masih mengirimkan setiap tahun secara kontinu. Setelah Kerajaan Arab Saudi mulai menemukan minyak dan ekonominya semakin melaju, Raja Faisal bin Abdul Aziz membangun pabrik Kiswah Ka'bah di Ummul Qura, Makkah.
Produksi pertama langsung dipasangkan sendiri oleh Raja Faisal, disaksikan oleh wakil-wakil pemrintah negara sahabat.
Perhatian pemerintah Arab Saudi terhadap Kiswah Ka'bah terus ditingkatkan, dengan mendatangkan tenaga ahli dari Mesir dan berbagai negara Islam lainnya dengan mempergunakan teknologi baru disamping tetap memakai sistem sulam yang harus dikerjakan dengan tangan.
Mengenai pabrik Kiswah Ka'bah dibangun diatas tanah seluas 100 meter pesegi yang terdiri beberapa bagian antara lain bagian sulam, suatu pekerjaan tangan yang memerlukan keahlian khusus. Benang katun tebal dengan ukuran berbeda-beda dipintal dan dilapisi benang emas. Bagian dalam dari Kiswah dibuat dari benang katun yang didatangkan dari Mesir.
Pada bagian dalam Kiswah itu disisipkan benang pemisah yang berfungsi sebagai pelipat. Kaligrafi disulam dengan benang emas yang bermutu tinggi, dan kaligrafi yang terdapat disetiap sudut
Kiswah dilapisi dengan perak murni.
Sebuah kelambu Ka'bah menghabiskan 670 kg sutera murni yang terdiri dari 47 gulung dan setiap gulung panjangnya 14 meter dan lebarnya 95 cm. Luas kelambu keseluruhan 2650 meter persegi.
Biaya kelambu Ka'bah sekitar 17 juta Rial atau sebesar 4.534.000 US Dollar, termasuk bahan baku, biaya operasionil dan gaji pegawai.(Abu Razi).***
Riyadh, 20 Juni 1990
Referensi :
1. Harian Al-Bilad, tanggal 17 Juni 1990, Jeddah.
2. Kantor Berita IINA, Jeddah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar