Rabu, 10 Juni 2009
Korban Bom Kimia Irak
KORBAN BOM KIMIA IRAK
SUDAH BERJATUHAN
Apabila perang Teluk Persia benar-benar pecah, kita tidak dapat membayangkan betapa fatal akibatnya bagi kehidupan manusia. Apa yang disebut dengan "Chemical Weapon" yang kita kenal dengan "senjata kimia", benar-benar ada dan pernah dicoba bukan saja kepada tikus dan binatang, tetapi juga kepada manusia.
Bukti dan kenyataan berbicara , sama sekali tidak dapat dibantah, benar-benar telah dicoba oleh Presiden Saddam Hussein dan serdadunya kepada rakyat dan bangsanya sendiri suku Kurdi di Irak Utara.
Peristiwa ini dikenal dengan pembantaian Halbaja, sebuah kota kecil pemukiman suku Kurdi yang memberontak kepada Presiden Saddam Hussein pada pengujung tahun 1988. Ribuan rakyat Kurdi mati seketika.
Pejuang bangsa Kurdi ingin membebaskan diri dari kekuasaan Saddam Hussein dan mengumandangkan kalimat Tauhid, "La Ilahailallah, wa Muhammadan Rasulullah" , mengangkat senjata melawan kekejaman penguasa Baghdad yang sekuler, pada akhirnya menerima nasibnya yang amat drastis. Seluruh penduduk kota Halbaja, tua muda, perempuan dan anak-anak hancur lebur ditelan senjata kimia beracun.
Bom-bom kimia yang dilepaskan dari udara itu membuat pejuang-pejuang bangsa Kurdi bertekuk lutut, bukan saja manusia Kurdi yang hancur juga kemulian mesjid dan madrasah dihancur-leburkan betul-betul suatu peristiwa yang telah dicatat sebagai noda hitam rezim Saddam Hussein.
Senjata kimia itu pulalah yang amat ditakuti sekarang ini, andaikata perang Teluk meletus.. Saddam Hussein sering sesumbar akan melepaskan senjata kimianya lewat rudal Scud dan lewat pesawat tempur. Senjata kimia yang beracun ini akan dapat membumihanguskan Arab Saudi dan kawasan Teluk Persia dalam sekejap. Ancaman Irak itu membuat Amerika dan sekutunya menjadi kecut, namun ancaman dibalas pula dengan ancaman lebih dahsyat lagi. AS juga akan melepas bom kimianya untuk mnghancurkan instalasi pabrik senjata kimia Irak lebih cepat .
Dengan demikian akan terjadilah perang terbuka yang akan menjurus kepada perang dunia ke III.
Senjata kimia serupa juga digunakan Saddam Hussein ketika perang delapan tahun dengan Iran. Semula Irak membantah sama sekai tidak mempunyai pabrik senjata kimia, tetapi kemudian terbukti senjata kimia Irak telah memporak-porandakan rakyatnya sendiri.
Ketika SaddamHussein menutupi keganasannya itu, sebuah tim dari Palang Merah Internasional menemukan kenyataan amat mengerikan seperti dapat dilihat dalam foto-foto, suatu kejadian yang tidak dapat dibantah.
Selain senjata kimia, Irak kemungkinan besar juga mempunyai senjata nuklir. Pusat pembangkit senjata nuklir Irak pernag di bom oleh Irael sehingga Irak harus memindahkan pusat nuklirnya ketempat yang baru.
Instalasi itu kini sudah diketahui posisinya dan jika perang meletus, pusat-pusat nuklir Irak inilah yang akan dihancurkan lebih dulu.
Sebuah harapan menjelang "deadline" 15 Januari 1991 disampaikan kepada pihak terkait di kawasan Teluk untuk tidak akan melepaskan sebuah pelurupun dan akan kembali kepada keadaan normal. Semua pihak menginginkan perang tidak akan meletus seperti yang dikatakan Presiden AS, George Bush dalam pesan tahun barunya kepada pasukan AS di Teluk "Anda akan kembali ke Amerika tanpa sebutir pelurupun ditembakkan". mudah-mudahan. (ZS)
(Haluan Padang, 3 Januari 1991)
SUDAH BERJATUHAN
Apabila perang Teluk Persia benar-benar pecah, kita tidak dapat membayangkan betapa fatal akibatnya bagi kehidupan manusia. Apa yang disebut dengan "Chemical Weapon" yang kita kenal dengan "senjata kimia", benar-benar ada dan pernah dicoba bukan saja kepada tikus dan binatang, tetapi juga kepada manusia.
Bukti dan kenyataan berbicara , sama sekali tidak dapat dibantah, benar-benar telah dicoba oleh Presiden Saddam Hussein dan serdadunya kepada rakyat dan bangsanya sendiri suku Kurdi di Irak Utara.
Peristiwa ini dikenal dengan pembantaian Halbaja, sebuah kota kecil pemukiman suku Kurdi yang memberontak kepada Presiden Saddam Hussein pada pengujung tahun 1988. Ribuan rakyat Kurdi mati seketika.
Pejuang bangsa Kurdi ingin membebaskan diri dari kekuasaan Saddam Hussein dan mengumandangkan kalimat Tauhid, "La Ilahailallah, wa Muhammadan Rasulullah" , mengangkat senjata melawan kekejaman penguasa Baghdad yang sekuler, pada akhirnya menerima nasibnya yang amat drastis. Seluruh penduduk kota Halbaja, tua muda, perempuan dan anak-anak hancur lebur ditelan senjata kimia beracun.
Bom-bom kimia yang dilepaskan dari udara itu membuat pejuang-pejuang bangsa Kurdi bertekuk lutut, bukan saja manusia Kurdi yang hancur juga kemulian mesjid dan madrasah dihancur-leburkan betul-betul suatu peristiwa yang telah dicatat sebagai noda hitam rezim Saddam Hussein.
Senjata kimia itu pulalah yang amat ditakuti sekarang ini, andaikata perang Teluk meletus.. Saddam Hussein sering sesumbar akan melepaskan senjata kimianya lewat rudal Scud dan lewat pesawat tempur. Senjata kimia yang beracun ini akan dapat membumihanguskan Arab Saudi dan kawasan Teluk Persia dalam sekejap. Ancaman Irak itu membuat Amerika dan sekutunya menjadi kecut, namun ancaman dibalas pula dengan ancaman lebih dahsyat lagi. AS juga akan melepas bom kimianya untuk mnghancurkan instalasi pabrik senjata kimia Irak lebih cepat .
Dengan demikian akan terjadilah perang terbuka yang akan menjurus kepada perang dunia ke III.
Senjata kimia serupa juga digunakan Saddam Hussein ketika perang delapan tahun dengan Iran. Semula Irak membantah sama sekai tidak mempunyai pabrik senjata kimia, tetapi kemudian terbukti senjata kimia Irak telah memporak-porandakan rakyatnya sendiri.
Ketika SaddamHussein menutupi keganasannya itu, sebuah tim dari Palang Merah Internasional menemukan kenyataan amat mengerikan seperti dapat dilihat dalam foto-foto, suatu kejadian yang tidak dapat dibantah.
Selain senjata kimia, Irak kemungkinan besar juga mempunyai senjata nuklir. Pusat pembangkit senjata nuklir Irak pernag di bom oleh Irael sehingga Irak harus memindahkan pusat nuklirnya ketempat yang baru.
Instalasi itu kini sudah diketahui posisinya dan jika perang meletus, pusat-pusat nuklir Irak inilah yang akan dihancurkan lebih dulu.
Sebuah harapan menjelang "deadline" 15 Januari 1991 disampaikan kepada pihak terkait di kawasan Teluk untuk tidak akan melepaskan sebuah pelurupun dan akan kembali kepada keadaan normal. Semua pihak menginginkan perang tidak akan meletus seperti yang dikatakan Presiden AS, George Bush dalam pesan tahun barunya kepada pasukan AS di Teluk "Anda akan kembali ke Amerika tanpa sebutir pelurupun ditembakkan". mudah-mudahan. (ZS)
(Haluan Padang, 3 Januari 1991)
Label:
Krisis Teluk dari Arsip
Korban Bom Kimia Irak
KORBAN BOM KIMIA IRAK
SUDAH BERJATUHAN
Apabila perang Teluk Persia benar-benar pecah, kita tidak dapat membayangkan betapa fatal akibatnya bagi kehidupan manusia. Apa yang disebut dengan "Chemical Weapon" yang kita kenal dengan "senjata kimia", benar-benar ada dan pernah dicoba bukan saja kepada tikus dan binatang, tetapi juga kepada manusia.
Bukti dan kenyataan berbicara , sama sekali tidak dapat dibantah, benar-benar telah dicoba oleh Presiden Saddam Hussein dan serdadunya kepada rakyat dan bangsanya sendiri suku Kurdi di Irak Utara.
Peristiwa ini dikenal dengan pembantaian Halbaja, sebuah kota kecil pemukiman suku Kurdi yang memberontak kepada Presiden Saddam Hussein pada pengujung tahun 1988. Ribuan rakyat Kurdi mati seketika.
Pejuang bangsa Kurdi ingin membebaskan diri dari kekuasaan Saddam Hussein dan mengumandangkan kalimat Tauhid, "La Ilahailallah, wa Muhammadan Rasulullah" , mengangkat senjata melawan kekejaman penguasa Baghdad yang sekuler, pada akhirnya menerima nasibnya yang amat drastis. Seluruh penduduk kota Halbaja, tua muda, perempuan dan anak-anak hancur lebur ditelan senjata kimia beracun.
Bom-bom kimia yang dilepaskan dari udara itu membuat pejuang-pejuang bangsa Kurdi bertekuk lutut, bukan saja manusia Kurdi yang hancur juga kemulian mesjid dan madrasah dihancur-leburkan betul-betul suatu peristiwa yang telah dicatat sebagai noda hitam rezim Saddam Hussein.
Senjata kimia itu pulalah yang amat ditakuti sekarang ini, andaikata perang Teluk meletus.. Saddam Hussein sering sesumbar akan melepaskan senjata kimianya lewat rudal Scud dan lewat pesawat tempur. Senjata kimia yang beracun ini akan dapat membumihanguskan Arab Saudi dan kawasan Teluk Persia dalam sekejap. Ancaman Irak itu membuat Amerika dan sekutunya menjadi kecut, namun ancaman dibalas pula dengan ancaman lebih dahsyat lagi. AS juga akan melepas bom kimianya untuk mnghancurkan instalasi pabrik senjata kimia Irak lebih cepat .
Dengan demikian akan terjadilah perang terbuka yang akan menjurus kepada perang dunia ke III.
Senjata kimia serupa juga digunakan Saddam Hussein ketika perang delapan tahun dengan Iran. Semula Irak membantah sama sekai tidak mempunyai pabrik senjata kimia, tetapi kemudian terbukti senjata kimia Irak telah memporak-porandakan rakyatnya sendiri.
Ketika SaddamHussein menutupi keganasannya itu, sebuah tim dari Palang Merah Internasional menemukan kenyataan amat mengerikan seperti dapat dilihat dalam foto-foto, suatu kejadian yang tidak dapat dibantah.
Selain senjata kimia, Irak kemungkinan besar juga mempunyai senjata nuklir. Pusat pembangkit senjata nuklir Irak pernag di bom oleh Irael sehingga Irak harus memindahkan pusat nuklirnya ketempat yang baru.
Instalasi itu kini sudah diketahui posisinya dan jika perang meletus, pusat-pusat nuklir Irak inilah yang akan dihancurkan lebih dulu.
Sebuah harapan menjelang "deadline" 15 Januari 1991 disampaikan kepada pihak terkait di kawasan Teluk untuk tidak akan melepaskan sebuah pelurupun dan akan kembali kepada keadaan normal. Semua pihak menginginkan perang tidak akan meletus seperti yang dikatakan Presiden AS, George Bush dalam pesan tahun barunya kepada pasukan AS di Teluk "Anda akan kembali ke Amerika tanpa sebutir pelurupun ditembakkan". mudah-mudahan. (ZS)
(Haluan Padang, 3 Januari 1991)
SUDAH BERJATUHAN
Apabila perang Teluk Persia benar-benar pecah, kita tidak dapat membayangkan betapa fatal akibatnya bagi kehidupan manusia. Apa yang disebut dengan "Chemical Weapon" yang kita kenal dengan "senjata kimia", benar-benar ada dan pernah dicoba bukan saja kepada tikus dan binatang, tetapi juga kepada manusia.
Bukti dan kenyataan berbicara , sama sekali tidak dapat dibantah, benar-benar telah dicoba oleh Presiden Saddam Hussein dan serdadunya kepada rakyat dan bangsanya sendiri suku Kurdi di Irak Utara.
Peristiwa ini dikenal dengan pembantaian Halbaja, sebuah kota kecil pemukiman suku Kurdi yang memberontak kepada Presiden Saddam Hussein pada pengujung tahun 1988. Ribuan rakyat Kurdi mati seketika.
Pejuang bangsa Kurdi ingin membebaskan diri dari kekuasaan Saddam Hussein dan mengumandangkan kalimat Tauhid, "La Ilahailallah, wa Muhammadan Rasulullah" , mengangkat senjata melawan kekejaman penguasa Baghdad yang sekuler, pada akhirnya menerima nasibnya yang amat drastis. Seluruh penduduk kota Halbaja, tua muda, perempuan dan anak-anak hancur lebur ditelan senjata kimia beracun.
Bom-bom kimia yang dilepaskan dari udara itu membuat pejuang-pejuang bangsa Kurdi bertekuk lutut, bukan saja manusia Kurdi yang hancur juga kemulian mesjid dan madrasah dihancur-leburkan betul-betul suatu peristiwa yang telah dicatat sebagai noda hitam rezim Saddam Hussein.
Senjata kimia itu pulalah yang amat ditakuti sekarang ini, andaikata perang Teluk meletus.. Saddam Hussein sering sesumbar akan melepaskan senjata kimianya lewat rudal Scud dan lewat pesawat tempur. Senjata kimia yang beracun ini akan dapat membumihanguskan Arab Saudi dan kawasan Teluk Persia dalam sekejap. Ancaman Irak itu membuat Amerika dan sekutunya menjadi kecut, namun ancaman dibalas pula dengan ancaman lebih dahsyat lagi. AS juga akan melepas bom kimianya untuk mnghancurkan instalasi pabrik senjata kimia Irak lebih cepat .
Dengan demikian akan terjadilah perang terbuka yang akan menjurus kepada perang dunia ke III.
Senjata kimia serupa juga digunakan Saddam Hussein ketika perang delapan tahun dengan Iran. Semula Irak membantah sama sekai tidak mempunyai pabrik senjata kimia, tetapi kemudian terbukti senjata kimia Irak telah memporak-porandakan rakyatnya sendiri.
Ketika SaddamHussein menutupi keganasannya itu, sebuah tim dari Palang Merah Internasional menemukan kenyataan amat mengerikan seperti dapat dilihat dalam foto-foto, suatu kejadian yang tidak dapat dibantah.
Selain senjata kimia, Irak kemungkinan besar juga mempunyai senjata nuklir. Pusat pembangkit senjata nuklir Irak pernag di bom oleh Irael sehingga Irak harus memindahkan pusat nuklirnya ketempat yang baru.
Instalasi itu kini sudah diketahui posisinya dan jika perang meletus, pusat-pusat nuklir Irak inilah yang akan dihancurkan lebih dulu.
Sebuah harapan menjelang "deadline" 15 Januari 1991 disampaikan kepada pihak terkait di kawasan Teluk untuk tidak akan melepaskan sebuah pelurupun dan akan kembali kepada keadaan normal. Semua pihak menginginkan perang tidak akan meletus seperti yang dikatakan Presiden AS, George Bush dalam pesan tahun barunya kepada pasukan AS di Teluk "Anda akan kembali ke Amerika tanpa sebutir pelurupun ditembakkan". mudah-mudahan. (ZS)
(Haluan Padang, 3 Januari 1991)
Label:
Krisis Teluk dari Arsip
Sabtu, 06 Juni 2009
Masjidil Haram
MASJID AL-HARAM DI MEKKAH
DAN MESJID NABAWI DI MEDINAH
Oleh : Zulharbi Salim
Proyek pengembangan pembangunan Kota Suci Mekkah dan Medinah mendapat perhatian istimewa dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi, baik sewaktu Raja Abdul Aziz Al Saud, maupun putra-putranya yang memerintah kemudian.
Pembangunan kedua kota suci secara besar-besaran dimulai sejak Raja Faisal bin Abdul Aziz, Raja Khalid dan diteruskan oleh Raja Fahd sekarang ini. Sejarah mencatat bahwa proyek pengembangan dua tempat suci termasuk pembangunan Masya'ir Muqaddasah, tempat-tempat pelaksanaan Manasik Haji, Arafat, Muzdalifah dan Mina dari tahun ke tahun berkembang dengan pesat.
Sebelum Raja Abdul Aziz memerintah, luas Mesjid Al-Haram hanya 12.000 meter persegi yang hanya dapat menampung sekitar 20.000 orang dan tempat Tawaf di sekeliling Ka'bah hanya mampu menampung 3.500 orang.
Pada masa Raja Abdul Aziz, perintah perluasan Mesjid Al-Haram dikeluarkan, mengingat pada waktu itu jemaah haji meningkat setiap tahun. Mas'a (tempat Sa'i) juga diperluas dan dibangunlah konstruksi mesdjid bertingkat dengan luas 211.000 meter persegi diluar bangunan lama yang masih tetap dipertahankan. Tempat Tawaf dapat menampung 38.000 orang. Tempat Sa'i dibangun bertingkat untuk mengurangi kepadatan di lantai bawah.
Tiga puluh tahun kemudian, arus jemaah haji setiap tahun semakin meningkat, dan Mesjid Al-Haram sudah terasa sempit.
Pada tahun 1979, Dewan Kerajaan menetapkan mengadakan riset bagi pembebasan tanah disekeliling Mesjid Al-Haram. Pilihan jatuh pada daerah Suuq Saghir, sebelah Barat Mesjid Al-Haram denganluas tanah 31.720 meter persegi dengan ganti rugi sebesar SR 600.000.000 (US $160.000.000).
Pada bulan Ramadhan 1403 H/1983 M pembebasan tanah selesai diproses dengan membayar ganti rugi kepada sipemilik tanah dikawasan perluasan mesjid. 31.000 M2 dipakai untuk perluasan Mesjid dan 720 untuk perluasan jalan. Sejak itu, terbentanglah halaman luas dengan daya tampung ratusan ribuan jemaah dengan berbagai fasilitas.
PEMANFAATAN LANTAI ATAS (ROOF).
Untuk meningkatkan daya tampung Mesjid Al-Haram, Raja Fahd pada tahun 1405 H/1985 menginstruksikan supaya lantai atas (roof) dapat dimanfaatkan untuk tempat shalat, dipasang marmar anti panas dan dibangun eskalator(tangga berjalan). Dalam tempo kurang setahun perbaikan roof sudah selesai dan diresmikan pemakaiannya pada tanggal 1 Ramadhan 1406 H/1986 dengan mengadakan Shalat Tarawih. Roof Mesjid Al-Haram ini dapat menampung 80.000 jemaah.
Direktorat Jendral Urusan Al-Haramain pada tahap ke-4 (1985-1990) rencana pembangunan Mesjid Haram memperluas lagi halaman di daerah Syamiyah dan Syubaikah yang dapat menampung 500.000 orang.
Untuk pembebasan tanah tersebut Sidang Kabinet tanggal 29/6/1405 H (1985) menetapkan ganti rugi sebesar SR 1.133.000.000 (US $302.134.000).
Seperti yang kita lihat sekarang program tersebut sedang berjalan bahkan daerah pasar mas lama, sekarang telah menjadi halaman luas dengan marmar anti panas yang dapat pula menampung ribuan jemaah.
Raja Fahd pada tanggal 13 September 1988 telah meletakkan "batu pertama" pembangunan perluasan Mesjid Al Haram.
Rencana perluasan meliputi 57.000 meter persegi dengan totalbiaya sebesar SR 6,8 milyar. Lokasi pembangunan perluasan Mesjid terletak disebelah Barat antara Bab Malik, Bab Umrah dan Suuq Saghir yang terdiri dari lantai dasar, tingkat pertama dan roof yang dapat menampung sekitar 140.000 orang jemaah. Dibangun pula beberapa buah menara baru setinggi 89 meter sama tingginya dengan 7 menara yang sudah ada.
Setelah pembangunan annex (tambahan) ini selesai akan dapat menampung 605.000 orang dari seluruh dunia ditambah 65.000 orang yang shalat di halaman. Luas keseluruhan Mesjid Al-Haram menjadi 309.000 meter persegi.
Selain itu proyek perluasan Mesjid Al-Haram meliputi pula pembangunan jalan-jalan disekitar Mesjid, penampungan air bersih, pembuangan air kotor, penanggulangan banjir, listrik, AC central dan anti kebakaran.
TEROWONGAN RAKSASA
Untuk memudahkan lalu lintas mobil puluhan terowongan dibangun menembusi gunung-gunung batu diseputar Mekkah menuju daerah Masya'ir Muqaddasah (Mina, Muzdalifah dan Arafat). Jalan tol, ring road dan free-way baru sekeliling kota Mekkah tahun 1410 H/1990 ini sudah siap berfungsi, meskipun masih belum selesai secara keseluruhan, namun sudah dapat dimanfaatkan.
Ring Road Makkah berfungsi untuk mengurangi kepadatan lalu lintas menembusi gunung-gunung batu menuju ke Mina dan Arafat. 9 jalur, dengan tambahan 1 jalur tahun ini merupakan jalan tol bebas hambatan (free-way). Pembangunan Ring Road baru di Arafat tahun ini juga sudah berfungsi.
2 terowongan pejalan kaki antara Mina dengan Babus Salam mempermudah jemaah haji melakukan Tawaf Ifadah. Sekarang tempat pejalan kaki yang menuju terowongan tersebut dilindungi dengan atap anti terik panas matahari.
Terowongan menembus gunung-gunung batu itu dikerjakan oleh tenaga ahli dan tekninisi Turki, bekerjasama denga perusahaan kontraktor nasional Saudi.
FASILITAS MESJID AL-HARAM
Untuk memperindah dan ketenangan umat Islam beribadah mesjid Al-Haram dilengkapi dengan kipas angin, jam, karpet merah, 4 buah jembatan lintas diatas Tempat Sa'i(Mas'a), lift khusus untuk orang cacat dan lanjut usia, ruangan khusus ber-AC bagi tamu-tamu negara dan perpustakaan disamping Mesjid Al-Haram.
Untuk menerangi seluruh Mesjid Al-Haram diperlukan 8 megawat listrik terdiri dari lebih 40.000 buah lampu kristal, lampu neon dan lampu sorot, sehingga seluruh ruangan Mesjid Al-Haram bermandikan cahaya, dengan 35.000 meter kabel.
SEJARAH SUMUR ZAM ZAM
Setiap umat Islam mengetahui tentang adanya air Zamzam dan setiap jemaah haji dapat membawa air zamzam kekampung halamannya untuk dinikmati famili dan sebagai obat.
Dengan kekuasaan Allah SWT, selama ribuan tahun sumur Zamzam tidak pernah kering dan habis. Sejarah Zamzam berkaitan erat dengan sejarah Baitullah Al-Haram. Sumur yang membawa berkah ini mempunyai kisah yang sangat panjang, baik sewaktu Nabi Ismail maupun sebelum dan sesudah Nabi Muhammad SAW sampai sekarang ini.
Apa yang terjadi sepanjang masa itu?
Ketika Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS sedang menyusukan putranya, Ismail AS tiba-tiba air susunya kering dan Ismail menjerit-jerit kehausan. Dengan kebingunan Siti Hajar naik ke Bukit Safa dan berlari-lari sampai ke Bukit Marwa dengan maksud mencari air. Hal demikian dilakukannya sebanyak 7 kali dan ketika sampai di Marwa pada kali ke-7, Siti Hajar mendengar suara gemuruh, turunlah Malaikat Jibril, dan memukulkan tangannya ke tanah, ada yang meriwatkan memukulkan sayapnya. Dengan kehendak Allah SWT muncullah mata air dan Siti Hajar mengatakan Zamzam, lalu minumlah sepuas-puasnya sehingga air susunya kembali penuh dan dengan tenang Ismail menyusu sampai puas.
Haripun berjalan terus.
Pada suatu ketika Makkah diperintah oleh Kabilah dari Yaman dibawah pimpinan Madad bin Umar Al-Jurhami, terjadilah pertempuran dengan musuhnya, dia kalah dan bersembunyi di sumur Zamzam.
Menurut riwayat, Madad berusaha menimbuni sumur Zamzam dengan pasir dengan maksud musuh-musuhnya kehausan. Segala harta kekayaannya juga dimasukan kedalam sumur Zamzam, kemudian Madad secara diam-diam kembali ke Yaman.
Setelah itu penduduk Makkah kesulitan air dan berusaha untuk mencari sumber air minum. Sumur Zamzam rupanya sudah tertutup pada waktu itu, tidak di ketahui lokasinya dan tidak muncul-muncul beberapa waktu lamanya, sampai pada masa Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW menjadi penanggung jawab kota Makkah.
Abdul Muthalib mengangkut air dari luar kota Makkah dengan kantong-kontong air terbuat dari kulit Onta dan memberikannya kepada para pengunjung yang datang ke Makkah.
Pada suatu malam, Abdul Muthalib bermimpi, ada yang menyuruhnya menggali sumur dekat Ka'bah. Tetapi mimpi itu dianggap sebagai mimpi semata-mata, sebagi mainan tidur. Tetapi malam berikutnya beliau bermimpi kembali seperti mimpi malam sebelumnya dan datang berulang-ulang. Dengan demikian Abdul Muthalib mengumumkan kepada kaumnya tentang adanya mimpi itu. Waktu itu juga beramai-ramai digalilah sumur Zamzam dan muncullah kembali air Zamzam.
Air Zamzam mempunyai banyak nama diantara yang terkenal adalah Zamzam sendiri, Hazmah Jibril, Sumur Ismail, Al-Asyraq, Al-Atdzam, Barakah, Sayyida, Nafi'ah, Madhnunah, Awwanah, Busyra, Sofiyah, Barrah, Ashmah, Salimah, Maimunah, Mubarokah, Kafiyah, Afiyah, Maghziyah, Thahirah, Mufidah, Murawayah, Muannasah, Tha'amul Tha'am dan Syifak us-Syaqam.
Meminum air Zamzam dinyatakan sendiri oleh Rasulullah SAW sebagai obat segala penyakit dan minuman yang mengenyangkan, mempunyai tatacara meminumnya, disunatkan menghadap ke arah Ka'bah kemudian membaca Basmallah dan membaca do'a seperti yang diriwayatkan Ibnu Abbas, artinya "Ya Allah, aku memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rezki yang cukup dan sembuhkanlah dari segala macam penyakit".
Kalau masa silam para tamu Allah agak sulit mendapatkan air Zamzam, tetapi sekarang siapa saja dengan mudah dapat menikmati air Zamzam yang didinginkan diberbagai tempat di dalam mesjid yang tersedia selama 24 jam. Air Zamzam dapat pula diambil untuk dibawa pulang atau dibawa ke tanah air dan dibagi-bagikan kepada keluarga. Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan dana sebesar SR 60.000.000 (US $16.000.000) untuk proyek pengadaan air Zamzam.
Umat Islam memandang suci air Zamzam, air yang penuh berkah dan yang paling mulia dimuka bumi.
Rasulullah SAW bersabda : "Air Zamzam adalah air yang terbaik dan termulia di muka bumi ini".
Dalam masa 5 tahun terakhir ini selama bulan haji rata-rata 1000 M3/jam telah dimanfaatkan oleh jemaah haji dari seluruh dunia yang datang memenuhi panggilan suci Nabi Ibrahim AS.
Sejarah air Zamzam pernah mengalami pasang surut, bahkan hampir kering, yaitu pada tahun 223 H dan tahun 234 H. Kemudian Allah menurunkan hujan lebat, banjirpun melanda Mekkah. Sejak itu hingga sekarang air Zamzam tidak pernah habis.
Lembaga Riset Mesjid Al-Haram mengadakan penelitian tentang sumur Zamzam. Pada tahun 1399 H kedalaman sumur Zamzam dideteksi yang mencapai 15,6 meter, dengan maksud untuk mendinginkan air Zamzam.
Atas pengarahaan Raja Fahd sumur Zamzam diperdalam sehingga menjadi 25,6 meter.
Peneletian laboratarium membuktikan bahwa air Zamzam selamanya murni, tidak pernah ternoda dan bercampur dengan air lainnya. Kadar mineralnya sangat tinggi dan tidak memerlukan pengolahan laboratarium dan dapat langsung di minum.
Menurut saksi mata, ketika terjadi banjir di Mekkah beberapa abad yang lalu, air hujan dan air kotor tidak dapat bercampur dengan air Zamzam, seperti air biasa bercampur dengan minyak. Air Zamzam mencurahkan kembali air hujan yang masuk kedalam sumur Zamzam dan ini memang suatu keajaiban, sebuah mukjizat.
Sejarah mencatat sumur Zamzam selalu mendapat perhatian dan pemeliharaan dari para Khalifah Islam. Pada tahun 137 H Abu Jakfar Al Mansur melapisi sumur Zamzam dengan bahan semacam semen, kemudian Khalifah Al-Mahdi memperbaikinya dengan memasang atap. Pada tahun 230 H atap itu dilapisi dengan emas atas perintah Khalifah Al-Mu'tashim. Akhir abad ke IX H, diatas sumur Zamzam dibangun tempat Adzan dari bahan kayu, kemudian pada tahun 1030 H diganti dengan bangunan permanen sampai tahun 1374 H/1954.
Sekarang diatas sumur Zamzam tidak ada bangunan apapun, hanya ada tulisan "Bi'rul Zamzam"(Sumur Zamzam) yang terletak persis dibawahnya. Kalau kita ingin melihat sumur Zamzam dari dekat dapat turun ke lantai bawah tetapi tidak diperkenankan masuk dan dapat melihatnya dari balik kaca yang dibuat khusus untuk para pengunjung Baitullah Al-Haram. Satu sisi untuk Pria dan sisi lain untuk wanita. Harus diingat, dilarang memotret.
PEMOTRETAN MATA AIR ZAMZAM
Perkembangan perbaikan sumur Zamzam berjalan terus sesuai dengan perkembangan zaman. Dahulu para jemaah haji bebas mengambil air dengan timba dan bergerombolan ditepi sumur, mulai dari berwudhuk, mandi dan mencuci pakaian sehingga sekeliling sumur kotor dan bahkan masuk ke sumur. Ada jemaah yang usil memasukkan uang tembaga kedalam sumur bahkan ada uang emas, katanya untuk meminta berkat dan bersedekah, entah kepada siapa? Perbuatan sebagian jemaah haji itu kemudian dilarang keras oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi, dan dinyatakan syirik (mempersekutukan Allah) dan tidak sesuai dengan ajaran Islam (Bid'ah).
Untuk menjaga sumur Zamzam dari pencemaran udara dan kotoran, dibangunlah secara permanen pengamanan sumur Zamzam dari beton, apabila terjadi hujan lebat dan banjir, tidak akan dapat masuk kedalam sumur Zamzam.
Untuk memudahkan para jemaah haji minum air Zamzam, lantai dasar (basement) diperluas dari 135 meter persegi menjadi 1450 meter pesergi diperlengkapi dengan pendingin central dengan 220 kran air untuk pria dan 120 kran untuk wanita, disamping puluhan kran otomatis disetiap pintu masuk utama ditingkat bawah dan ditingkat atas. Di Mas'a diperlengkapi dengan beratus-ratus Water Cold yang dapat diminum kapan saja.
Untuk penampungan Zamzam dibangun bak yang dapat menyimpan 10.000 meter kubik air Zamzam dideteksi dengan computer.
Pertama kali dalam sejarah, sumber mata air Zamzam yang keluar dari celah-celah batu dapat dipotret dan difilmkan secara lebih jelas. Mata air Zamzam datang dari dua arah, satu dari arah Ka'bah dan satu lagi dari arah Jabal Abi Qubais. Pemotretan dilakukan pada akhir tahun 1399 H dan tahun 1400 H, ketika sumur Zamzam dibersihkan dan semua airnya disedot dengan mesin. Ditemukan segala macam bentuk uang logam, emas dan perak dari berbagai priode, tali temali, sandal-sandal, dan lain-lain. Lumpur pasir sumur Zamzam dikerok dan dibuang.
Sejak tahun 1406 H/1984 Raja Fahd mengeluarkan dana untuk pengangkutan 40 ton air Zamzam setiap hari ke Mesjid Nabawi di Medinah dan pada musim haji pengangkutannya berlipat ganda.
PROYEK PERLUASAN MESJID NABAWI DI MEDINAH
Tidak lengkap rasanya dalam artikel ini, apabila tidak dikemukakan selayang pandang tentang perkembangan pembangunan perluasan Mesjid Nabawi di Medinah Al Munawwarah.
Perluasan Mesjid Nabawi yang sedang berjalan sekarang ini adalah yang kelima dilakukan sejak Raja Abdul Aziz, dengan biaya lebih dari 7 milyar Riyal. Pembangunan perluasan ini (annex) langsung diawasi sendiri oleh Raja Fahd, dimana beliau duduk menjadi penasehat. Setiap tahun Raja Fahd menyempatkan waktunya selama 1 bulan di Medinah mengawasi langsung proyek ini.
Dalam perkembangan sejarah, perluasan pembangunan Mesjid Rasulullah SAW yang pertama adalah pada tahun ke-7 Hijrah, ketika Rasulullah kembali dari peperangan Khaibar dan pernyataan menganut Islam waktu itu semakin bertambah, dan Rasulullah SAW mengatakan bahwa "sudah seharusnya Mesjid kita ini diperluas".
Luas Mesjid waktu itu 1060 meter persegi, diperluas menjadi 2475 meter persegi dengan tambahan 1445 meter persegi, berarti lebih dua kali lipat luas Mesjid semula.
Perluasan kedua adalah pada tahun ke-17 Hijrah, ketika Khalifah Umar bin Khattab mengikuti ucapan Rasulullah diatas membangun perluasannya sebanyak 1100 meter persegi, sehingga luas Mesjid menjadi 3575 meter persegi.
Perluasan ketiga adalah pada tahun ke-29 Hijrah, ketika Khalifah Usman bin Affan meminta pendapat para sahabat untuk meruntuhkan bangunan Mesjid yang lama dan menggantikannya dengan yang baru berdasarkan kepada Hadist Rasulullah SAW: "Siapa yang membangun Mesjid karena Allah semata, Allah akan membuatkan rumah untuknya di Surga". Luas Mesjid menjadi 4071 meter persegi, 496 meter persegi lebih luas dari bangunan sewaktu Umar bin Khattab.
Sejarah terus berjalan. Perbaikan dan pemeliharaan Mesjid Nabawi terus menerus dilakukan. Pada masa Sultan Abdul Hamid Al Kubra, pembangunan Mesjid Nabawi memakan waktu 12 tahun (dari tahun 1265 H-1277 H), sehingga luas Mesjid waktu itu mencapai 10.302 meter persegi.
Dimasa Sultan Abdul Majid dari dinasti Usmaniyah, Turki memerintahkan supaya Mesjid Nabawai dipugar kembali dengan membangun Qubbah yang megah, dindingnya dihiasi dengan kaligrafi ayat-ayat suci Al Qur'an dan Asma Allah dengan warna yang serasi.
Ketika Raja Abdul Aziz, ayah Raja Fahd memerintah Arab Saudi perluasan terhadap Mesjid Nabawi dilakukan secara besar-besaran.
Kemudian diteruskan oleh Raja Saud, dengan tambahan perluasan 4056 meter persegi, sehingga luasnya menjadi 16.327 meter persegi, Raja Faisal menambah lagi menjadi 30.406 meter persegi dan Raja Khalid memperluas pula sehingga menjadi 62.807 meter persegi.
Pada tanggal 9 Safar 1405 H/2 Nopember 1984 M, Raja Fahd meletakkan "batu pertama" pembangunan annex (tambahan) lebih 5 kali lipat luas yang dibangun ayahnya, sehingga luasnya akan menjadi 98.500 meter persegi dan dapat memuat 200.000 orang shalat berjemaah sekaligus.
Untuk keperluaan perluasan sekarang ini, pemerintah mengeluarkan dana pembebasan tanah dan ganti rugi perumahan disekitarnya yang mencapai 2 milyar Riyal.
Pembangunan tambahan sekarang dilengkapi dengan pintu-pintu masuk dari samping, marmar anti panas, pilar-pilar yang dihiasi dengan berbagai seni yang sesuai dengan Islam dan kaligrafi ayat-ayat Al-Qur'an.
6 buah menara utama setinggi 104 meter dibangun dan akandiperlengkapi dengan cahaya laser yang dapat dilihat dari jarak 50 km.
Pintu-pintunya berjumlah 81 buah pintu masuk, ditambah 8 pintu masuk ke lantai dasar untuk maintenance. Dibangun pula 18 buah tangga dan 4 buah eskalator (tangga berjalan) untuk dapat naik ke lantai dua.
Untuk parkir mobil dibangun gedung berlantai dua yang dapat memuat 4000 buah mobil secara serentak.
Untuk memudahkan para jemaah mengambil air wudhukdibangun kran-kran otomatis dilantai bawah dan disekitar Mesjid Nabawi.
Riyadh, 3 Zulhijjah 1410 H/25 J u n i 1990 M
Sumber:
1. Al-Bilad, harian, 11 Juni 1990
2. Alam Assaudiyah, majalah, April 1990
3. Sejarah Zamzam, karangan Ir. Yahya Hamzah Kosyak.
DAN MESJID NABAWI DI MEDINAH
Oleh : Zulharbi Salim
Proyek pengembangan pembangunan Kota Suci Mekkah dan Medinah mendapat perhatian istimewa dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi, baik sewaktu Raja Abdul Aziz Al Saud, maupun putra-putranya yang memerintah kemudian.
Pembangunan kedua kota suci secara besar-besaran dimulai sejak Raja Faisal bin Abdul Aziz, Raja Khalid dan diteruskan oleh Raja Fahd sekarang ini. Sejarah mencatat bahwa proyek pengembangan dua tempat suci termasuk pembangunan Masya'ir Muqaddasah, tempat-tempat pelaksanaan Manasik Haji, Arafat, Muzdalifah dan Mina dari tahun ke tahun berkembang dengan pesat.
Sebelum Raja Abdul Aziz memerintah, luas Mesjid Al-Haram hanya 12.000 meter persegi yang hanya dapat menampung sekitar 20.000 orang dan tempat Tawaf di sekeliling Ka'bah hanya mampu menampung 3.500 orang.
Pada masa Raja Abdul Aziz, perintah perluasan Mesjid Al-Haram dikeluarkan, mengingat pada waktu itu jemaah haji meningkat setiap tahun. Mas'a (tempat Sa'i) juga diperluas dan dibangunlah konstruksi mesdjid bertingkat dengan luas 211.000 meter persegi diluar bangunan lama yang masih tetap dipertahankan. Tempat Tawaf dapat menampung 38.000 orang. Tempat Sa'i dibangun bertingkat untuk mengurangi kepadatan di lantai bawah.
Tiga puluh tahun kemudian, arus jemaah haji setiap tahun semakin meningkat, dan Mesjid Al-Haram sudah terasa sempit.
Pada tahun 1979, Dewan Kerajaan menetapkan mengadakan riset bagi pembebasan tanah disekeliling Mesjid Al-Haram. Pilihan jatuh pada daerah Suuq Saghir, sebelah Barat Mesjid Al-Haram denganluas tanah 31.720 meter persegi dengan ganti rugi sebesar SR 600.000.000 (US $160.000.000).
Pada bulan Ramadhan 1403 H/1983 M pembebasan tanah selesai diproses dengan membayar ganti rugi kepada sipemilik tanah dikawasan perluasan mesjid. 31.000 M2 dipakai untuk perluasan Mesjid dan 720 untuk perluasan jalan. Sejak itu, terbentanglah halaman luas dengan daya tampung ratusan ribuan jemaah dengan berbagai fasilitas.
PEMANFAATAN LANTAI ATAS (ROOF).
Untuk meningkatkan daya tampung Mesjid Al-Haram, Raja Fahd pada tahun 1405 H/1985 menginstruksikan supaya lantai atas (roof) dapat dimanfaatkan untuk tempat shalat, dipasang marmar anti panas dan dibangun eskalator(tangga berjalan). Dalam tempo kurang setahun perbaikan roof sudah selesai dan diresmikan pemakaiannya pada tanggal 1 Ramadhan 1406 H/1986 dengan mengadakan Shalat Tarawih. Roof Mesjid Al-Haram ini dapat menampung 80.000 jemaah.
Direktorat Jendral Urusan Al-Haramain pada tahap ke-4 (1985-1990) rencana pembangunan Mesjid Haram memperluas lagi halaman di daerah Syamiyah dan Syubaikah yang dapat menampung 500.000 orang.
Untuk pembebasan tanah tersebut Sidang Kabinet tanggal 29/6/1405 H (1985) menetapkan ganti rugi sebesar SR 1.133.000.000 (US $302.134.000).
Seperti yang kita lihat sekarang program tersebut sedang berjalan bahkan daerah pasar mas lama, sekarang telah menjadi halaman luas dengan marmar anti panas yang dapat pula menampung ribuan jemaah.
Raja Fahd pada tanggal 13 September 1988 telah meletakkan "batu pertama" pembangunan perluasan Mesjid Al Haram.
Rencana perluasan meliputi 57.000 meter persegi dengan totalbiaya sebesar SR 6,8 milyar. Lokasi pembangunan perluasan Mesjid terletak disebelah Barat antara Bab Malik, Bab Umrah dan Suuq Saghir yang terdiri dari lantai dasar, tingkat pertama dan roof yang dapat menampung sekitar 140.000 orang jemaah. Dibangun pula beberapa buah menara baru setinggi 89 meter sama tingginya dengan 7 menara yang sudah ada.
Setelah pembangunan annex (tambahan) ini selesai akan dapat menampung 605.000 orang dari seluruh dunia ditambah 65.000 orang yang shalat di halaman. Luas keseluruhan Mesjid Al-Haram menjadi 309.000 meter persegi.
Selain itu proyek perluasan Mesjid Al-Haram meliputi pula pembangunan jalan-jalan disekitar Mesjid, penampungan air bersih, pembuangan air kotor, penanggulangan banjir, listrik, AC central dan anti kebakaran.
TEROWONGAN RAKSASA
Untuk memudahkan lalu lintas mobil puluhan terowongan dibangun menembusi gunung-gunung batu diseputar Mekkah menuju daerah Masya'ir Muqaddasah (Mina, Muzdalifah dan Arafat). Jalan tol, ring road dan free-way baru sekeliling kota Mekkah tahun 1410 H/1990 ini sudah siap berfungsi, meskipun masih belum selesai secara keseluruhan, namun sudah dapat dimanfaatkan.
Ring Road Makkah berfungsi untuk mengurangi kepadatan lalu lintas menembusi gunung-gunung batu menuju ke Mina dan Arafat. 9 jalur, dengan tambahan 1 jalur tahun ini merupakan jalan tol bebas hambatan (free-way). Pembangunan Ring Road baru di Arafat tahun ini juga sudah berfungsi.
2 terowongan pejalan kaki antara Mina dengan Babus Salam mempermudah jemaah haji melakukan Tawaf Ifadah. Sekarang tempat pejalan kaki yang menuju terowongan tersebut dilindungi dengan atap anti terik panas matahari.
Terowongan menembus gunung-gunung batu itu dikerjakan oleh tenaga ahli dan tekninisi Turki, bekerjasama denga perusahaan kontraktor nasional Saudi.
FASILITAS MESJID AL-HARAM
Untuk memperindah dan ketenangan umat Islam beribadah mesjid Al-Haram dilengkapi dengan kipas angin, jam, karpet merah, 4 buah jembatan lintas diatas Tempat Sa'i(Mas'a), lift khusus untuk orang cacat dan lanjut usia, ruangan khusus ber-AC bagi tamu-tamu negara dan perpustakaan disamping Mesjid Al-Haram.
Untuk menerangi seluruh Mesjid Al-Haram diperlukan 8 megawat listrik terdiri dari lebih 40.000 buah lampu kristal, lampu neon dan lampu sorot, sehingga seluruh ruangan Mesjid Al-Haram bermandikan cahaya, dengan 35.000 meter kabel.
SEJARAH SUMUR ZAM ZAM
Setiap umat Islam mengetahui tentang adanya air Zamzam dan setiap jemaah haji dapat membawa air zamzam kekampung halamannya untuk dinikmati famili dan sebagai obat.
Dengan kekuasaan Allah SWT, selama ribuan tahun sumur Zamzam tidak pernah kering dan habis. Sejarah Zamzam berkaitan erat dengan sejarah Baitullah Al-Haram. Sumur yang membawa berkah ini mempunyai kisah yang sangat panjang, baik sewaktu Nabi Ismail maupun sebelum dan sesudah Nabi Muhammad SAW sampai sekarang ini.
Apa yang terjadi sepanjang masa itu?
Ketika Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS sedang menyusukan putranya, Ismail AS tiba-tiba air susunya kering dan Ismail menjerit-jerit kehausan. Dengan kebingunan Siti Hajar naik ke Bukit Safa dan berlari-lari sampai ke Bukit Marwa dengan maksud mencari air. Hal demikian dilakukannya sebanyak 7 kali dan ketika sampai di Marwa pada kali ke-7, Siti Hajar mendengar suara gemuruh, turunlah Malaikat Jibril, dan memukulkan tangannya ke tanah, ada yang meriwatkan memukulkan sayapnya. Dengan kehendak Allah SWT muncullah mata air dan Siti Hajar mengatakan Zamzam, lalu minumlah sepuas-puasnya sehingga air susunya kembali penuh dan dengan tenang Ismail menyusu sampai puas.
Haripun berjalan terus.
Pada suatu ketika Makkah diperintah oleh Kabilah dari Yaman dibawah pimpinan Madad bin Umar Al-Jurhami, terjadilah pertempuran dengan musuhnya, dia kalah dan bersembunyi di sumur Zamzam.
Menurut riwayat, Madad berusaha menimbuni sumur Zamzam dengan pasir dengan maksud musuh-musuhnya kehausan. Segala harta kekayaannya juga dimasukan kedalam sumur Zamzam, kemudian Madad secara diam-diam kembali ke Yaman.
Setelah itu penduduk Makkah kesulitan air dan berusaha untuk mencari sumber air minum. Sumur Zamzam rupanya sudah tertutup pada waktu itu, tidak di ketahui lokasinya dan tidak muncul-muncul beberapa waktu lamanya, sampai pada masa Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW menjadi penanggung jawab kota Makkah.
Abdul Muthalib mengangkut air dari luar kota Makkah dengan kantong-kontong air terbuat dari kulit Onta dan memberikannya kepada para pengunjung yang datang ke Makkah.
Pada suatu malam, Abdul Muthalib bermimpi, ada yang menyuruhnya menggali sumur dekat Ka'bah. Tetapi mimpi itu dianggap sebagai mimpi semata-mata, sebagi mainan tidur. Tetapi malam berikutnya beliau bermimpi kembali seperti mimpi malam sebelumnya dan datang berulang-ulang. Dengan demikian Abdul Muthalib mengumumkan kepada kaumnya tentang adanya mimpi itu. Waktu itu juga beramai-ramai digalilah sumur Zamzam dan muncullah kembali air Zamzam.
Air Zamzam mempunyai banyak nama diantara yang terkenal adalah Zamzam sendiri, Hazmah Jibril, Sumur Ismail, Al-Asyraq, Al-Atdzam, Barakah, Sayyida, Nafi'ah, Madhnunah, Awwanah, Busyra, Sofiyah, Barrah, Ashmah, Salimah, Maimunah, Mubarokah, Kafiyah, Afiyah, Maghziyah, Thahirah, Mufidah, Murawayah, Muannasah, Tha'amul Tha'am dan Syifak us-Syaqam.
Meminum air Zamzam dinyatakan sendiri oleh Rasulullah SAW sebagai obat segala penyakit dan minuman yang mengenyangkan, mempunyai tatacara meminumnya, disunatkan menghadap ke arah Ka'bah kemudian membaca Basmallah dan membaca do'a seperti yang diriwayatkan Ibnu Abbas, artinya "Ya Allah, aku memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rezki yang cukup dan sembuhkanlah dari segala macam penyakit".
Kalau masa silam para tamu Allah agak sulit mendapatkan air Zamzam, tetapi sekarang siapa saja dengan mudah dapat menikmati air Zamzam yang didinginkan diberbagai tempat di dalam mesjid yang tersedia selama 24 jam. Air Zamzam dapat pula diambil untuk dibawa pulang atau dibawa ke tanah air dan dibagi-bagikan kepada keluarga. Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan dana sebesar SR 60.000.000 (US $16.000.000) untuk proyek pengadaan air Zamzam.
Umat Islam memandang suci air Zamzam, air yang penuh berkah dan yang paling mulia dimuka bumi.
Rasulullah SAW bersabda : "Air Zamzam adalah air yang terbaik dan termulia di muka bumi ini".
Dalam masa 5 tahun terakhir ini selama bulan haji rata-rata 1000 M3/jam telah dimanfaatkan oleh jemaah haji dari seluruh dunia yang datang memenuhi panggilan suci Nabi Ibrahim AS.
Sejarah air Zamzam pernah mengalami pasang surut, bahkan hampir kering, yaitu pada tahun 223 H dan tahun 234 H. Kemudian Allah menurunkan hujan lebat, banjirpun melanda Mekkah. Sejak itu hingga sekarang air Zamzam tidak pernah habis.
Lembaga Riset Mesjid Al-Haram mengadakan penelitian tentang sumur Zamzam. Pada tahun 1399 H kedalaman sumur Zamzam dideteksi yang mencapai 15,6 meter, dengan maksud untuk mendinginkan air Zamzam.
Atas pengarahaan Raja Fahd sumur Zamzam diperdalam sehingga menjadi 25,6 meter.
Peneletian laboratarium membuktikan bahwa air Zamzam selamanya murni, tidak pernah ternoda dan bercampur dengan air lainnya. Kadar mineralnya sangat tinggi dan tidak memerlukan pengolahan laboratarium dan dapat langsung di minum.
Menurut saksi mata, ketika terjadi banjir di Mekkah beberapa abad yang lalu, air hujan dan air kotor tidak dapat bercampur dengan air Zamzam, seperti air biasa bercampur dengan minyak. Air Zamzam mencurahkan kembali air hujan yang masuk kedalam sumur Zamzam dan ini memang suatu keajaiban, sebuah mukjizat.
Sejarah mencatat sumur Zamzam selalu mendapat perhatian dan pemeliharaan dari para Khalifah Islam. Pada tahun 137 H Abu Jakfar Al Mansur melapisi sumur Zamzam dengan bahan semacam semen, kemudian Khalifah Al-Mahdi memperbaikinya dengan memasang atap. Pada tahun 230 H atap itu dilapisi dengan emas atas perintah Khalifah Al-Mu'tashim. Akhir abad ke IX H, diatas sumur Zamzam dibangun tempat Adzan dari bahan kayu, kemudian pada tahun 1030 H diganti dengan bangunan permanen sampai tahun 1374 H/1954.
Sekarang diatas sumur Zamzam tidak ada bangunan apapun, hanya ada tulisan "Bi'rul Zamzam"(Sumur Zamzam) yang terletak persis dibawahnya. Kalau kita ingin melihat sumur Zamzam dari dekat dapat turun ke lantai bawah tetapi tidak diperkenankan masuk dan dapat melihatnya dari balik kaca yang dibuat khusus untuk para pengunjung Baitullah Al-Haram. Satu sisi untuk Pria dan sisi lain untuk wanita. Harus diingat, dilarang memotret.
PEMOTRETAN MATA AIR ZAMZAM
Perkembangan perbaikan sumur Zamzam berjalan terus sesuai dengan perkembangan zaman. Dahulu para jemaah haji bebas mengambil air dengan timba dan bergerombolan ditepi sumur, mulai dari berwudhuk, mandi dan mencuci pakaian sehingga sekeliling sumur kotor dan bahkan masuk ke sumur. Ada jemaah yang usil memasukkan uang tembaga kedalam sumur bahkan ada uang emas, katanya untuk meminta berkat dan bersedekah, entah kepada siapa? Perbuatan sebagian jemaah haji itu kemudian dilarang keras oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi, dan dinyatakan syirik (mempersekutukan Allah) dan tidak sesuai dengan ajaran Islam (Bid'ah).
Untuk menjaga sumur Zamzam dari pencemaran udara dan kotoran, dibangunlah secara permanen pengamanan sumur Zamzam dari beton, apabila terjadi hujan lebat dan banjir, tidak akan dapat masuk kedalam sumur Zamzam.
Untuk memudahkan para jemaah haji minum air Zamzam, lantai dasar (basement) diperluas dari 135 meter persegi menjadi 1450 meter pesergi diperlengkapi dengan pendingin central dengan 220 kran air untuk pria dan 120 kran untuk wanita, disamping puluhan kran otomatis disetiap pintu masuk utama ditingkat bawah dan ditingkat atas. Di Mas'a diperlengkapi dengan beratus-ratus Water Cold yang dapat diminum kapan saja.
Untuk penampungan Zamzam dibangun bak yang dapat menyimpan 10.000 meter kubik air Zamzam dideteksi dengan computer.
Pertama kali dalam sejarah, sumber mata air Zamzam yang keluar dari celah-celah batu dapat dipotret dan difilmkan secara lebih jelas. Mata air Zamzam datang dari dua arah, satu dari arah Ka'bah dan satu lagi dari arah Jabal Abi Qubais. Pemotretan dilakukan pada akhir tahun 1399 H dan tahun 1400 H, ketika sumur Zamzam dibersihkan dan semua airnya disedot dengan mesin. Ditemukan segala macam bentuk uang logam, emas dan perak dari berbagai priode, tali temali, sandal-sandal, dan lain-lain. Lumpur pasir sumur Zamzam dikerok dan dibuang.
Sejak tahun 1406 H/1984 Raja Fahd mengeluarkan dana untuk pengangkutan 40 ton air Zamzam setiap hari ke Mesjid Nabawi di Medinah dan pada musim haji pengangkutannya berlipat ganda.
PROYEK PERLUASAN MESJID NABAWI DI MEDINAH
Tidak lengkap rasanya dalam artikel ini, apabila tidak dikemukakan selayang pandang tentang perkembangan pembangunan perluasan Mesjid Nabawi di Medinah Al Munawwarah.
Perluasan Mesjid Nabawi yang sedang berjalan sekarang ini adalah yang kelima dilakukan sejak Raja Abdul Aziz, dengan biaya lebih dari 7 milyar Riyal. Pembangunan perluasan ini (annex) langsung diawasi sendiri oleh Raja Fahd, dimana beliau duduk menjadi penasehat. Setiap tahun Raja Fahd menyempatkan waktunya selama 1 bulan di Medinah mengawasi langsung proyek ini.
Dalam perkembangan sejarah, perluasan pembangunan Mesjid Rasulullah SAW yang pertama adalah pada tahun ke-7 Hijrah, ketika Rasulullah kembali dari peperangan Khaibar dan pernyataan menganut Islam waktu itu semakin bertambah, dan Rasulullah SAW mengatakan bahwa "sudah seharusnya Mesjid kita ini diperluas".
Luas Mesjid waktu itu 1060 meter persegi, diperluas menjadi 2475 meter persegi dengan tambahan 1445 meter persegi, berarti lebih dua kali lipat luas Mesjid semula.
Perluasan kedua adalah pada tahun ke-17 Hijrah, ketika Khalifah Umar bin Khattab mengikuti ucapan Rasulullah diatas membangun perluasannya sebanyak 1100 meter persegi, sehingga luas Mesjid menjadi 3575 meter persegi.
Perluasan ketiga adalah pada tahun ke-29 Hijrah, ketika Khalifah Usman bin Affan meminta pendapat para sahabat untuk meruntuhkan bangunan Mesjid yang lama dan menggantikannya dengan yang baru berdasarkan kepada Hadist Rasulullah SAW: "Siapa yang membangun Mesjid karena Allah semata, Allah akan membuatkan rumah untuknya di Surga". Luas Mesjid menjadi 4071 meter persegi, 496 meter persegi lebih luas dari bangunan sewaktu Umar bin Khattab.
Sejarah terus berjalan. Perbaikan dan pemeliharaan Mesjid Nabawi terus menerus dilakukan. Pada masa Sultan Abdul Hamid Al Kubra, pembangunan Mesjid Nabawi memakan waktu 12 tahun (dari tahun 1265 H-1277 H), sehingga luas Mesjid waktu itu mencapai 10.302 meter persegi.
Dimasa Sultan Abdul Majid dari dinasti Usmaniyah, Turki memerintahkan supaya Mesjid Nabawai dipugar kembali dengan membangun Qubbah yang megah, dindingnya dihiasi dengan kaligrafi ayat-ayat suci Al Qur'an dan Asma Allah dengan warna yang serasi.
Ketika Raja Abdul Aziz, ayah Raja Fahd memerintah Arab Saudi perluasan terhadap Mesjid Nabawi dilakukan secara besar-besaran.
Kemudian diteruskan oleh Raja Saud, dengan tambahan perluasan 4056 meter persegi, sehingga luasnya menjadi 16.327 meter persegi, Raja Faisal menambah lagi menjadi 30.406 meter persegi dan Raja Khalid memperluas pula sehingga menjadi 62.807 meter persegi.
Pada tanggal 9 Safar 1405 H/2 Nopember 1984 M, Raja Fahd meletakkan "batu pertama" pembangunan annex (tambahan) lebih 5 kali lipat luas yang dibangun ayahnya, sehingga luasnya akan menjadi 98.500 meter persegi dan dapat memuat 200.000 orang shalat berjemaah sekaligus.
Untuk keperluaan perluasan sekarang ini, pemerintah mengeluarkan dana pembebasan tanah dan ganti rugi perumahan disekitarnya yang mencapai 2 milyar Riyal.
Pembangunan tambahan sekarang dilengkapi dengan pintu-pintu masuk dari samping, marmar anti panas, pilar-pilar yang dihiasi dengan berbagai seni yang sesuai dengan Islam dan kaligrafi ayat-ayat Al-Qur'an.
6 buah menara utama setinggi 104 meter dibangun dan akandiperlengkapi dengan cahaya laser yang dapat dilihat dari jarak 50 km.
Pintu-pintunya berjumlah 81 buah pintu masuk, ditambah 8 pintu masuk ke lantai dasar untuk maintenance. Dibangun pula 18 buah tangga dan 4 buah eskalator (tangga berjalan) untuk dapat naik ke lantai dua.
Untuk parkir mobil dibangun gedung berlantai dua yang dapat memuat 4000 buah mobil secara serentak.
Untuk memudahkan para jemaah mengambil air wudhukdibangun kran-kran otomatis dilantai bawah dan disekitar Mesjid Nabawi.
Riyadh, 3 Zulhijjah 1410 H/25 J u n i 1990 M
Sumber:
1. Al-Bilad, harian, 11 Juni 1990
2. Alam Assaudiyah, majalah, April 1990
3. Sejarah Zamzam, karangan Ir. Yahya Hamzah Kosyak.
Al Azhar University Cairo
MASJID DAN UNIVERSITAS “AL-AZHAR” CAIRO
Mesjid Al-Azhar mulanya didirikan oleh Jenderal Jauhar Shaqilly, seorang Panglima Perang Dinasti Fathimiyah di Mesir pada tahun 395 H (970 M).
Semenjak itu fungsi Mesjid Al-Azhar terus berkembang menjadi universitas, selain menjadi tempat shalat berjama’ah, shalat Jum’at dan shalat 5 waktu, juga menjadi tempat memperdalam ilmu-ilmu agama. Berbagai pelajar dari segenap pelosok dunia Islam ketika itu berdatangan kesana untuk menuntut pelajaran agama Islam. Dengan demikian Al-Azhar sebagai tempat menggali ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang yang di zaman sekarang disebut universitas(berhubung disitu juga diajarkan ilmu pengetahuan tingkat tinggi dalam berbagai disiplin ilmu) merupakan universitas tertua di dunia. Al Azhar selain sebagai pusat pendidikan Islam, juga sebagai pembela warisan Islam, penyebar dakwah Islam yang mulia dan mempersiapkan para kader-kader yang dapat berpartisipasi dalam segenap kegiatan kehidupan masyarakat serta menjadi pelopor kemajuan dan kesejahteraan umat.
Dimasa sekarang, mahasiswa Al-Azhar berasal dari lulusan SLTA umum dan SLTA Al-Azhar sendiri. Semenjak terjadi revolusi 23 Juli 1952 Universitas Al-Azhar telah mengalami berbagai perobahan dan perkembangan, terutama semenjak tahun1961 ketika pemerintah Mesir mengeluarkan keputusan yang menyangkut pengembangan Al-azhar yang terdiri dari enam prinsip :
1. Mengukuhkan Al-Azhar untuk tetap menjadi Universitas Islam yang terbesar
2. Al-Azhar tetap menjadi kubu pertahanan agama Islam dan kepentingan bangsa Arab
3. Mencetak sarjana Islam yang ahli dalam berbagai bidang, menyiapkan berbagai ilmu pengetahuan yang dapat memberinya kemampuan untuk menymbangkan darma bhaktinya kepada umat manusia, mampu menyampaikan ilmu dan pengalaman serta berkarya ilmiah dengan baik
4. Mendorong menghilangkan “gap” antara ilmu pengetahuan umum dengan ilmu agama dan menghapuskan perbedaan antara lulusan Al-Azhar dengan lulusan universitas lainnya dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua mahasiswa dalam dalam menuntut ilmu dan memperoleh lapangan kerja.
5. Dapat tercipta integrasi dalam bidang pengetahuan dan pengalaman antara pelaja dan mahasiswa Al-Azhar dengan pelajar dan mahasiswa sekolah/universitas umum disamping perhatian kepda studi keagamaan dan keakraban
6. Persamaan dan pengakuan ijazah pendidikan antara semua sekolah dan universitas yang ada di Repulik Arab Mesir.
Sekarang Universitas Al-Azhar mempunyai cabang di berbagai Propinsi Mesir seperti di cairo, Iskandariah, Tanta, Asiyuth, Zagaziq, Suhaijm, Manshura dll. Universitas Al-Azhar terdapat berbagai fkultas antara lain Fakultas Syari’ah, Ushuluddin, Bahasa Arab (Lughah), Dakwah, Aqidah dan Falsafah, Hadist dll. Umum adalah Fakultas Kedokteran, Pharmasi, Teknik, Pertanian, Sosiologi dll. Disamping sebuah Fakultas khusus untuk wanita (idenya timbul setelah Sheikh Al-Azhar, Dr. Muhammad Shatout berkunjung ke Diniyah Putri Padang Panjang), mempunyai fakultas antara lain Syari’ah, Bahasa Arab, Pendidikan, dan jurusan umum seperti kedokteran, ilmu jiwa, social, pharmasi dan lain-lain. (Dalam proses untuk diresmikan sebagai Universitas Al-Azhar kuhus untuk wanita).
Di Universitas Al-Azhar dipelajari berbagai bahasa asing antara lain Inggris, Perancis, Parsi, Turki, Jerman, Yunani, Ibrani dll. Bahasa Indonesia dan Malaysia hanya diajarkan sebagai bahasa-bahasa Timur untuk para mahasiswa/dosen, guru, da’I (juru dakwah) yang akan dikirim ke Indonesia, Malaysia, Thailand Selatan (Patani), Filipina Selatan dan Brunei Darussalam. Bahasa Indonesia juga dipelajari di Sekolah Tinggi Bahasa Asing di Cairo. Demikian juga halnya dengan bahasa Urdu dll.
Mahasiswa Al-Azhar selain dari putra putrid warga Mesir, terdapat juga lebih dari 70 negara yang belajar di Al-Azhar. Jumlah mahasiswa Indonesia saat ini mencapai 5000 orang.
Disamping Mesjid Agung Al-Azhar yang sudah tua itu, terdapat asrama pelajar Indonesia yang terekenal dengan “Ruaq Indonesia” dahulu Ruaq Melayu.berada disamping kanan Mesjid Al-Azhar. Ruaq/asrama ini terdiri dari 3 kamar lengkap dengan dapur dan kamar mandi.
Universitas Al-Azhar tahun 2000 ini sudah membuka cabangnya di Jakarta, Indonesia.* (Zulharbi Salim).
Mesjid Al-Azhar mulanya didirikan oleh Jenderal Jauhar Shaqilly, seorang Panglima Perang Dinasti Fathimiyah di Mesir pada tahun 395 H (970 M).
Semenjak itu fungsi Mesjid Al-Azhar terus berkembang menjadi universitas, selain menjadi tempat shalat berjama’ah, shalat Jum’at dan shalat 5 waktu, juga menjadi tempat memperdalam ilmu-ilmu agama. Berbagai pelajar dari segenap pelosok dunia Islam ketika itu berdatangan kesana untuk menuntut pelajaran agama Islam. Dengan demikian Al-Azhar sebagai tempat menggali ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang yang di zaman sekarang disebut universitas(berhubung disitu juga diajarkan ilmu pengetahuan tingkat tinggi dalam berbagai disiplin ilmu) merupakan universitas tertua di dunia. Al Azhar selain sebagai pusat pendidikan Islam, juga sebagai pembela warisan Islam, penyebar dakwah Islam yang mulia dan mempersiapkan para kader-kader yang dapat berpartisipasi dalam segenap kegiatan kehidupan masyarakat serta menjadi pelopor kemajuan dan kesejahteraan umat.
Dimasa sekarang, mahasiswa Al-Azhar berasal dari lulusan SLTA umum dan SLTA Al-Azhar sendiri. Semenjak terjadi revolusi 23 Juli 1952 Universitas Al-Azhar telah mengalami berbagai perobahan dan perkembangan, terutama semenjak tahun1961 ketika pemerintah Mesir mengeluarkan keputusan yang menyangkut pengembangan Al-azhar yang terdiri dari enam prinsip :
1. Mengukuhkan Al-Azhar untuk tetap menjadi Universitas Islam yang terbesar
2. Al-Azhar tetap menjadi kubu pertahanan agama Islam dan kepentingan bangsa Arab
3. Mencetak sarjana Islam yang ahli dalam berbagai bidang, menyiapkan berbagai ilmu pengetahuan yang dapat memberinya kemampuan untuk menymbangkan darma bhaktinya kepada umat manusia, mampu menyampaikan ilmu dan pengalaman serta berkarya ilmiah dengan baik
4. Mendorong menghilangkan “gap” antara ilmu pengetahuan umum dengan ilmu agama dan menghapuskan perbedaan antara lulusan Al-Azhar dengan lulusan universitas lainnya dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua mahasiswa dalam dalam menuntut ilmu dan memperoleh lapangan kerja.
5. Dapat tercipta integrasi dalam bidang pengetahuan dan pengalaman antara pelaja dan mahasiswa Al-Azhar dengan pelajar dan mahasiswa sekolah/universitas umum disamping perhatian kepda studi keagamaan dan keakraban
6. Persamaan dan pengakuan ijazah pendidikan antara semua sekolah dan universitas yang ada di Repulik Arab Mesir.
Sekarang Universitas Al-Azhar mempunyai cabang di berbagai Propinsi Mesir seperti di cairo, Iskandariah, Tanta, Asiyuth, Zagaziq, Suhaijm, Manshura dll. Universitas Al-Azhar terdapat berbagai fkultas antara lain Fakultas Syari’ah, Ushuluddin, Bahasa Arab (Lughah), Dakwah, Aqidah dan Falsafah, Hadist dll. Umum adalah Fakultas Kedokteran, Pharmasi, Teknik, Pertanian, Sosiologi dll. Disamping sebuah Fakultas khusus untuk wanita (idenya timbul setelah Sheikh Al-Azhar, Dr. Muhammad Shatout berkunjung ke Diniyah Putri Padang Panjang), mempunyai fakultas antara lain Syari’ah, Bahasa Arab, Pendidikan, dan jurusan umum seperti kedokteran, ilmu jiwa, social, pharmasi dan lain-lain. (Dalam proses untuk diresmikan sebagai Universitas Al-Azhar kuhus untuk wanita).
Di Universitas Al-Azhar dipelajari berbagai bahasa asing antara lain Inggris, Perancis, Parsi, Turki, Jerman, Yunani, Ibrani dll. Bahasa Indonesia dan Malaysia hanya diajarkan sebagai bahasa-bahasa Timur untuk para mahasiswa/dosen, guru, da’I (juru dakwah) yang akan dikirim ke Indonesia, Malaysia, Thailand Selatan (Patani), Filipina Selatan dan Brunei Darussalam. Bahasa Indonesia juga dipelajari di Sekolah Tinggi Bahasa Asing di Cairo. Demikian juga halnya dengan bahasa Urdu dll.
Mahasiswa Al-Azhar selain dari putra putrid warga Mesir, terdapat juga lebih dari 70 negara yang belajar di Al-Azhar. Jumlah mahasiswa Indonesia saat ini mencapai 5000 orang.
Disamping Mesjid Agung Al-Azhar yang sudah tua itu, terdapat asrama pelajar Indonesia yang terekenal dengan “Ruaq Indonesia” dahulu Ruaq Melayu.berada disamping kanan Mesjid Al-Azhar. Ruaq/asrama ini terdiri dari 3 kamar lengkap dengan dapur dan kamar mandi.
Universitas Al-Azhar tahun 2000 ini sudah membuka cabangnya di Jakarta, Indonesia.* (Zulharbi Salim).
Krisis Teluk Antara Pro dan Kontra
KRISIS TELUK ANTARA PRO DAN KONTRA
Oleh : Zulharbi Salim
DARI krisis Teluk dapat diambil kesimpulan bahwa bangsa Arab telah menjadi bangsa terpecah belah dan tidak bersatu. Solidaritas Arab yang selama ini berkumandang dan diagung-agungkan sebagai simbol pemersatu menjadi ompong dan tercampak dari identitasnya. Apa yang disebut Qaumiyah (nasionalisme) Arab sudah tidak dapat membawakan perannya dan sudah kehilangan bentuk.
Baghdad sempat menjadi tuan rumah Sidang KTT Arab Istimewa pada tanggal 30 Mei 1990 lalu dan mendapat kesempatan mengorbitkan Saddam Hussein sebagai pemimpin Arab yang dianggap berhasil mengadakan negosiasi dengan Iran. Dia berhasil menciptakan status-quo dengan Iran setelah 8 tahun bertempur habis-habisan. Saddam mengumandangkan apa yang disebutqaumiyah Arab yang mesti dibina dan dijunjung tinggi.
KTT Istimewa tersebut, membahas masalah Palestina atas permintaan Presiden Palestina/Ketua PLO, Yassir Arafat, dihadiri oleh 19 negara Arab, Syria dan Libanon absen. Hasil KTT antara lain mengutuk pengungsi Yahudi Uni Soviet secara besar-besaran ke wilayah Palestina yang diduduki Israel, membantu perjuangan bangsa Palestina dan intifadah (revolusi batu). Menyerukan konvesi Taif bagi penyelesaian dalam negeri Libanon. Mempersatukan gerak dan langkah dalam rangka membina solidaritas Arab dan membentuk pertahanan bersama Pan Arabian.
Dalam pidato pembukaan KTT tersebut, Saddam Hussein dengan gaya seorang orator menyatakan ancaman serius yang dialamatkannya kepada Israel dan Amerika Serikat, yang disebutnya sebagai imperalis modern dengan mengatakan "jika Israel berani menyerang Irak dengan senjata nuklir, Irak akan membalas dengan serangan lebih dahsyat dan kami sanggup menghancurkan Israel, bangsa Arab tidak perlu takut" .
Belum lagi keputusan KTT Baghdad itu direalisir, khususnya mengenai pembinaan solidaritas Arab dan pertahanan keamanan bersama, dalam tenggang waktu hanya 2 bulan, pada tanggal 2 Agustus lalu secara mengejutkan Irak melakukan invasi ke Kuwait. Agaknya bagi pemimpin Irak antara pesatuan dan solidaritas Arab dengan penyerbuan ke Kuwait seperti tidak ada kaitan. Sebenarnya Saddam Hussein sudah mendapat kesempatan mengambil alih kepemimpinan bangsa Arab, ibaratnya " Karena nila setitik rusak susu sebelanga".
Akibatnya bukan saja merugikan perjuangan bangsa Palestina dan PLO, tetapi juga dunia Arab sendiri, bahkan menguntungkan Israel disatu pihak dan Iran dipihak lain. Iran yang selama 8 tahun menjadi musuh Irak, dapat mengambil manfaat dengan timbulnya krisis Teluk. Iran dapat menetralisir pertentangannya dengan Irak. Iran dalam hal ini seperti mendapatkandurian runtuh.. Saddam Hussein secara tidak diduga dan mengejutkan menarik pasukannya disepenjang perbatasan Shatt Al-Arab yang selama 8 tahun menjadi ajang sengketa dan pertempuran.
Bukan itu saja, Irak mengembalikan tawanan perang Iran dengan imbalan agar Iran menyerahkan sekitar 40.000 lebih tawanan Irak di Iran. Tawanan-tawanan ini begitu tiba di Irak, langsung ditempatkan di Kuwait dan disepanjang perbatasan Irak-Saudi.
SOLIDARITAS ATAU BENCANA
Masa depan negara-negara Arab di kawasan Timur Tengah mendapatkan dampak lebih berat, akibat krisis Teluk Persia. Dampak tersebut dirasakan di sektor ekonomi dan kegoncangan perdagangan di dalam negeri. Tidak semua negara Arab penghasil tambang minyak. Yordania misalnya, sebuah negara terletak diutara Arab Saudi dan di Barat Irak, 60% menggantungkan minyaknya dari Irak yang dibeli Yordania dengan harga miring. Kini, negara yang luasnya 90.089 km persegi itu. (lebih luas sedikit dari propinsi Riau) berpenduduk sekitar 7 juta orang dengan ibukota Amman, adalah negara yang paling miskin tambang minyak, tetapi negara terbesar dalam hal penampungan pengungsi. Orang-orang Palestina mengungsi ke Yodania dan kini harus pula menambah dilemmanya dengan ribuan pengungsi dari Irak dan Kuwait.
Embargo ekonomi terhadap Irak yang ditetapkan DK PBB dengan terpaksa harus dilaksanakan Yordania, akibatnya 80% hasil pertanian dan industri Yordania yang selama ini di ekspor ke Irak menjadi terhenti. Harga tidak terkendali. Para pengungsi menyebabkan Yordania harus mencari dana tambahan. Arab Saudi tampil segera mensupply Yordania dengan minyak sebagai pengganti minyak Irak, dengan harga dibawah harga pasar. AS, Jepang dan MEE menyediakan dana buat menunjang ekonomi Yordania.
Adapun sikap Raja Hussein sendiri dalam krisis Teluk lebih condong ke Irak, meskipun tetap menyesalkan pencaplokan Kuwait. Raja Hussein absen dalam KTT Liga Arab di Cairo disebabkan Yordania adalah anggota Dewan Kerjasama Arab bersama Irak, Mesir dan Yaman. Mesir setelah krisis Teluk menyatakan menarik diri. Raja Hussein biasanya muncul sebagai figur yang menonjol dan selalu bersikap netral, tidak dapat mempertahankan sikap tersebut terhadap Irak. Sebabnya, selain anggota Dewan Kerjasama Arab juga karena faktor tekanan dari dalam negeri. Pendukung Saddam cukup potensiil di Yordania, ditambah dengan warga Palestina yang mencapai 35% penduduk Yordania. Negara ini banyak mendapatkan bantuan dari Amerika dan Inggris.
Untuk mempertahankan identitas, Raja Hussein berusaha bersikap agresif dengan mengadakan kunjungan ke Amerika dan Inggris menjelaskan situasi krisis Teluk. Sebelumnya, Raja Hussein berangkat dulu ke Baghdad. Tampaknya usaha-usaha tersebut berhasil juga menjadikan status quo di kawasan Teluk, selain itu Raja Hussein tanggal 20 September 1990 mengadakan KTT terbatas di Rabat dengan Raja Hassan II dan Presiden Chadli Benjedid. KTT terbatas tersebut mencoba menetralisir situasi dengan mengemukan berbagai pendapat untuk dapat membantu penyelesaian krisis dengan negosiasi dan menjauhi global disaster (bencana dunia). Ketiga pemimpin Arab tersebut mencoba mengajukan semboyan solidaritas Arab harus dijunjung tinggi.
ANTARA PRO DAN KONTRA
5 Negara Arab yang berada disepanjang Laut Merah, Mesir, Sudan,Yaman, Djibouti, dan Arab Saudi memiliki potensi arus lalu lintas laut, ditambah dengan Arab Saudi memiliki pula pelabuhan dan pantai di Teluk Persia. Arab Saudi khususnya memang menimbulkan iri hati Irak yang sama sekali tidak mempunyai pantai, selain yang terletak dimulut kota Basra, muara sungai Efrat dan Tigris. Keinginan memiliki pelabuhan bebas inilah yang menjadi salah satu sebab pendudukan Irak di Kuwait, memenuhi ambisi Presiden Saddam.
Menanggapi terjadinya krisis Teluk akibat penyerbuan Irak ke Kuwait, tampaknya tidak semua negara Arab menentangnya, ada yang terang-terangan mendukung, ada pula bersikap menahan diri dan absen disamping ada yang mengutuknya. Antara pro dan kontra ini agaknya termasuk ciri-ciri khas bangsa Arab. Berikut ini beberapa negara yang mendukung Irak.
Menjadi pertanyaan bagi pengamat masalah Timur Tengah, kenapa Sudan bersikap apatis dibawah kepemimpinan Jenderal Omar Basyir? Basyir lebih condong mengikuti pola-pola pemikiran Saddam dan Gaddafi dan karena itu pula mendukung tindakan Saddam dan memboikot Sidang KTM dan KTT Liga Arab membicarakan krisis Teluk. Persoalannya menyangkut jasa baik Presiden Irak yang memberikan bantuan senjata dan amunisi kepada Sudan dalam menghadapi pemberontakan John Garang di Sudan Selatan.
Kolumnis harian Asharq Al-Awsat , Sir Sidehmed, edisi 15 September 1990 menulis mengenai sikap Sudan, tidak hadirnya Sudan dalam Sidang KTM Liga Arab di Cairo membuat posisi negara ini terjepit antara dua kepentingan. Hubungannya dengan Irak dan hubungannya dengan Arab Saudi. Ketika Raja Fahd meminta Sudan mengirimkan bantuan pasukan bergabung dengan pasukan multinasional di wilayah Saudi, ditampik dengan alasan adanya pasukan Amerika dan sekutunya (asing) di Arab Saudi. Sudan selama ini mengalami berbagai goncangan di dalam negeri diantara pemberontakan di Selatan dan percobaan penggulingan kekuasaan. Usaha kup ini gagal dan 28 perwira menengah Sudan dihukum mati. Kemelut lain adalah akibat banjir besar tahun lalu menyebabkan ribuan rakyat Sudan mati kelaparan. Disaat itu, muncullah bantuan sandang dan pangan dari Raja Fahd. Keadaan ini mestinya dipikirkan oleh pemimpin Sudan.
Sudan yang terletak di Selatan Mesir dan berhadapan langsung dengan Saudi di Timur (hanya dipisahkan Laut Merah), mempunyai area seluas 2.504.530 km persegi, terluas di Afrika dan termasuk negara ke-9 terluas didunia, berpenduduk sekitar 24. 500. 000 jiwa , ibukotanya Khartoum.
Sudan berpenduduk berlainan suku, di utara Arab dan di selatan Negro perbedaan suku sering menimbulkan kerusuhan rasial telah memporak-porandakan negara itu, berbagai pemberontakan timbul, guling-menggulingkan kekuasan berjalan terus dan ekonomi semakin parah. Presiden Jaafar Numeiri yang menjadi Presiden tahun 1971 dapat memperbaiki ekonomi dalam negeri secara bertahap tetapi menjalankan kekuasaan tangan besi. Korupsi dimana-mana. Dia digulingkan Jenderal Abdurrahman Siwareddahab tanggal 6 April 1971, Numeiri lari ke Mesir. Pemerintahan Siwareddahab dapat menetralisir keadaan dalam negeri dan mengembalikan kehidupan politik dengan memunculkan kembali parpol-parpol.
Kemudian menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih Sadiq Al-Mahdi tahun 1986. Tampaknya kehidupan partai di Sudan tidak membawa perobahan, muncullah Jenderal Omar Basyir menggulingkan Mahdi tahun 1989.
Sikap pemerintah Sudan terhadap krisis Teluk tampaknya lebih condong memihak Irak, karena ada unsur-unsur kesamaan pemikiran antara Jenderal Basyir dengan Presiden Saddam Hussein. Salah satu pers Barat mengungkapkan adanya Radar dan Rudal Irak ditempatkan di wilayah Sudan menghadap ke Timur (Arab Saudi), cukup membuat Raja Fahd berang.
YAMAN
Yaman dahulunya terdiri dari Yaman Utara dengan ibukota Sanaa dan Yaman Selatan dengan ibukota Aden. Peta Yaman berobah sejak Nopember 1989 dengan pernyataan kedua pemimpin negara itu, menjadikan Yaman negara kesatuan. Keanggotaan Yaman di Liga Arab dan di PBB serta lembaga internasional lainnya hanya membawa nama satu Yaman, tanpa Utara dan Selatan. Presidennya adalah Kolonel (sekarang Jenderal) Ali Abdullah Saleh, sedangkan wakilnya mantan Presiden Yaman Selatan, Ali Al-Baidh.
Luas Yaman (setelah digabung) 481.740 km persegi, berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, berpenghasilan katun dan hasil pertanian. Semula di Yaman tidak ditemukan tambang minyak, namun 1984 perusahaan Hunt Oil dari Dallas, Amerika menemukana sumber minyak di Yaman Utara, tetapi belum memadai.
Berbicara mengenai Yaman, meskipun telah bergabung dibawah satu bendera Yaman, harus diklasifikasikan karena adanya pandangan politik berbeda sebelumnya. Andaikata Yaman belum berfusi, barangkali sikap Yaman Utara lebih banyak condong mendukung blok Arab Saudi ketimbang Yaman Selatan yang sempat diwarnai dengan faham sosialis pro Soviet. (Vide artikel penulis dalam majalah Panji Masyarakat No. 246, tahun ke XIX, tanggal 1 Mei 1978).
Mengenai sikap Yaman terhadap krisis Teluk, kiranya dapat dimengerti kenapa lebih condong berpihak mendukung Irak. Selain Yaman menjadi anggota Dewan Kerjasama Arab, pengaruh kepemimpinan Saddam cukup besar bagi Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh. Bantuan minyak Irak bagi Yaman (baca: Selatan) cukup potensil, ditambah bantuan penasehat militer dan senjata. Konon, di Yaman juga ada pangkalan rudal Irak, dan praduga ini harus dibuktikan lebih jauh, sebelum mengklaimnya. Mana tahu hanya sekedar isu menakuti-nakuti saja.
Hubungan Yaman dengan Arab Saudi selama ini cukup akrab, khususnya sikap serba toleransi Arab Saudi kepada Yaman (baca: Utara). Pekerja-pekerja Yaman mendapatkan kemudahan di Arab Saudi dan dapat tinggal tanpa batas. Bantuan di sektor ekonomi, jalan raya, pembangunan irigasi dan pertanian di Yaman cukup besar. Arab Saudi membiayai beberapa proyek di Sanaa. Bukan saja Arab Saudi, negara-negara Teluk (termasuk Kuwait) juga banyak memberikan bantuan keuangan memperbaiki ekonomi Yaman.
Negara Arab lain yang bersikap mendukung adalah Meuritania, sebuah negara di pantai Barat Arfika, seluas 1.085.210 km persegi, berpenduduk sekitar 2,2 juta jiwa, ibukotanya Nouakchoot. Meuritania bertetangga dengan Maroko dan Aljazair, sebuah negara berpadang pasir. Penduduknya kebanyakan bangsa Arab Berber yang suka hidup mengembara dan berpindah-pindah sebagai pengembala ternak dari suatu tempat ketempat lain. Negera ini terkenal dengan sengketanya dengan Maroko mengenai Sahara Barat dibawah Front Polisario. Meskipun negara ini tidak banyak muncul dalam percaturan politik dunia Arab, tetapi diperhitungkan juga sebagai anggota Liga Arab.
Palestina dibawah pimpinan Yasser Arafat jelas-jelas mendukung sikap Irak dalam menghadapi krisis Teluk. Yasser Arafat adalah teman baik Saddam Hussein, bahkan agak dekat. Dalam konteks ini pula Yasser Arafat terus terang menyatakan bahwa kepentingan bangsa Palestina tersangkut kepada bantuan Irak, Diatas sudah dikemukakan bahwa Baghdad menjadi tuan rumah KTT Arab khusus membahas masalah Palestina. Sikap Arafat ini memperkuat posisi Saddam Hussein dalam meneruskan invasinya di Kuwait.
Dengan sikap Yasser Arafat yang pro Irak, hubungannya dengan negara Arab lain dikecam pedas, andil dunia Arab bagi manifestasi perjuangan bangsa dan rakyat Palestina cukup besar, termasuk andil Kuwait. Di Kuwait sebenarnya banyak pengungsi Palestina bermukim, ada juga yang sudah menjadi warga negara Kuwait bahkan mendapat posisi penting dalam pemerintahan. Sayangnya, Kuwait secara umum memperlakukan warga Palestina penduduk kelas II yang dianggap tidak lebih dari seorang pelarian yang meminta suaka politik. Dapat juga dimengerti, kenapa beberapa hari setelah serbuan Irak ke Kuwait, sejumlah rakyat Palestina dimana-mana unjuk rasa memberikan dukungan kepada Irak.
Yassir Arafat pernah mengusulkan supaya Kuwait dijadikan Monaco kedua di Teluk Persia dibawah koordinator Irak. Usul ini membuat dunia Arab semakin berang kepada Arafat dan membuat kewibawaan, kepemimpinan, dan pamornya merosot pudar.
Tunisia, sebuah negara Arab lain di pantai laut Tengah, sejak semula bersikap absen. PLO dan pemerintahan sementara Palestina berpusat disana. Presiden Zainal Abidin Ali, ketika diundang Presiden Mubarak menghadiri KTT Istimewa tanggal 10 Agustus lalu di Cairo, ditampiknya dengan alasan tidak cukup waktu bagi mempersiapkan pembahasan krisis Teluk, untuk itu Presiden Tunisia meminta jadwal Sidang ditunda beberapa hari, yang akhirnya ditolak. Tunisia sama sekali absen dalam KTT tersebut, Buntutnya Sekjen Liga Arab asal Tunisia, Chadli Klibi diminta mengundurkan diri dari Liga Arab setelah 11 tahun dijabatnya. Luas wilayah 164.206 km persegi, berpenduduk sekitar 10 juta jiwa.
Semula Aljazair dan Lybia bersikap kontra terhadap invasi Irak ke Kuwait, tetapi kemudian tampaknya kedua negara itu bersikap lebih netral dan sangat hati-hati. Gaddafi berusaha menetralisir keadaan dengan mengemukakan usul supaya Irak dan Kuwait berunding langsung, kalau perlu untuk mengembalikan kedaulatan Kuwait yang sah harus mengorbankan dua pulau kecil kaya minyak yaitu Bubyan dan Warba kepada Irak atau mengabulkan permintaan hak sewa Irak.
Aljazair dan Lybia tampaknya begitu hati-hati mengambil sikap, karena berdasarkan kepada pengalaman perjuangan kedua negara tersbut.
KONTROVERSIAL
Dengan kehadiran pasukan Amerika dan sekutunya (bukan pasukan Arab dan beberapa negara Asia), di Arab Saudi menimbulkan masalah yang kontroversial. Praduga semula tentang kehadiran pasukan AS erat sangkut pautnya dengan mempertahankan kepentingan minyak di kawasan Teluk dari sekedar hanya menghadapi invasi Irak ke wilayah Arab Saudi. Dan ini pula yang menjadi alasan kuat bagi Presiden Saddam Hussein untuk tidak melepaskan Kuwait. Jangankan bersedia menarik pasukannya dari Kuwait, berundingpun brlum bersedia. Sikap Irak tetap tegar menolak semua tuntutan Arab dan PBB buat meninggalkan Kuwait tanpa syarat.
Arab Saudi terus mempesiapkan segala sesuatu untuk mempertahankan kedaulatannya dari ancaman Irak. Teluk Arab kini ramai dengan pasukan asing dan multinasional yang belum dapat dipastikan sampai kapan keberadaannya di kawasan.
Status-quo sekarang ini menjadikan pihak-pihak terkait berusaha mengkonsolidasikan diri menghadapi setiap kemungkinan. Keadaan ini tampaknya memang disengaja atau dengan kata lain sudah ada dalam skenario.
Negara-negara Arab yang mengecam invasi Irak Kuwait adalah semua negara Teluk Persia yang terdiri dari Arab Saudi, Bahrain, Uni Persatuan Emirat, Oman, Qatar dan Kuwait sendiri. Keenam negara ini adalah anggota Dewan Kerjasama Teluk semacam ASEAN. Berikutnya, Mesir, Suriah, Libanon, Somalia, Djibouti, Somalia dan Maroko.
Yang mengirim pasukan multinasional ke Arab Saudi adalah Mesir, Maroko dan Suriah.
Perpecahan dikalangan pemimpin Arab tampaknya semakin terus meruncing dan entah kapan selesainya, hanya waktulah yang menentukan dan Tuhan Yang Maha Tahu.***
Riyadh, 22 September 1990.
Note : Artikel ini dimuat Harian :
ANGKATAN BERSENJATA, edisi No. 8527, Thn XXVI, tgl 8 Oktober 1990.
Oleh : Zulharbi Salim
DARI krisis Teluk dapat diambil kesimpulan bahwa bangsa Arab telah menjadi bangsa terpecah belah dan tidak bersatu. Solidaritas Arab yang selama ini berkumandang dan diagung-agungkan sebagai simbol pemersatu menjadi ompong dan tercampak dari identitasnya. Apa yang disebut Qaumiyah (nasionalisme) Arab sudah tidak dapat membawakan perannya dan sudah kehilangan bentuk.
Baghdad sempat menjadi tuan rumah Sidang KTT Arab Istimewa pada tanggal 30 Mei 1990 lalu dan mendapat kesempatan mengorbitkan Saddam Hussein sebagai pemimpin Arab yang dianggap berhasil mengadakan negosiasi dengan Iran. Dia berhasil menciptakan status-quo dengan Iran setelah 8 tahun bertempur habis-habisan. Saddam mengumandangkan apa yang disebutqaumiyah Arab yang mesti dibina dan dijunjung tinggi.
KTT Istimewa tersebut, membahas masalah Palestina atas permintaan Presiden Palestina/Ketua PLO, Yassir Arafat, dihadiri oleh 19 negara Arab, Syria dan Libanon absen. Hasil KTT antara lain mengutuk pengungsi Yahudi Uni Soviet secara besar-besaran ke wilayah Palestina yang diduduki Israel, membantu perjuangan bangsa Palestina dan intifadah (revolusi batu). Menyerukan konvesi Taif bagi penyelesaian dalam negeri Libanon. Mempersatukan gerak dan langkah dalam rangka membina solidaritas Arab dan membentuk pertahanan bersama Pan Arabian.
Dalam pidato pembukaan KTT tersebut, Saddam Hussein dengan gaya seorang orator menyatakan ancaman serius yang dialamatkannya kepada Israel dan Amerika Serikat, yang disebutnya sebagai imperalis modern dengan mengatakan "jika Israel berani menyerang Irak dengan senjata nuklir, Irak akan membalas dengan serangan lebih dahsyat dan kami sanggup menghancurkan Israel, bangsa Arab tidak perlu takut" .
Belum lagi keputusan KTT Baghdad itu direalisir, khususnya mengenai pembinaan solidaritas Arab dan pertahanan keamanan bersama, dalam tenggang waktu hanya 2 bulan, pada tanggal 2 Agustus lalu secara mengejutkan Irak melakukan invasi ke Kuwait. Agaknya bagi pemimpin Irak antara pesatuan dan solidaritas Arab dengan penyerbuan ke Kuwait seperti tidak ada kaitan. Sebenarnya Saddam Hussein sudah mendapat kesempatan mengambil alih kepemimpinan bangsa Arab, ibaratnya " Karena nila setitik rusak susu sebelanga".
Akibatnya bukan saja merugikan perjuangan bangsa Palestina dan PLO, tetapi juga dunia Arab sendiri, bahkan menguntungkan Israel disatu pihak dan Iran dipihak lain. Iran yang selama 8 tahun menjadi musuh Irak, dapat mengambil manfaat dengan timbulnya krisis Teluk. Iran dapat menetralisir pertentangannya dengan Irak. Iran dalam hal ini seperti mendapatkandurian runtuh.. Saddam Hussein secara tidak diduga dan mengejutkan menarik pasukannya disepenjang perbatasan Shatt Al-Arab yang selama 8 tahun menjadi ajang sengketa dan pertempuran.
Bukan itu saja, Irak mengembalikan tawanan perang Iran dengan imbalan agar Iran menyerahkan sekitar 40.000 lebih tawanan Irak di Iran. Tawanan-tawanan ini begitu tiba di Irak, langsung ditempatkan di Kuwait dan disepanjang perbatasan Irak-Saudi.
SOLIDARITAS ATAU BENCANA
Masa depan negara-negara Arab di kawasan Timur Tengah mendapatkan dampak lebih berat, akibat krisis Teluk Persia. Dampak tersebut dirasakan di sektor ekonomi dan kegoncangan perdagangan di dalam negeri. Tidak semua negara Arab penghasil tambang minyak. Yordania misalnya, sebuah negara terletak diutara Arab Saudi dan di Barat Irak, 60% menggantungkan minyaknya dari Irak yang dibeli Yordania dengan harga miring. Kini, negara yang luasnya 90.089 km persegi itu. (lebih luas sedikit dari propinsi Riau) berpenduduk sekitar 7 juta orang dengan ibukota Amman, adalah negara yang paling miskin tambang minyak, tetapi negara terbesar dalam hal penampungan pengungsi. Orang-orang Palestina mengungsi ke Yodania dan kini harus pula menambah dilemmanya dengan ribuan pengungsi dari Irak dan Kuwait.
Embargo ekonomi terhadap Irak yang ditetapkan DK PBB dengan terpaksa harus dilaksanakan Yordania, akibatnya 80% hasil pertanian dan industri Yordania yang selama ini di ekspor ke Irak menjadi terhenti. Harga tidak terkendali. Para pengungsi menyebabkan Yordania harus mencari dana tambahan. Arab Saudi tampil segera mensupply Yordania dengan minyak sebagai pengganti minyak Irak, dengan harga dibawah harga pasar. AS, Jepang dan MEE menyediakan dana buat menunjang ekonomi Yordania.
Adapun sikap Raja Hussein sendiri dalam krisis Teluk lebih condong ke Irak, meskipun tetap menyesalkan pencaplokan Kuwait. Raja Hussein absen dalam KTT Liga Arab di Cairo disebabkan Yordania adalah anggota Dewan Kerjasama Arab bersama Irak, Mesir dan Yaman. Mesir setelah krisis Teluk menyatakan menarik diri. Raja Hussein biasanya muncul sebagai figur yang menonjol dan selalu bersikap netral, tidak dapat mempertahankan sikap tersebut terhadap Irak. Sebabnya, selain anggota Dewan Kerjasama Arab juga karena faktor tekanan dari dalam negeri. Pendukung Saddam cukup potensiil di Yordania, ditambah dengan warga Palestina yang mencapai 35% penduduk Yordania. Negara ini banyak mendapatkan bantuan dari Amerika dan Inggris.
Untuk mempertahankan identitas, Raja Hussein berusaha bersikap agresif dengan mengadakan kunjungan ke Amerika dan Inggris menjelaskan situasi krisis Teluk. Sebelumnya, Raja Hussein berangkat dulu ke Baghdad. Tampaknya usaha-usaha tersebut berhasil juga menjadikan status quo di kawasan Teluk, selain itu Raja Hussein tanggal 20 September 1990 mengadakan KTT terbatas di Rabat dengan Raja Hassan II dan Presiden Chadli Benjedid. KTT terbatas tersebut mencoba menetralisir situasi dengan mengemukan berbagai pendapat untuk dapat membantu penyelesaian krisis dengan negosiasi dan menjauhi global disaster (bencana dunia). Ketiga pemimpin Arab tersebut mencoba mengajukan semboyan solidaritas Arab harus dijunjung tinggi.
ANTARA PRO DAN KONTRA
5 Negara Arab yang berada disepanjang Laut Merah, Mesir, Sudan,Yaman, Djibouti, dan Arab Saudi memiliki potensi arus lalu lintas laut, ditambah dengan Arab Saudi memiliki pula pelabuhan dan pantai di Teluk Persia. Arab Saudi khususnya memang menimbulkan iri hati Irak yang sama sekali tidak mempunyai pantai, selain yang terletak dimulut kota Basra, muara sungai Efrat dan Tigris. Keinginan memiliki pelabuhan bebas inilah yang menjadi salah satu sebab pendudukan Irak di Kuwait, memenuhi ambisi Presiden Saddam.
Menanggapi terjadinya krisis Teluk akibat penyerbuan Irak ke Kuwait, tampaknya tidak semua negara Arab menentangnya, ada yang terang-terangan mendukung, ada pula bersikap menahan diri dan absen disamping ada yang mengutuknya. Antara pro dan kontra ini agaknya termasuk ciri-ciri khas bangsa Arab. Berikut ini beberapa negara yang mendukung Irak.
Menjadi pertanyaan bagi pengamat masalah Timur Tengah, kenapa Sudan bersikap apatis dibawah kepemimpinan Jenderal Omar Basyir? Basyir lebih condong mengikuti pola-pola pemikiran Saddam dan Gaddafi dan karena itu pula mendukung tindakan Saddam dan memboikot Sidang KTM dan KTT Liga Arab membicarakan krisis Teluk. Persoalannya menyangkut jasa baik Presiden Irak yang memberikan bantuan senjata dan amunisi kepada Sudan dalam menghadapi pemberontakan John Garang di Sudan Selatan.
Kolumnis harian Asharq Al-Awsat , Sir Sidehmed, edisi 15 September 1990 menulis mengenai sikap Sudan, tidak hadirnya Sudan dalam Sidang KTM Liga Arab di Cairo membuat posisi negara ini terjepit antara dua kepentingan. Hubungannya dengan Irak dan hubungannya dengan Arab Saudi. Ketika Raja Fahd meminta Sudan mengirimkan bantuan pasukan bergabung dengan pasukan multinasional di wilayah Saudi, ditampik dengan alasan adanya pasukan Amerika dan sekutunya (asing) di Arab Saudi. Sudan selama ini mengalami berbagai goncangan di dalam negeri diantara pemberontakan di Selatan dan percobaan penggulingan kekuasaan. Usaha kup ini gagal dan 28 perwira menengah Sudan dihukum mati. Kemelut lain adalah akibat banjir besar tahun lalu menyebabkan ribuan rakyat Sudan mati kelaparan. Disaat itu, muncullah bantuan sandang dan pangan dari Raja Fahd. Keadaan ini mestinya dipikirkan oleh pemimpin Sudan.
Sudan yang terletak di Selatan Mesir dan berhadapan langsung dengan Saudi di Timur (hanya dipisahkan Laut Merah), mempunyai area seluas 2.504.530 km persegi, terluas di Afrika dan termasuk negara ke-9 terluas didunia, berpenduduk sekitar 24. 500. 000 jiwa , ibukotanya Khartoum.
Sudan berpenduduk berlainan suku, di utara Arab dan di selatan Negro perbedaan suku sering menimbulkan kerusuhan rasial telah memporak-porandakan negara itu, berbagai pemberontakan timbul, guling-menggulingkan kekuasan berjalan terus dan ekonomi semakin parah. Presiden Jaafar Numeiri yang menjadi Presiden tahun 1971 dapat memperbaiki ekonomi dalam negeri secara bertahap tetapi menjalankan kekuasaan tangan besi. Korupsi dimana-mana. Dia digulingkan Jenderal Abdurrahman Siwareddahab tanggal 6 April 1971, Numeiri lari ke Mesir. Pemerintahan Siwareddahab dapat menetralisir keadaan dalam negeri dan mengembalikan kehidupan politik dengan memunculkan kembali parpol-parpol.
Kemudian menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih Sadiq Al-Mahdi tahun 1986. Tampaknya kehidupan partai di Sudan tidak membawa perobahan, muncullah Jenderal Omar Basyir menggulingkan Mahdi tahun 1989.
Sikap pemerintah Sudan terhadap krisis Teluk tampaknya lebih condong memihak Irak, karena ada unsur-unsur kesamaan pemikiran antara Jenderal Basyir dengan Presiden Saddam Hussein. Salah satu pers Barat mengungkapkan adanya Radar dan Rudal Irak ditempatkan di wilayah Sudan menghadap ke Timur (Arab Saudi), cukup membuat Raja Fahd berang.
YAMAN
Yaman dahulunya terdiri dari Yaman Utara dengan ibukota Sanaa dan Yaman Selatan dengan ibukota Aden. Peta Yaman berobah sejak Nopember 1989 dengan pernyataan kedua pemimpin negara itu, menjadikan Yaman negara kesatuan. Keanggotaan Yaman di Liga Arab dan di PBB serta lembaga internasional lainnya hanya membawa nama satu Yaman, tanpa Utara dan Selatan. Presidennya adalah Kolonel (sekarang Jenderal) Ali Abdullah Saleh, sedangkan wakilnya mantan Presiden Yaman Selatan, Ali Al-Baidh.
Luas Yaman (setelah digabung) 481.740 km persegi, berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, berpenghasilan katun dan hasil pertanian. Semula di Yaman tidak ditemukan tambang minyak, namun 1984 perusahaan Hunt Oil dari Dallas, Amerika menemukana sumber minyak di Yaman Utara, tetapi belum memadai.
Berbicara mengenai Yaman, meskipun telah bergabung dibawah satu bendera Yaman, harus diklasifikasikan karena adanya pandangan politik berbeda sebelumnya. Andaikata Yaman belum berfusi, barangkali sikap Yaman Utara lebih banyak condong mendukung blok Arab Saudi ketimbang Yaman Selatan yang sempat diwarnai dengan faham sosialis pro Soviet. (Vide artikel penulis dalam majalah Panji Masyarakat No. 246, tahun ke XIX, tanggal 1 Mei 1978).
Mengenai sikap Yaman terhadap krisis Teluk, kiranya dapat dimengerti kenapa lebih condong berpihak mendukung Irak. Selain Yaman menjadi anggota Dewan Kerjasama Arab, pengaruh kepemimpinan Saddam cukup besar bagi Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh. Bantuan minyak Irak bagi Yaman (baca: Selatan) cukup potensil, ditambah bantuan penasehat militer dan senjata. Konon, di Yaman juga ada pangkalan rudal Irak, dan praduga ini harus dibuktikan lebih jauh, sebelum mengklaimnya. Mana tahu hanya sekedar isu menakuti-nakuti saja.
Hubungan Yaman dengan Arab Saudi selama ini cukup akrab, khususnya sikap serba toleransi Arab Saudi kepada Yaman (baca: Utara). Pekerja-pekerja Yaman mendapatkan kemudahan di Arab Saudi dan dapat tinggal tanpa batas. Bantuan di sektor ekonomi, jalan raya, pembangunan irigasi dan pertanian di Yaman cukup besar. Arab Saudi membiayai beberapa proyek di Sanaa. Bukan saja Arab Saudi, negara-negara Teluk (termasuk Kuwait) juga banyak memberikan bantuan keuangan memperbaiki ekonomi Yaman.
Negara Arab lain yang bersikap mendukung adalah Meuritania, sebuah negara di pantai Barat Arfika, seluas 1.085.210 km persegi, berpenduduk sekitar 2,2 juta jiwa, ibukotanya Nouakchoot. Meuritania bertetangga dengan Maroko dan Aljazair, sebuah negara berpadang pasir. Penduduknya kebanyakan bangsa Arab Berber yang suka hidup mengembara dan berpindah-pindah sebagai pengembala ternak dari suatu tempat ketempat lain. Negera ini terkenal dengan sengketanya dengan Maroko mengenai Sahara Barat dibawah Front Polisario. Meskipun negara ini tidak banyak muncul dalam percaturan politik dunia Arab, tetapi diperhitungkan juga sebagai anggota Liga Arab.
Palestina dibawah pimpinan Yasser Arafat jelas-jelas mendukung sikap Irak dalam menghadapi krisis Teluk. Yasser Arafat adalah teman baik Saddam Hussein, bahkan agak dekat. Dalam konteks ini pula Yasser Arafat terus terang menyatakan bahwa kepentingan bangsa Palestina tersangkut kepada bantuan Irak, Diatas sudah dikemukakan bahwa Baghdad menjadi tuan rumah KTT Arab khusus membahas masalah Palestina. Sikap Arafat ini memperkuat posisi Saddam Hussein dalam meneruskan invasinya di Kuwait.
Dengan sikap Yasser Arafat yang pro Irak, hubungannya dengan negara Arab lain dikecam pedas, andil dunia Arab bagi manifestasi perjuangan bangsa dan rakyat Palestina cukup besar, termasuk andil Kuwait. Di Kuwait sebenarnya banyak pengungsi Palestina bermukim, ada juga yang sudah menjadi warga negara Kuwait bahkan mendapat posisi penting dalam pemerintahan. Sayangnya, Kuwait secara umum memperlakukan warga Palestina penduduk kelas II yang dianggap tidak lebih dari seorang pelarian yang meminta suaka politik. Dapat juga dimengerti, kenapa beberapa hari setelah serbuan Irak ke Kuwait, sejumlah rakyat Palestina dimana-mana unjuk rasa memberikan dukungan kepada Irak.
Yassir Arafat pernah mengusulkan supaya Kuwait dijadikan Monaco kedua di Teluk Persia dibawah koordinator Irak. Usul ini membuat dunia Arab semakin berang kepada Arafat dan membuat kewibawaan, kepemimpinan, dan pamornya merosot pudar.
Tunisia, sebuah negara Arab lain di pantai laut Tengah, sejak semula bersikap absen. PLO dan pemerintahan sementara Palestina berpusat disana. Presiden Zainal Abidin Ali, ketika diundang Presiden Mubarak menghadiri KTT Istimewa tanggal 10 Agustus lalu di Cairo, ditampiknya dengan alasan tidak cukup waktu bagi mempersiapkan pembahasan krisis Teluk, untuk itu Presiden Tunisia meminta jadwal Sidang ditunda beberapa hari, yang akhirnya ditolak. Tunisia sama sekali absen dalam KTT tersebut, Buntutnya Sekjen Liga Arab asal Tunisia, Chadli Klibi diminta mengundurkan diri dari Liga Arab setelah 11 tahun dijabatnya. Luas wilayah 164.206 km persegi, berpenduduk sekitar 10 juta jiwa.
Semula Aljazair dan Lybia bersikap kontra terhadap invasi Irak ke Kuwait, tetapi kemudian tampaknya kedua negara itu bersikap lebih netral dan sangat hati-hati. Gaddafi berusaha menetralisir keadaan dengan mengemukakan usul supaya Irak dan Kuwait berunding langsung, kalau perlu untuk mengembalikan kedaulatan Kuwait yang sah harus mengorbankan dua pulau kecil kaya minyak yaitu Bubyan dan Warba kepada Irak atau mengabulkan permintaan hak sewa Irak.
Aljazair dan Lybia tampaknya begitu hati-hati mengambil sikap, karena berdasarkan kepada pengalaman perjuangan kedua negara tersbut.
KONTROVERSIAL
Dengan kehadiran pasukan Amerika dan sekutunya (bukan pasukan Arab dan beberapa negara Asia), di Arab Saudi menimbulkan masalah yang kontroversial. Praduga semula tentang kehadiran pasukan AS erat sangkut pautnya dengan mempertahankan kepentingan minyak di kawasan Teluk dari sekedar hanya menghadapi invasi Irak ke wilayah Arab Saudi. Dan ini pula yang menjadi alasan kuat bagi Presiden Saddam Hussein untuk tidak melepaskan Kuwait. Jangankan bersedia menarik pasukannya dari Kuwait, berundingpun brlum bersedia. Sikap Irak tetap tegar menolak semua tuntutan Arab dan PBB buat meninggalkan Kuwait tanpa syarat.
Arab Saudi terus mempesiapkan segala sesuatu untuk mempertahankan kedaulatannya dari ancaman Irak. Teluk Arab kini ramai dengan pasukan asing dan multinasional yang belum dapat dipastikan sampai kapan keberadaannya di kawasan.
Status-quo sekarang ini menjadikan pihak-pihak terkait berusaha mengkonsolidasikan diri menghadapi setiap kemungkinan. Keadaan ini tampaknya memang disengaja atau dengan kata lain sudah ada dalam skenario.
Negara-negara Arab yang mengecam invasi Irak Kuwait adalah semua negara Teluk Persia yang terdiri dari Arab Saudi, Bahrain, Uni Persatuan Emirat, Oman, Qatar dan Kuwait sendiri. Keenam negara ini adalah anggota Dewan Kerjasama Teluk semacam ASEAN. Berikutnya, Mesir, Suriah, Libanon, Somalia, Djibouti, Somalia dan Maroko.
Yang mengirim pasukan multinasional ke Arab Saudi adalah Mesir, Maroko dan Suriah.
Perpecahan dikalangan pemimpin Arab tampaknya semakin terus meruncing dan entah kapan selesainya, hanya waktulah yang menentukan dan Tuhan Yang Maha Tahu.***
Riyadh, 22 September 1990.
Note : Artikel ini dimuat Harian :
ANGKATAN BERSENJATA, edisi No. 8527, Thn XXVI, tgl 8 Oktober 1990.
Label:
Serial Perang Teluk
Peristiwa Perang Teluk:Korban Bom Kimia Irak
KORBAN BOM KIMIA IRAK
SUDAH BERJATUHAN
Apabila perang Teluk Persia benar-benar pecah, kita tidak dapat membayangkan betapa fatal akibatnya bagi kehidupan manusia. Apa yang disebut dengan "Chemical Weapon" yang kita kenal dengan "senjata kimia", benar-benar ada dan pernah dicoba bukan saja kepada tikus dan binatang, tetapi juga kepada manusia.
Bukti dan kenyataan berbicara , sama sekali tidak dapat dibantah, benar-benar telah dicoba oleh Presiden Saddam Hussein dan serdadunya kepada rakyat dan bangsanya sendiri suku Kurdi di Irak Utara.
Peristiwa ini dikenal dengan pembantaian Halbaja, sebuah kota kecil pemukiman suku Kurdi yang memberontak kepada Presiden Saddam Hussein pada pengujung tahun 1988. Ribuan rakyat Kurdi mati seketika.
Pejuang bangsa Kurdi ingin membebaskan diri dari kekuasaan Saddam Hussein dan mengumandangkan kalimat Tauhid, "La Ilahailallah, wa Muhammadan Rasulullah" , mengangkat senjata melawan kekejaman penguasa Baghdad yang sekuler, pada akhirnya menerima nasibnya yang amat drastis. Seluruh penduduk kota Halbaja, tua muda, perempuan dan anak-anak hancur lebur ditelan senjata kimia beracun.
Bom-bom kimia yang dilepaskan dari udara itu membuat pejuang-pejuang bangsa Kurdi bertekuk lutut, bukan saja manusia Kurdi yang hancur juga kemulian mesjid dan madrasah dihancur-leburkan betul-betul suatu peristiwa yang telah dicatat sebagai noda hitam rezim Saddam Hussein.
Senjata kimia itu pulalah yang amat ditakuti sekarang ini, andaikata perang Teluk meletus.. Saddam Hussein sering sesumbar akan melepaskan senjata kimianya lewat rudal Scud dan lewat pesawat tempur. Senjata kimia yang beracun ini akan dapat membumihanguskan Arab Saudi dan kawasan Teluk Persia dalam sekejap. Ancaman Irak itu membuat Amerika dan sekutunya menjadi kecut, namun ancaman dibalas pula dengan ancaman lebih dahsyat lagi. AS juga akan melepas bom kimianya untuk mnghancurkan instalasi pabrik senjata kimia Irak lebih cepat .
Dengan demikian akan terjadilah perang terbuka yang akan menjurus kepada perang dunia ke III.
Senjata kimia serupa juga digunakan Saddam Hussein ketika perang delapan tahun dengan Iran. Semula Irak membantah sama sekai tidak mempunyai pabrik senjata kimia, tetapi kemudian terbukti senjata kimia Irak telah memporak-porandakan rakyatnya sendiri.
Ketika SaddamHussein menutupi keganasannya itu, sebuah tim dari Palang Merah Internasional menemukan kenyataan amat mengerikan seperti dapat dilihat dalam foto-foto, suatu kejadian yang tidak dapat dibantah.
Selain senjata kimia, Irak kemungkinan besar juga mempunyai senjata nuklir. Pusat pembangkit senjata nuklir Irak pernag di bom oleh Irael sehingga Irak harus memindahkan pusat nuklirnya ketempat yang baru.
Instalasi itu kini sudah diketahui posisinya dan jika perang meletus, pusat-pusat nuklir Irak inilah yang akan dihancurkan lebih dulu.
Sebuah harapan menjelang "deadline" 15 Januari 1991 disampaikan kepada pihak terkait di kawasan Teluk untuk tidak akan melepaskan sebuah pelurupun dan akan kembali kepada keadaan normal. Semua pihak menginginkan perang tidak akan meletus seperti yang dikatakan Presiden AS, George Bush dalam pesan tahun barunya kepada pasukan AS di Teluk "Anda akan kembali ke Amerika tanpa sebutir pelurupun ditembakkan". mudah-mudahan. (ZS)
(Haluan Padang, 3 Januari 1991)
SUDAH BERJATUHAN
Apabila perang Teluk Persia benar-benar pecah, kita tidak dapat membayangkan betapa fatal akibatnya bagi kehidupan manusia. Apa yang disebut dengan "Chemical Weapon" yang kita kenal dengan "senjata kimia", benar-benar ada dan pernah dicoba bukan saja kepada tikus dan binatang, tetapi juga kepada manusia.
Bukti dan kenyataan berbicara , sama sekali tidak dapat dibantah, benar-benar telah dicoba oleh Presiden Saddam Hussein dan serdadunya kepada rakyat dan bangsanya sendiri suku Kurdi di Irak Utara.
Peristiwa ini dikenal dengan pembantaian Halbaja, sebuah kota kecil pemukiman suku Kurdi yang memberontak kepada Presiden Saddam Hussein pada pengujung tahun 1988. Ribuan rakyat Kurdi mati seketika.
Pejuang bangsa Kurdi ingin membebaskan diri dari kekuasaan Saddam Hussein dan mengumandangkan kalimat Tauhid, "La Ilahailallah, wa Muhammadan Rasulullah" , mengangkat senjata melawan kekejaman penguasa Baghdad yang sekuler, pada akhirnya menerima nasibnya yang amat drastis. Seluruh penduduk kota Halbaja, tua muda, perempuan dan anak-anak hancur lebur ditelan senjata kimia beracun.
Bom-bom kimia yang dilepaskan dari udara itu membuat pejuang-pejuang bangsa Kurdi bertekuk lutut, bukan saja manusia Kurdi yang hancur juga kemulian mesjid dan madrasah dihancur-leburkan betul-betul suatu peristiwa yang telah dicatat sebagai noda hitam rezim Saddam Hussein.
Senjata kimia itu pulalah yang amat ditakuti sekarang ini, andaikata perang Teluk meletus.. Saddam Hussein sering sesumbar akan melepaskan senjata kimianya lewat rudal Scud dan lewat pesawat tempur. Senjata kimia yang beracun ini akan dapat membumihanguskan Arab Saudi dan kawasan Teluk Persia dalam sekejap. Ancaman Irak itu membuat Amerika dan sekutunya menjadi kecut, namun ancaman dibalas pula dengan ancaman lebih dahsyat lagi. AS juga akan melepas bom kimianya untuk mnghancurkan instalasi pabrik senjata kimia Irak lebih cepat .
Dengan demikian akan terjadilah perang terbuka yang akan menjurus kepada perang dunia ke III.
Senjata kimia serupa juga digunakan Saddam Hussein ketika perang delapan tahun dengan Iran. Semula Irak membantah sama sekai tidak mempunyai pabrik senjata kimia, tetapi kemudian terbukti senjata kimia Irak telah memporak-porandakan rakyatnya sendiri.
Ketika SaddamHussein menutupi keganasannya itu, sebuah tim dari Palang Merah Internasional menemukan kenyataan amat mengerikan seperti dapat dilihat dalam foto-foto, suatu kejadian yang tidak dapat dibantah.
Selain senjata kimia, Irak kemungkinan besar juga mempunyai senjata nuklir. Pusat pembangkit senjata nuklir Irak pernag di bom oleh Irael sehingga Irak harus memindahkan pusat nuklirnya ketempat yang baru.
Instalasi itu kini sudah diketahui posisinya dan jika perang meletus, pusat-pusat nuklir Irak inilah yang akan dihancurkan lebih dulu.
Sebuah harapan menjelang "deadline" 15 Januari 1991 disampaikan kepada pihak terkait di kawasan Teluk untuk tidak akan melepaskan sebuah pelurupun dan akan kembali kepada keadaan normal. Semua pihak menginginkan perang tidak akan meletus seperti yang dikatakan Presiden AS, George Bush dalam pesan tahun barunya kepada pasukan AS di Teluk "Anda akan kembali ke Amerika tanpa sebutir pelurupun ditembakkan". mudah-mudahan. (ZS)
(Haluan Padang, 3 Januari 1991)
PP ALHARBI TERIMA SANTRI BARU
PONDOK PESANTREN MODERN
AL HARBI
MENERIMA PENDAFTARAN SANTRI BARU
TAHUN PELAJARAN 2009-2010
TINGKAT :
1. MADRASAH TSANAWIYAH
2. MADRASAH ‘ALIYAH
5 JUNI – 5 JULI 2009
PENDAFTARAN DI SEKRETARIAT :
SAWAH JAUH – PABALUATAN – KEC. RAMBATAN KAB. TANAH DATAR
TELP. (0752) 75755092 – HP. 081371153532
AL HARBI
MENERIMA PENDAFTARAN SANTRI BARU
TAHUN PELAJARAN 2009-2010
TINGKAT :
1. MADRASAH TSANAWIYAH
2. MADRASAH ‘ALIYAH
5 JUNI – 5 JULI 2009
PENDAFTARAN DI SEKRETARIAT :
SAWAH JAUH – PABALUATAN – KEC. RAMBATAN KAB. TANAH DATAR
TELP. (0752) 75755092 – HP. 081371153532
Langganan:
Postingan (Atom)